Oleh Hamka Suyana *)
semarak.co-Dalam kurun waktu satu dekade ini, khususnya 5 tahun terakhir, banyak masyarakat yang menjerit menderita, karena menghadapi kenyataan kehidupan yang benar-benar pahit. Penulis sering mendengar keluh kesah masyarakat.
Problem kehidupan seabrek, ekonomi seret, keuangan mampet. Getir! Padahal menurut cerita mereka, kondisi sebelumnya relatif normal, lancar, dan stabil. Salah satu kisah nyata yang memilukan akibat beratnya menghadapi keringnya masalah ekonomi.
Seperti yang dialami sebuah keluarga pada momentum Idul Fitri, dua tahun silam. Kalim adalah buruh serabutan. Menjelang akhir Ramadhan, ia menghadapi ujian berat yang tidak terduga. Awal musibah terjadi 3 hari sebelum Idul Fitri.
Istri Kalim yang tampaknya relatif sehat, tiba-tiba pingsan karena kena serangan stroke mendadak. Beberapa hari kemudian, nyawanya tidak tertolong. Penyebab serangan stroke dipicu faktor kesulitan ekonomi yang dirasakan sangat berat. Kebutuhan dapur kosong. Uang tidak punya, padahal Idul Fitri hampir tiba.
Beratnya beban pikiran akibat kemiskinan yang menjadi penyebab istri Kalim meninggal tepat pada hari raya Idul Fitri. Kepedihan Kalim hanyalah sebutir contoh kecil dari sekian banyak kisah duka yang melanda rakyat di negara yang dikenal kaya raya sumber daya alamnya.
Apa yang menjadi penyebab melonjaknya angka kemiskinan, padahal di dalam bumi Indonesia tersimpan sumber kekayaan alam yang melimpah ruah? Banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya krisis ekonomi dan bahkan meluas menjadi krisis multidimensi.
Salah satu penyebab utama yang bisa dikategorikan sebagai causa prima adalah ENERGI VIBRASI NEGATIF seorang presiden. Penjelasannya demikian. Berdasarkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, setiap manusia memancarkan gelombang elektromagnetik yang berasal dari pikiran dan perasaannya yang disebut vibrasi.
Manusia yang lain dan alam menangkap dan akan merespon gelombang tersebut tanpa tersekat ruang dan waktu. Vibrasi adalah sebuah energi atau kekuatan yang dapat menarik hal-hal seperti peristiwa atau benda. Ketika vibrasi dalam tubuh positif, bisa menarik hal-hal baik.
Sebaliknya, jika vibrasi yang dipancarkan tubuh berkadar negatif, maka yang akan ditarik atau dipancarkan adalah hal-hal yang bersifat negatif. Energi vibrasi pada manusia berpusat pada HATI yang merupakan sentral pengendali Perasaan atau Pikiran Bawah Sadar.
Teori ini disebut Law of Attraction (LoA) atau Hukum Tarik-Menarik. Munculnya masalah besar yang melanda negeri, terikat oleh hukum sebab-akibat. Sebab adalah bagian hulu dan akibat berposisi di bagian hilir.
Carut marutnya keadaan, merupakan hilirisasi konsekuensi atau akibat dari kecurangan yang terjadi 5 tahun silam sehingga berkuasalah seorang presiden yang dari alam bawah sadarnya senantiasa memancarkan energi vibrasi negatif, yang kemudian ditangkap alam dan setelah diterjemahkan, muncullah berbagai keburukan yang melanda negeri.
Kini hasil akhir Pilpres 2024, berdasarkan keputusan konstitusi yang sudah dimanipulasi, Paslon 02, Prabowo Subianto – Gibran Raka Buming Raka mendapat hadiah istimewa, ditetapkan sebagai Presiden dan Wapres Terpilih.
Andaikata mereka dilantik memimpin Indonesia, bisa diprediksi keadaan negara akan lebih buruk dibanding kepemimpinan Presiden Jokowi. Mengapa? Karena kejahatan demokrasi Pilpres curang tahun 2024 jauh lebih parah dan lebih brutal, yang belum pernah terjadi sebelumnya selama dilaksanakan Pilpres langsung.
Jika tahapan Pilpres 2024 dianalogikan aliran sungai, air yang mengalir di bagian hulu sudah sangat keruh. Semakin ke hilir dipastikan semakin pekat. Mustahil air yang mengalir sampai ke hilir akan bening. Memang berdasarkan aturan konstitusi dan kalkulasi logika akal manusia, Paslon 02 dipercaya sudah mendapatkan tiket untuk memimpin Indonesia.
Apakah bisa dipastikan hasil kejahatan demokrasi Pilpres curang akan melenggang tanpa rintangan memasuki Istana? Berdasarkan kemunculan pratanda dan berpedoman janji Allah pada Al Qur’an, hasil Pilpres curang akan berhadapan dengan ancaman Allah pada QS Ali Imran ayat 26 dan 54.
- Firman Allah:
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Āli ‘Imrān [3]:26)
- Firman Allah:
وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ ࣖ
Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Āli ‘Imrān [3]:54). Janji Allah pasti ditepati dan pasti terjadi. Satu demi satu mulai terbukti.
Pelaku aksi kejahatan demokrasi Pilpres curang yang mendapatkan pembuktian secara kontan dari kedua ayat di atas, adalah sang eksekutor aksi kejahatan demokrasi. Ketua KPU, Hasyim Asy’ari dicabut kekuasaan sebagai penyelenggara pemilu dan diberikan bonus hukuman sosial, nama terhina karena menyandang predikat “suka bermain perempuan”.
Apa yang akan Allah timpakan kepada sang dalang aksi kejahatan demokrasi yang diperankan Presiden Joko Widodo dan penadah hasil kejahatan demokrasi yang diperankan Paslon 02? Hanya Allah Yang Maha Tahu. Himbauan kepada orang beriman dan yang merindukan lahirnya Era Perubahan.
Pada umumnya tidak sadar, keyakinannya telah tercemar oleh polusi aturan konstitusi yang sudah dimanipulasi dengan “menuhankan” Keputusan KPU, dipercaya sebagai penentu kepemimpinan nasional, Presiden dan Wapres. Luruskan keyakinan berdasarkan kedua ayat di atas bahwa pihak yang melakukan kecurangan Pilpres, yakin akan dibalas Allah dengan kegagalan dan dihinakan.
Wallahu a’lam bishshowab
Taman Sasyuik, 3-8-2024
*) Pengamat Kemunculan Pratanda