Paguyuban Motekar kerja bareng Garuda Institute, Coretan Sumedang, Inimah Sumedang, Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja dan putra Sumedang yang bertugas di luar Sumedang, bahu membahu membangun Kampung Buricak Burinong di Dusun Cisema di tepi Bendung Jatigede. Sebuah model perkampungan yang sarat kreativitas, dengan memberikan sentuhan cat warna-warni pada rumah dan berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial.
“Ini murni gerakan rakyat untuk mengembangkan kampung wisata unik dan menarik dengan cat rumah warna warni, sehingga terlihat buricak burinong,. Mudah-mudahan dengan adanya inisiatif dan kreativitas dari bawah, dukungan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam pengembangan pariwisata Jatigede akan lebih optimal,” ujar Herman Suryatman, Pembina Paguyuban Motekar di Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (8/7).
Dijelaskan, lokasi Cisema sangat strategis, selain pemandangannya indah dengan panorama pantai Waduk Jatigede, juga memiliki potensi alam yang nyaman dan asri karena berbatasan dengan kawasan hutan Perhutani. Di sisi lain, masyarakat Cisema, Pakualan serta Darmaraja pada umumnya, memiliki potensi budaya dan tinggalan budaya yang adiluhung. Berbagai situs luhur yang menjadi cikal bakal Kerajaan Simedang Larang dan Kabupaten Sumedang, berada di kawasan Cipaku dan Pakualam Darmaraja.
Cisema dan Puncak Damar ke depan potensial menjadi destinasi wisata selfie yang unik dan menarik. “Saya yakin kawasan ini bisa kita dorong menjadi destinasi wisata selfie tingkat dunia. Trend wisata dunia sekarang mengharuskan setiap destinasi itu harus ‘instagramable’ atau menarik untuk dipakai selfie dan di upload di instagram. Nah potensi Kampung Buricak Burinong Cisema-Puncak Damar dengan pemandangan alam Jatigede yang eksotis, akan membetot perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Tunggu saja tanggal mainnya,” ungkap Herman.
Selanjutnya Herman berharap, Pemerintah Kabupaten Sumedang segera turun tangan all out menata kawasan Jatigede. Cisema-Puncak Damar bisa dijadikan titik masuk dan pengungkit bagi pengembangan destinasi kawasan Jatigede khususnya dan Sumedang pada umumnya.
“Bayangkan kalau wisata buricak burinong ini sinergi dengan wisata budaya dan kuliner di Sumedang Kota, wisata paralayang di Batu Dua, wisata Arung Jeram di Parakankondang, ekowisata di kawasan Tampomas, agrowisata di kawasan KAS dan Toga, serta wisata edukasi dan kerajinan di kawasan Jatinangor, pasti akan mengangkat pontensi wisata Sumedang di pentas regional, nasional maupun global,” terangnya.
Antusiasme masyarakat serta putra daerah yang berada diluar Sumedang sangat besar untuk turut serta membangun Kampung Buricak Burinong. Terbukti saat dilakukan lelang kepedulian untuk pengadaan cat yang dimotori Camat Darmaraja dengan sumbangan spontan sebanyak 50 kg, dalam waktu sekejap terkumpul 500 kg cat. Sumbangan tersebut bukan hanya dari peserta rapat, tetapi juga dari putra daerah yang bertugas di Jakarta yang turut mengikuti lelang melalui video call.
“Saya sangat mendukung kegiatan kreatif seperti ini. Masyarakat juga memiliki kesiapan prima untuk terlibat langsung dan mensukseskan pembangunan kampung buricak burinong ini. Dari, oleh dan untuk masyarakat. Alhamdulillah waktu saya pancing tadi dengan memberikan sumbangan 50 kg cat, langsung nyantok dan terkumpul 500 kg. Mudah-mudah ini menjadi awal yang baik,” ucap Agus Qori, Camat Darmaraja.
Disampaikan, selain dukungan dari Paguyuban Motekar, serta dari anak-anak muda Sumedang yang tergabung dalam Sumedang In Move, rencana pembangunan Kampung Buricak Burinong juga di back up oleh beberapa perguruan tinggi ternama seperti ITB, Unpad dan IPDN, serta putra daerah Sumedang yang bertugas di Kementerian PANRB, Kementerian Perdagangan, Kementerian Ketenagakerjaan dan BPPT. (wiy)