by Zeng Wei Jian
semarak.co -Akhirnya that very sad situation itu datang. Indonesia masuk ke dalam 50 negara terinfeksi Covid-19. Tidak separah Korea dan Iran. Tidak pula bikin shock. Hanya sedikit panik.
“A financial panic is a very bad thing, but a government panic can do far greater damage in a far shorter time,” kata Politisi Tom McClintock.
Presiden Jokowi tenang. Menkes Terawan malah berkata, “Difteri saja kita ngga takut, apalagi Corona”.
Element anti pemerintah & ISIS wannabe menuding Presiden Jokowi menutupi informasi. Asyik bangun narasi serem. Antek asing bahagia setelah pemerintah merilis dua orang di Depok kena Covid-19. “Amerika, Australia & Arab Saudi benar,” kata mereka.
Semua orang tau, sooner or later, Covid-19 pasti masuk. Interaksi dengan warga dunia seperti Jepang ngga bisa distop. Indonesia is not an iron curtain country.
Covid-19 di China pengaruhi satu dunia. Semua sektor kena dampak. Tahun 2019, elastisitas pertumbuhan ekonomi global terhadap China mencapai 0,49%. Artinya, bila ekonomi China tumbuh 1% maka ekonomi global tumbuh 0,49%. China pegang 13% produksi barang dunia. Kontribusi bidang jasa sebesar 5%. Covid-19 membuat ekonomi lesu.
Pengumuman seputar infeksi Covid-19 bagaikan ‘direct current counter shock’. Sedikit panik yang terkontrol trigger herd buying. Ekonomi mikro berdenyut.
Pengumuman resmi idealnya sekitar tanggal 05. Pas gajian. Tapi tampaknya ada penyebar hoax yang mendahului scenario negara maka pengumuman itu dipercepat.
Nasi sudah jadi bubur. Pemerintah mesti pasang mata dan telinga. Deploy kekuatan intelijen. Siagakan TNI-Polri.
Pasalnya ada kelompok anti pemerintah sedang membangun narasi lain dan menyebarkan hatespeech terhadap ethnis Tionghoa. Framingnya: Tionghoa gila-gilaan nyetok sembako.
Faktanya ada banyak orang sudah gajian hari Senin tanggal 02. Mereka biasa belanja mingguan. Setiap awal bulan, supermarket memang rame. Plus historia Covid-19 meningkatkan volume pembelian. Produsen untung. Dagangan laris.
My colleague Mr Chandra menceritakan warga sekitar Kelapa Gading juga merilis aksi stocking. N they are not Chinese. Supermarket sampe kosong. Wajar. Normal. Itu bentuk antisipasi untuk merespon the worst scenario.
Poros III Anti-Tionghoa nyebar hoax foto seorang pria sipit dengan tumpukan dus-dus mie instant. Narasinya rasis. Padahal orang itu ternyata retailer. Dia beli banyak mie instant sebagai items yang dijual lagi di toko kecilnya.
Electrical Nerve Stimulation telah dilakukan. Denyut ekonomi menggeliat sebentar. Saatnya pemerintah mengendalikan geliat itu. Jangan dibiarkan liar dan bablas. Batasin pembelian. Tangkap pelaku penimbunan dan permainan harga. Ciduk gembong provokator dan penebar kecemasan massal. Stop hoax.
Warga sebaiknya tenang. Nyantai-nyantai. Percaya pada Pemerintah. Tetap waspada. Jaga stamina. Patuhi instruksi pimpinan. Pimpinan DPR minta warga tenang. Stop aksi Panic Buying.
THE END