Partai NasDem memutuskan untuk tidak ikut masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Cukup mengejutkan keputusan Partai NasDem ini karena menjelang pelantikan Prabowo sebagai presiden 2024-2029, Minggu besok (20/10/2024).
semarak.co-Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim menyatakan ada banyak pertimbangan yang dipilih partai besutan Surya Paloh ini sebelum akhirnya sepakat untuk tidak masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
“Atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan juga untuk tidak masuk dalam cabinet,” ujar Hermawi Taslim kepada wartawan di RSPAD Gatot Subroto, Kawasan Senen, Jakarta Pusat, Minggu (13/10/2024) seperti dilansir cnncindonesia.com,Senin, 14 Okt 2024 06:40 WIB.
Ia beralasan masukan dan pemikiran dari NasDem kepada pemerintahan Prabowo-Gibran jauh lebih penting dari sekadar kehadiran di dalam kabinet. “Pikiran-pikiran kita, kontribusi kita terhadap berbagai hal, itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kita masuk,” tuturnya.
Meski begitu, ia mengatakan partainya tetap bergabung dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Hermawi mengatakan keputusan partainya yang tidak mengusulkan kandidat menteri juga sempat ditanyakan oleh Prabowo selaku presiden terpilih.
Akan tetapi, kata dia, NasDem tetap dengan keputusan final untuk tidak ikut bergabung dalam kabinet Prabowo-Gibran. “Pak Prabowo pernah bilang, NasDem kok belum kasih masuk nama. Kita diam saja, jadi bukan soal menolak atau menerima, tetapi sikap NasDem adalah memberi kontribusi lain selain menempatkan orang di cabinet,” pungkasnya.
Sebelumnya Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku sudah lama memantau calon menterinya yang akan masuk pada kabinet 2024-2029 mendatang. Menurut Prabowo, nama-nama itu sudah disetor oleh pimpinan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Dia mengklaim banyak di antara nama-nama itu memiliki kapabilitas. Prabowo mengungkap di antara nama-nama itu selama ini juga sudah bekerja sama dengan dirinya di Kabinet Indonesia Maju. Dia juga mengakui telah melakukan diskusi dengan mereka meski prosesnya dilakukan secara tertutup.
“Jadi sebetulnya proses pemantauan itu sudah berjalan lama, kita sudah sering diskusi jadi ada tahap-tahap yang kita tidak di depan media, tapi sudah dilaksanakan,” kata Prabowo yang mendapat ucapan selamat sebagai presiden terpilih pertama kali dari Ketua umum Partai NasDem Suryo Paloh.
Di bagian lain Wakil Ketua Umum Partai NasDem Saan Mustopa membeberkan alasan mengapa partainya memilih untuk tak berada di dalam kabinet Prabowo-Gibran. Saan menyebut, pilihan Partai NasDem ini didorong oleh rasa tahu diri atas posisinya.
“Nah, karena itu secara etika tentu NasDem istilahnya tahu diri ya?” ujar Saan saat ditemui di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 14 Oktober 2024 seperti dilansir tempo.co, Senin, 14 Oktober 2024 12:25 WIB.
Diketahui bawah Partai NasDem bukan merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo-Gibran di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Partai NasDem memilih untuk mendukung Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Saat itu NasDem yang duluan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) kemudian mendapat sokongan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebenarnya ada Partai Demokrat, tapi setelah Anies didukung NasDem lebih memilih Cak Imin sebagai cawapres ketimbang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), akhirnya Demokrat hengkang.
Kembali Saan Mustopa menyebut bahwa NasDem mendahulukan pos-pos kementerian bagi para partai politik yang mendukung Prabowo sejak awal. “NasDem memberikan kesempatan bagi partai-partai koalisi pendukung Pak Prabowo-Pak Gibran untuk mengisi komposisi di cabinet,” kilah Saan.
Meskipun NasDem telah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran usai dinyatakan memenangi Pilpres sehingga KIM berubah nama menjadi KIM Plus termasuk PKS dan PKB. “Jadi, sekali lagi ini lebih kepada soal etika dan kepantasan aja, karena memang NasDem bukan partai pendukung,” ujarnya.
Wakil Ketua DPR Fraksi NasDem menyatakan, kurang pantas jika partainya ikut ribut soal kabinet dan meminta kursi-kursi kosong. Kursi tersebut, kata dia, lebih berhak diduduki oleh koalisi. “Sehingga kalau misalnya NasDem ribut soal kabinet, rasanya kurang paslah kan gitu loh. Minta ini, minta itu. Jadi kami lebih kepada dalam posisi tahu dirilah, kan gitu,” ulang Saan. (net/cnn/tpc/smr)