“Ini juga bisa menjawab jejaring dari para pengusaha yang tumbuh di 44 kecamatan untuk bisa menjadi reseller dari produk-produk yang diproduksi oleh pengusaha-pengusaha yang lahir dari program OK-OCE,” jelas Sandi usai meresmikan Ok Oce Mart.
Selain menjual produk hasil pengusaha asuhan program OK-OCE, minimarket ini juga menjual produk-produk yang biasa ditemukan di minimarket lain seperti barang kebutuhan sehari-hari. Sandi menjelaskan, Alex sudah membuka tawaran bagi pengunjung yang tertarik membangun OK-OCE Mart di daerahnya. “Kita yang memulai di sini tapi ada 44 lagi kecamatan di Jakarta yang masih terbuka untuk para simpatisan, para investor, maupun pengusaha yang ingin bermitra dengan OK-OCE Mart ini,” ujar Sandi.
Ini, lanjut Sandi, OK OCE Mart pertama di Cikajang, Jakarta Selatan. OK OCE Mart ini memiliki konsep menjaring pengusaha kecil yang lahir dari program OK OCE. “Dijaring dari pengusaha yang tumbuh di 44 kecamatan, yang diproduksi oleh pengusaha yang lahir dari program OK Oce,” terang Sandi.
Meski memprioritaskan unit usaha masyarakat, OK OCE Mart ini juga menjual produk-produk lainnya yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Toko ini menggunakan bekas kontainer sebagai bangunannya. Kontainer tersebut dimodifikasi agar bisa berfungsi sebagai toko dan dicat dengan warna oranye.
Menurut Sandi, konsep ini dirancang kurang dari satu bulan. Alasan penggunaan bekas kontainer ini, menurut Sandi adalah agar mudah dipindahkan. Selain itu, OK Oce Mart ini juga menggunakan sistem berbasis IT. “Konsepnya pakai kontainer, bisa dipindah-pindah, digagas kurang dari satu bulan. Ada 3 karyawan yang dipekerjakan di sini, OK OCE Mart ini juga menggunakan sistem online, berbasis IT,” jelas politikus Gerindra ini.
Salah satu keunggulan lain dari Oke OCE Mart ini adalah harganya yang 10% lebih murah dibanding toko sejenis lainnya. Sandi berencana, Oke OCE Mart ini akan ada di 44 kecamatan seluruh DKI Jakarta. “Sudah membuka tawaran bagi yang datang ke sini. Ada 44 lagi yang masih terbuka untuk para simpatisan, para investor,” pungkasnya.
Alex Asmasoebrata menambahkan, untuk membangun toko di depan ruko miliknya, butuh modal awal sekitar Rp 200 juta. “Namun untuk membangun toko semacam ini sebenarnya juga bisa dilakukan dengan modal yang lebih ringan,” papar Alex yang membangun ruangan toko terbuat dari kontainer yang ful kaca dan dilengkapi penyejuk udara.
Alex mengaku modal tersebut merupakan hasil patungan 30 orang, termasuk dirinya. “Modalnya hasil kumpul-kumpul. Lokasi tempatnya punya saya,” ujar Alex di lokasi yang dulunya sebagai salah satu Posko Relawan Agus-Sylvi.(kmc/dtc/pkc/lin)
