Capres Anies Baswedan Klaim Koalisi Partai Pengusungnya Makin Solid, Jadi Penentuan Cawapres Bisa Kapan Saja

Muncul nama baru yang digadang-gadang sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden (capres) Anies Baswedan. Sosok cawapres Anies tersebut bukan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan (Aher).

semarak.co-Sosok lain muncul saat Partai Demokrat dan PKS sama-sama ngotot mendudukkan kadernya di kursi calon RI-2 pendamping Anies Baswedan untuk Pilpres 2024. Meski telah dideklarasikan sebagai capres oleh Partai NasDem sejak awal Oktober 2022, capres Anies mengaku tak mau terburu-buru perihal cawapres.

Bacaan Lainnya

Apalagi, tiga partai yang hendak mengusungnya, NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga kini belum juga meresmikan koalisi. Namun begitu, sejumlah nama sempat muncul digadang-gadang sebagai calon kuat pendamping Anies.

Lantas, siapa gerangan yang kelak dipilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai cawapresnya? Lagi-lagi capres Anies mengatakan, dirinya tak buru-buru soal figur cawapres lantaran ingin lebih dulu menilik pasangan capres-cawapres dari koalisi partai politik lain.

“Ya saya kira kalau mau main badminton, menentukan pasangan kalau belum tahu kontestan di seberang bagaimana?” tepis capres Anies saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022) dilansir msn.com dari tribun-timur.com – Senin malam (21/11/2022).

Dia mengaku saat ini memilih fokus membantu penjajakan Partai NasDem, Demokrat, dan PKS yang tengah mengupayakan kerja sama Koalisi Perubahan. Anies juga bilang, sepanjang sejarah pilpres sejak 2004, pasangan capres-cawapres selalu diumumkan mendekati masa akhir pendaftaran.

Oleh karenanya, menurut dia, terlalu dini untuk menentukan cawapres saat ini. Namun begitu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut telah menentukan kriteria cawapres yang dia inginkan. “Ini bagian dari strategi, karena itu kenapa prematur untuk membicarakan pasangan sekarang,” kilah Capres Anies lagi.

Dilanjutkan mantan Gubernur DKI Jakarta, “Tapi menyepakati kriteria (cawapres) sekarang. Kriteria cawapres apa? Kombinasi pasangan yang memiliki probabilitas untuk memenangkan kontestasi. Kriteria itu kesepakatannya, tapi siapanya kita tunggu nanti,” lanjut dia.

Kendati demikian, sejak Anies diumumkan sebagai capres Partai NasDem, sejumlah nama disebut-sebut bakal menjadi pendampingnya. Sebutlah AHY. Tak lama setelah deklarasi pencapresan, Anies sempat bertemu AHY untuk membahas kerja sama politik.

AHY bahkan pernah menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan menyatakan kesiapannya menjadi cawapres Anies. Demokrat pun terus mendorong ketua umumnya itu menjadi calon RI-2. Pada saat bersamaan, PKS menginginkan mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS Aher jadi pendamping Anies.

Keduanya juga sempat bertemu pada akhir Oktober lalu. PKS pun percaya diri Anies memilih kadernya jadi calon RI-2 lantaran rekam jejak Aher sebagai Gubernur Jawa Barat dua periode. Sempat ngotot dengan usulan masing-masing, belakangan, Demokrat dan PKS mengaku legawa jika kader mereka tak dipilih sebagai pendamping Anies.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman mengatakan, paling penting, cawapres Anies mampu mendongkrak kemenangan pada pemilu mendatang. “Saya kira kami di PKS tidak masalah,” kata Sohibul di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, mengatakan, pihaknya tak memasang harga mati untuk memasangkan Anies dengan AHY. “Jadi tentu segala strategi termasuk pasangan cawapres ini adalah faktor memenangkan yang jadi pertimbangan kami,” ujar Teuku Riefky.

Jadi tentu akan jadi keputusan capres Anies dan dibicarakan juga dengan partai koalisi. Sebelumnya, Nasdem sempat menyampaikan bahwa partainya lebih mempertimbangkan sosok di luar Nasdem, Demokrat, dan PKS sebagai cawapres Anies.

Kendati begitu, Surya Paloh telah memberikan keleluasaan bagi capres Anies untuk menentukan calon pendampingnya. Belakangan, muncul nama baru yang disebut-sebut berpotensi menjadi cawapres Anies, yakni Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang notabene anak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Isu ini mencuat setelah Anies dan Gibran bertemu dengan sarapan bareng di Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/11/2022). Saat itu capres Anies sempat memuji kinerja Gibran sebagai Wali Kota Solo. Dia juga menyebut putra sulung Presiden Jokowi itu sebagai figur yang bisa menjangkau seluruh kelompok masyarakat.

Namun demikian, Anies mengatakan, tak ada yang spesial dari pertemuannya dengan Gibran. Keduanya banyak membahas soal pembangunan kota. “Tidak ada (pembicaraan) yang khusus dengan Mas Gibran kemarin, kita silaturahmi, lebih banyak ngobrolin tentang pembangunan kota,” kata Anies, Jumat (18/11/2022).

Melihat ini, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, capres Anies Baswedan telah membuat langkah bijak dengan tidak terburu-buru menentukan figur cawapres. Menurutnya, keputusan soal cawapres memang lebih baik menunggu calon kompetitor dari poros koalisi partai-partai politik lain.

“Dengan begitu, akan dapat dipertimbangkan secara lebih matang apakah akan mencari figur dengan basis massa kuat di suatu daerah dengan jumlah pemilih besar, atau memilih figur berlatar belakang ketua umum partai dengan basis dukungan politik kuat sebagai wakil presiden akan mendampingi nanti,” kata Bawono kepada kompas.com, Minggu (20/11/2022).

Menurut Bawono, sikap Anies yang lebih memprioritaskan pembentukan koalisi juga sudah tepat. Ketimbang membahas cawapres, lebih baik Anies berupaya meningkatkan popularitasnya dengan memperkuat jaringan dari tingkat pusat hingga daerah, serta melakukan sosialisasi politik lewat kunjungan-kunjungan ke daerah.

“Hal itu memang jauh lebih penting untuk dilakukan saat ini oleh Anies Baswedan dan partai-partai politik pendukung mengingat berdasarkan data survei saat ini tingkat popularitas Anies Baswedan belum mencapai angka 85 persen sehingga intensitas safari politik mengelilingi Indonesia harus kian ditingkatkan,” kata Bawono.

Terkait potensi Gibran Rakabuming menjadi cawapres Anies, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai bahwa itu hal yang mustahil. “Kejauhan bicara duet Anies-Gibran. Untuk saat ini sangat utopis dan mustahil,” kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Adi mengatakan, PDI Perjuangan punya banyak stok kader yang lebih berpengaruh ketimbang Gibran. Sebutlah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani yang malah digadang-gadang sebagai calon presiden.

Terlepas dari sosok Gibran, kata Adi, politik dan pendukung PDI-P juga cenderung berseberangan dengan Anies Baswedan, sehingga mustahil jika partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu bersedia mengusung Anies sebagai calon RI-1. “Secara politik elektoral pertemuan Anies dan Gibran tak ada yang spesial, sebatas pertemuan biasa mantan Gubernur Jakarta dengan Wali Kota Solo,” ujar Adi. (net/tbc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *