China Naik Pitam setelah AS Kirim Kapal Perusak Rudal Dekat Wilayah Sengketa LCS

Kapal USS Benfold berlayar di Laut China Selatan (LCS). Foto: cnnindonesia.com

China naik pitam setelah Amerika Serikat (AS) mengirim satu kapal perusak rudal ke dekat wilayah sengketa di Laut China Selatan (LCS), pada Rabu (8/9/2021). Divisi 7th Fleet dari Angkatan Laut AS menyatakan, kapal USS Benfold itu berlayar di jarak 12 mil laut dari Mischief Reef, bagian dari Kepulauan Spratly yang dibangun China di LCS.

semarak.co-Menurut AS, China tak berhak mengklaim kepulauan itu sebagai wilayah kedaulatannya. Seperti diketahui, AS mengirimkan kapal USS Benfold ini beberapa hari setelah China menerapkan hukum maritim baru yang mewajibkan identifikasi terlebih dahulu sebelum memasuki wilayah perairannya.

Bacaan Lainnya

Di bawah hukum internasional seperti tertera di Undang-Undang Konvensi Laut, tulis pernyataan 7th Fleet, bebatuan seperti Mischief Reef yang tenggelam ketika air pasang dalam keadaan alamiahnya tak bisa dianggap sebagai wilayah teritori laut.

“Upaya-upaya seperti reklamasi lahan, pembangunan instalasi dan struktur di Mischief Reef tak mengubah karakteristiknya di bawah hukum internasional,” demikian pernyataan 7th Fleet melanjutkan seperti dikutip CNN yang dilansir CNN Indonesia | Kamis, 09/09/2021 13:03 WIB.

Di bawah aturan ini, China mewajibkan kapal-kapal untuk memberi tahu nama, memberikan informasi mengenai posisi mereka, pelabuhan tujuan selanjutnya, serta perkiraan jam ketibaan sebelum memasuki kawasan Negeri Tirai Bambu.

Ketika USS Benfold melintas di dekat Kepulauan Spratly tanpa menjalankan aturan itu, China menuding AS memasuki kawasan perairannya “secara ilegal.” Mereka pun mengusir kapal itu.

“Pada 8 September, kapal perusak rudal USS Benfold masuk secara ilegal ke wilayah perairan menuju Mischief Reef di kepulauan Nansha tanpa persetujuan pemerintah China. Angkatan udara menindaklanjuti pengawasan itu dan memberikan peringatan agar mereka menjauh,” ujar juru bicara Komando Teater Selatan China, Tian Junli.

Junli juga mengatakan bahwa, “Aktivitas itu secara serius melanggar kedaulatan dan keamanan China. Sikap AS ini merupakan bukti jelas yang menunjukkan hegemoni dan militerisasi AS di Laut China Selatan.”

7th Fleet kembali membantah pernyataan China itu. Mereka menyatakan bahwa protes tersebut merupakan bukti terbaru cara (China) untuk menyalahartikan operasi maritim AS yang sesuai hukum dan memaksakan klaim maritim mereka yang tidak sah di LCS. (net/cnn/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *