Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) mengungkap penyebab elektabilitas Prabowo Subianto turun, sementara Anies Baswedan naik. Lembaga survei IPI baru saja mengeluarkan hasil temuan terbaru terkait elektabilitas 3 bakal calon presiden (capres) yang mereka lakukan pada Juli 2023.
semarak.co-Ketiga bakal capres yang berpeluang kuat maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 tersebut adalah Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Hasilnya menunjukkan elektabilitas Prabowo mengalami penurunan, Ganjar stagnan, sementara Anies justru ada kenaikan.
Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan terdapat dua faktor yang membuat adanya indikasi penurunan elektabilitas Prabowo. Dia kemudian menyimpulkan ada dua sebab mengapa elektabilitas Prabowo menurun meski tidak signifikan.
“Pak Prabowo turun di semua simulasi antara 2-3 persen,” kata Burhanuddin dikutip dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Sabtu (19/8/2023) dilansir tribunsumsel.com melalui laman berita msn.com, Sabtu malam (19/8/2023).
Pertama penurunan suara Prabowo dalam survei tersebut dikarenakan mulai terjadi pergeseran pemilihnya ke capres Anies Baswedan. “Satu, Anies Baswedan mulai menggerus kembali basis-basis Pak Prabowo terutama di Sumatera. Kenaikan suara Mas Anies diikuti tren penurunan Pak Prabowo meski kisarannya 2-3%,” cetusnya.
Faktor kedua, adanya penurunan dukungan pemilih Jokowi-Ma’ruf Amin di Pemilu 2019 ke Prabowo. “Pendukung Pak Jokowi yang memilih Pak Prabowo di survei bulan Juni 2023 sebanyak 28,9%. Namun di Juli 2023 turun menjadi 26%. Jadi penurunannya (elektabilitas Prabowo) dari dua sisi ini.
Di sisi lain, dalam Survei Indikator Juli 2023, elektabilitas Ganjar stagnan. Sementara Anies mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir. “Saya melihat mas Ganjar sebenarnya stagnan dibanding Juni 2023. Di simulasi 3 nama, mas Ganjar ada di kasaran 35% sekarang 35% juga. Yang ada indikasi naik adalah Anies Baswedan di Juni 21%, sekarang 23,9%,” jelasnya.
Seperti diketahui, hasil survei yang dilakukan Indikator Politik pada 15-21 Juli 2023 menunjukkan peta elektabilitas calon presiden masih dinamis. Berdasarkan simulasi tiga nama dalam survei tersebut, Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan 35,2%.
Unggul tipis dibandingkan bakal capres Prabowo Subianto di angka 33,2%. Sementara Anies Baswedan berada di posisi ketiga dengan angka 23,9%. Adapun survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.811 orang responden.
Respondennya adalah warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Para responden itu dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error 2,35% pada tingkat kepercayaan 95%.
Di bagian lain Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei split-ticket voting calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 menurut agama dan etnis. Diketahui, dari sudut pandang pemilih, split-ticket voting ini menunjukkan fleksibilitas pilihan.
Dari hasil survei tersebut, berdasarkan split-ticket voting, koalisi yang mengusung Prabowo Subianto unggul di pemilih Islam sebesar 51,4%. Sementara koalisi Anies Baswedan meraup angka 42,4% dan koalisi Ganjar Pranowo di angka 34,2%. Anies masih cukup besar peluangnya untuk menyalip Prabowo, jika dilihat dari kalangan pesantren, Nahdliyin, dan milenial.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, pemilih dapat memilih parpol yang ia suka di satu sisi, dan memilih calon yang ia suka apapun partai pendukungnya pada sisi lain.
“Namun, dari sudut pandang peserta pemilu, yakni parpol dan calon, split-ticket voting dapat mengindikasikan setidaknya dua hal yakni keberhasilan parpol untuk menjaga loyalitas pemilihnya dan kekuatan personal calon menarik sebanyak mungkin pemilih, bahkan dari basis parpol yang tidak mengusungnya,” ujar Burhanuddin di Jakarta, Jumat (18/8/2023).
“Basis partai koalisi Prabowo Subianto terutama dari kelompok muslim, etnis Jawa 56,9 persen, Sunda 46,7 persen, Minang 49,7 persen, Madura 45,1 persen dan etnis lainnya 50,6 persen,” demikian Burhanudin dilansir republika.co.id melalui laman berita msn.com, Sabtu (19/8/2023).
Diketahui, beberapa partai tampak makin menunjukkan keberpihakan pada masing-masing calon presiden. Perkembangan teranyar adalah merapatnya Partai Golkar dan PAN ke kubu Prabowo.
Menghadapi perkembangan ini, PDIP masih bergeming, menampilkan kepercayaan diri dengan kekuatannya bersama partai Islam PPP yang diharapkan cukup untuk memenangkan Ganjar. IPI melakukan survei 15 sampai 21 Juli 2023 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah responden dalam survei tersebut sebanyak 1.811 orang. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dipilih. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sekira 2,35 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Terkait pilihan capres di Pilpres 2024, beredar chat postingan yang menjadi pesan berantai di media sosial whatsapp (WA) grup. Adapun komentarnya berbunyi: “Alhamdulilah pada pilpres 2024, Allah takdirkan pilihan sesuai dengan selera atau keinginan kita masing-masing, yaitu:”
- Jika ada anggota masyarakat yang suka minuman beralkohol dan suka nonton film porno, maka capresnya ada.
- Jika ada anggota masyarakat yang suka gaya militer dan gebrak-gebrak meja yang bermasalah atau cacat hukum yang ditandai pemecatan dari institusi TNI – capresnya ada.
- Jika ada anggota masyarakat yang suka dengan kecerdasan intelektual dan rajin ibadah santun, dekat dengan ulama, memperjuangkan Islam/umat muslim, berprestasi berkinerja baik sesuai kenyataan di lapangan bermanfaat bagi rakyat- capresnya ada.
Sekarang saatnya kita pilih, dan jangan ada kegaduhan lagi. Wassalam…Salam Perubahan Th 2024. Ingat anak anak cucu kita jangan sampai teraniaya. (net/msn/tbc/rep/smr)
sumber: chat komen member WAGroup BASECAMP PEJUANG 24 JAM (postSabtu19/8/2023/)