Dramawan yang juga aktor film Japi Panda Abdiel Tambajong yang populer dengan nama pena Remy Sylado dilaporkan meninggal, Senin sore (12/12/2022). Budayawan sekaligus anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon yang mengabarkan informasi tersebut melalui media sosial akun twitter pribadinya @fadlizon.
semarak.co-Remy yang dikenal juga sebagai mantan wartawan, sastrawan dengan melahirkan karya buku berjudul Sam Po Kong hingga Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa) meninggal dalam usia 77 tahun. Kicauan Twitter Fadli Zon menyampaikan ucapan duka dengan menyertakan potretnya kala menjenguk Remy Sylado di RSUD Tarakan, Jakarta.
“Selamat jalan Bang Remy Sylado. Baru beberapa hari lalu ngobrol tentang Elvis Presley dan manajernya Kolonel Tom Parker. RIP,” kata Fadli melalui akun Twitter, @fadlizon dikutip Republika.co.id di Jakarta, Senin (12/12/2022) dilansir msn.com, Senin malam (12/12/2022), 11.23 WIB.
Salah satu sahabat Remy Sylado, yakni Jose Rizal Manua, mengonfirmasi kebenaran kabar duka tersebut. “Iya, benar Remy Sylado meninggal,” kata aktor sekaligus pendiri Teater Tanah Air itu kepada awak media, Senin siang.
Hanya saja, Jose Rizal Manua tak memberi tahu lebih detail mengenai berpulangnya Remy Sylado. Yang jelas, Remy Sylado dikabarkan sakit pada Januari lalu. Saat itu, ia disebut sudah setahun terbaring sakit, ada sakit di bagian kaki dan pinggangnya.
Calon presiden (capres) Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta kala itu langsung menjenguk Remy Sylado. Ia juga mengurus agar Remy dirawat tanpa biaya alias gratis di rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Kawasan Cideng, Jakarta Pusat.
Mengilas balik, Remy Sylado memulai karier sebagai wartawan. Ia kemudian menulis banyak novel. Remy Sylado juga dikenal piawai melukis, sutradara teater/drama, dan tahu banyak tentang film. Almarhum pernah dianugerahi hadiah Kusala Sastra Khatulistiwa 2002 untuk novel Kerudung Merah Kirmizi.
Remy Sylado dinyatakan meninggal karena komplikasi penyakit yang dimilikinya hari ini. Semasa hidup, Remy Sylado dikenal sebagai orang yang sangat kritis dalam membuat karya. Pada 2019, laman nasional medcom.id menghampiri kediaman sang sastrawan di kawasan Bogor untuk membicarakan tulisannya yang berjudul Supratman Indonees Indonees dan Kasus Hak Ciptanya.
Remy Sylado dengan tegas dan percaya diri mengatakan bahwa WR Supratman menulis “Indonesia Raya” dengan menjiplak lagu “Lekka Lekka Pinda Pinda” dari Belanda. Untuk mendukung argumennya, Remy menuliskan secara rinci dan runtut perjalanan WR Supratman ketika Ia menulis ‘Indonees Indonees’ (Judul awal Indonesia Raya).
Selain itu, Remy juga menyebutkan lagu lain yang WR Supratman ciptakan dengan menjiplak yaitu “Ibu Kita Kartini”. Lagu “Ibu Kita Kartini” sangatlah mirip dengan lagu “O Ina Ni Keke”, lagu asal Manado.
“Jadi ada dua yang terkenal dia punya lagu, yaitu Indonesia Raya dan Ibu Kita Kartini. Lagu Ibu Kita Kartini tidak lebih tidak kurang sama dengan lagu rakyat Manado, Ina Ni Keke,” katanya sambil sedikit bersenandung Lagu Ibu Kita Kartini dan O Ina Ni Keke, memperlihatkan kemiripannya.
Remy mengungkapkan bahwa komponis besar perlu kejujuran dan pengkajian yang benar agar tidak salah berbicara. Ia juga membicarakan penetapan Hari Musik Nasional yang tidak jelas. “Itu juga enggak jelas, satu. Apalagi kalau ambil (dari hari lahir) WR Supratman, ini lagu dia Indonesia Raya saja cacat,” ungkapnya.
Ditambahkan Remy, “Saat itu plagiat dari lagu Lekka Lekka Pinda Pinda. Itu kalau kamu baca (artikel yang ditulisnya) dokter giginya Bung Karno yang diterbitkan Majalah Intisari di situ ada lagu teks asli Lekka Lekka Pinda Pinda.” (net/mi/kum/med/rep/smr)