Maskapai berbiaya hemat atau low cost carrier (LCC) PT Citilink Indonesia bersinergi dengan perusahaan perawatan pesawat PT GMF AeroAsia (GMF) dengan membentuk anak usaha yang bergerak di bidang pendidikan dalam dunia aviasi dan nonaviasi, PT Garuda Ilmu Terapan Cakrawala (GITC) Indonesia.
Direktur Utama Citilink Juliandra mengatakan, GITC Indonesia yang resmi berdiri 30 Agustus 2019 ini merupakan bentuk ekspansi bisnis Citilink dalam bidang pendidikan dan pengembangan kualitas SDM (sumber daya manusia), serta dalam rangka mendukung operasional penerbangan.
Pada tahap awal ini GITC Indonesia akan menyediakan fasilitas pendidikan bagi SDM untuk menunjang kegiatan operasional di lingkungan Garuda Indonesia Group, termasuk pendidikan untuk Pilot, Awak Kabin, Engineer dan juga Pegawai Darat.
“Komposisi kepemilikan saham dari kedua perusahaan pelat merah Garuda Indonesia Group ini, 80 persen Citilink dan 20 persen GMF,” kata Juliandra di Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (23/9/2019) seperti dirilis Humas Citilink.
Dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang mumpuni serta tenaga pengajar yang ahli di bidangnya, lanjut Djuliandra, diharapkan GITC Indonesia mampu menghadirkan pendidikan di bidang aviasi yang berkualitas baik dan terpercaya.
Ke depannya, kata dia, GITC Indonesia akan membuka fasilitas pendidikan di bidang aviasi untuk umum, adapun pelatihan yang disediakan mulai dari pendidikan untuk operasional maskapai (airline operation) hingga pendidikan untuk pengembangan bisnis maskapai (airline business).
Untuk memberikan kualitas pendidikan terbaik GITC yang saat ini bertempat di Duri Kosambi, Cengkareng, dilengkapi berbagai fasilitas penunjang yang lengkap mulai dari ruang kelas, lounge, asrama hingga simulator berbagai tipe pesawat seperti Airbus A320, Airbus A330, Boeing 737-800NG, ATR 72-600 dan CRJ1000.
Direktur Utama GMF Tazar Marta Kurniawan mengatakan, pendirian anak usaha ini merupakan upaya GMF dalam rangka pemenuhan kualitas SDM yang dapat mendukung ekspansi bisnis.
Melalui pembentukan anak usaha yang fokus terhadap pengembangan kualitas dan pelatihan tenaga kerja, ke depannya GITC diharapkan dapat melahirkan teknisi-teknisi andal untuk mendorong percepatan pertumbuhan bisnis GMF.
“Kedepannya kami berupaya memperluas jangkauan penyedia pelatihan teknisi pesawat dengan menyasar pelanggan lain di luar Garuda Indonesia Group melalui GITC Indonesia,” ungkap Tazar.
Adapun bentuk pelatihan yang disediakan bersifat mandatory training, sehingga usaha gabungan ini memiliki potensi pasar yang besar dengan menarik MRO lain baik domestik maupun internasional. (lin)