Opini by Zeng Wei Jian
semarak.co– Singapore-based independent pollster “Blackbox Research” dan “Toluna”; consumer intelligence platform ngadain survei. China, Vietnam dan New Zealand ranking teratas soal respond Covid-19.
Rakyat percaya pemerintah 3 negara itu. Impressive. Sebaliknya rakyat Hongkong, Perancis, Singapore dan Jepang ada di klasment paling bawah.
Sekali pun hanya 4 orang tewas di Hongkong, rakyat ngga nilai itu sukses pemerintah. Inisiatif Hongkongers & pengalaman SARS kuncinya. Pemerintah malah gagal suplai masker.
Kapal Diamond Princess, situasi migrant worker, dan gonta-ganti policy adalah faktor korosif yang trigger erosi kepercayaan rakyat kepada Pemerintah Jepang & Singapore.
Presiden Jokowi kasi sinyal relaksasi. Virus & ekonomi merupakan masalah simultan. Berdamai dengan Virus Corona. Re-open the country. Kerja lagi.
Jusuf Kalla merespon, “Kalau Corona-nya tak mau bagaimana? Haduh ada-ada aja-lah”
Wagub Ariza Patria mengajak masyarakat “dancing with the virus” pasca PSBB selesai.
Ngga butuh Ferdinand de Saussure dan Novelist Umberto Eco untuk memahami statement Presiden Jokowi & Wagub Ariza.
Ngga perlu Hermeneutics & semiotics untuk menginterpretasi dua pernyataan di atas.
“Peace is a day-to-day problem, the product of a multitude of events and judgments. Peace is not an ‘is,’ it is a ‘becoming,’ ” kata Ethiopian Emperor Haile Selassie.
“Damai denga virus” ngga berarti kalah, diam dan membiarkan Covid-19 memakan nyawa.
Senada dengan pesan John F. Kennedy; “Peace is a daily, a weekly, a monthly process, gradually changing opinions, slowly eroding old barriers, quietly building new structures.”
Membangun pola baru. The new normal. Jaga ekonomi. Protect the nation. Hanya bandit yang menginginkan lockdown permanent. Minimal sampai pecah revolusi sosial. Krisis moneter. Jokowi tumbang.
Awalnya video-video orang jatuh tersungkur di trotoar disebar. Produksi paranoid massal. Ternyata pasien positif Covid-19 tidak seperti itu.
Perang melawan Covid-19 butuh prajurit hebat. “The strongest of all warriors are these two—Time and Patience,” kata Leo Tolstoy.
We are in state of war. Perang lama belum selesai. Perang baru i.e. putar roda ekonomi di tengah pandemic ada di depan mata. PSBB diterapkan. Bantuan sosial sudah ditebar. Virus tidak mati. Ekonomi goyang.
Maka sebuah transformasi metodologi dan metamorfosis strategi merupakan keharusan.
“The definition of insanity is doing the same thing over and over again, but expecting different results,” kata Albert Einstein.
THE END