Cegah Pernikahan Anak, Selvi Gibran: Menikah Bukan Hanya soal Cinta, Butuh Kesiapan Fisik dan Tanggung Jawab Besar

Selvi Gibran Rakabuming, Ketua Umum Solidaritas Perempuan untuk Indonesia (SERUNI) Kabinet Merah Putih (KMP) saat menghadiri sosialisasi Pencegahan Penikahan Anak Usia Dini di RSUP NTB, (11/6/2025).

Ratusan pelajar SMP se-Kota Mataram, Forum GenRe NTB, kader Posyandu, TP PKK Kota Mataram, serta perwakilan OPD Pemprov NTB, mengikuti Sosialisasi Pencegahan Penikahan Anak Usia Dini di Aula Rinjani RSUP Provinsi NTB pada Rabu (11/6/2025).

Semarak.co – Hadir pada acara tersebut Ketua Umum Solidaritas Perempuan untuk Indonesia (SERUNI) Kabinet Merah Putih (KMP) Selvi Gibran Rakabuming. Dia didampingi Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendukbangga/BKKBN Uni Kuslantasi Wihaji.

Bacaan Lainnya

“Kita tidak ingin ada lagi penikahan anak di negeri ini. Menikah bukan hanya soal cinta. Butuh kesiapan fisik, kedewasaan berpikir, dan tanggung jawab besar,” ujar Selvi Gibran, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Kamis (12/6/2025).

Selvi menyampaikan pentingnya pendidikan dan kesiapan menyeluruh sebelum menikah. “Pendidikan adalah pintu masa depan kalian. Kejar cita-cita setinggi mungkin, lalu pertimbangkan pernikahan saat kalian benar-benar siap fisik, mental, dan ekonomi,” ujarnya.

Tentu pencegahan pernikahan anak tidak bisa dilakukan sendiri. Remaja perlu memupuk kesadaran dan mendorong agar teman sebayanya juga memperhatikan masa depan.

“Setelah dari sini, mari kita sebarkan semangat ini. Kita ingin mencetak generasi Indonesia Emas 2045. Semua harus belajar dengan sungguh-sungguh, menjadi anak-anak yang pintar, tangguh, dan siap menggapai mimpi. Kita wujudkan Indonesia Emas 2045 bersama-sama,” tutup Selvi.

Uni Wihaji menegaskan, gerakan pencegahan penikahan anak merupakan bagian penting penguatan ketahanan keluarga dan penurunan stunting. “Anak-anak kita punya potensi besar. Jangan biarkan tekanan budaya atau lingkungan merampas masa depan mereka,” tambahnya.

Tidak hanya isu penikahan anak, kunjungan Selvi juga mencakup berbagai agenda edukatif sebagai dukungan terhadap pemberdayaan perempuan dan keluarga. Selain itu, pelatihan branding dan foto produk UMKM di Rumah BUMN Lombok Timur.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Saya jadi tahu bahwa menikah di usia dini bisa berdampak buruk bagi masa depan,” ungkap Ardi, siswa salah satu SMP di Kota Mataram.

Kehadiran Forum GenRe NTB memberikan pendekatan segar dan sefrekuensi dengan remaja, menjadikan diskusi terasa lebih hidup. Materi mencakup dampak pernikahan usia dini terhadap kesehatan reproduksi, psikologis remaja, ekonomi serta hambatan terhadap pendidikan dan masa depan anak. (hms/smr)

 

Pos terkait