Capai Pertumbuhan Remitansi Dua Digit, BNI Jadi Pioneer Go Live SWIFT GPI

BNI berupaya meningkatkan volume transaksi dan kualitas layanan remitansinya dengan bergabung menjadi member eksklusif Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication - Global Payment Innovation (SWIFT GPI). BNI menjadi pioneer atau bank pertama yang “Go Live” SWIFT GPI di Indonesia sejak 8 Januari 2019. Per Desember 2018, BNI mencatatkan volume transaksi remitansi sebesar USD 85.3 Miliar, di mana volume tersebut tumbuh sebesar 14.2 % secara year on year. foto: dok humas BNI

PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan volume transaksi remitansi sebesar USD 85.3 miliar per Desember 2018. Di mana volume tersebut tumbuh sebesar 14.2% secara year on year (yoy).

Untuk lebih meningkatkan volume transaksi dan juga kualitas layanan remitansinya di 2019, BNI melakukan lompatan dengan bergabung menjadi member eksklusif Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication – Global Payment Innovation (SWIFT GPI).

BNI menjadi pioneer atau bank pertama yang “Go Live” SWIFT GPI di Indonesia sejak 8 Januari 2019. Sebagai anggota SWIFT GPI, bank pelat merah ini dapat memberikan pelayanan transaksi keuangan antar negara secara lebih cepat, lebih transparan, dan jauh lebih mudah melacak posisi transaksi pembayaran yang dilakukan.

Itu dimungkinkan karena SWIFT GPI menerapkan kode referensi UETR (Unique End to End Transaction Reference) yang dapat dimonitor, sehingga keberadaan transaksi dapat terlacak keberadaannya secara real time.

Direktur Tresuri dan  Bisnis Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, SWIFT GPI merupakan sebuah standar baru dalam pembayaran global lintas negara, dimana terdapat penyempurnaan atas proses dan transparansi pembayaran yang sebelumnya diterapkan melalui SWIFT.

Seperti diketahui, standar SWIFT GPI diterbitkan oleh sebuah perusahaan penyedia layanan kiriman uang ke seluruh dunia yang saat ini memiliki 10.400 member di 200 negara, baik bank maupun non bank. Sebagai member, BNI menjadi salah satu dari 360 bank di seluruh dunia yang telah melakukan inisiasi menjadi member SWIFT GPI.

Melalui SWIFT GPI, BNI berkomitmen untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, baik nasabah korporasi maupun ritel, yang membutuhkan layanan kiriman uang sesuai kebutuhan mereka. Kebutuhan terbesar nasabah adalah informasi mengenai keberadaan transaksi mereka serta kepastian waktu tempuh transaksi hingga sampai ke penerima.

“Dahulu untuk menemukan transaksi kiriman uang harus melalui beberapa proses. Pertama kami harus menanyakan status transaksi kepada intermediary bank melalui MT 199 dan menunggu jawaban yang waktunya tidak dapat diketahui. Dengan SWIFT GPI, bank dan nasabah dapat mengetahui dimana transaksi berada secara real time,” kata Rico di Jakarta, Selasa (8/1) seperti dirilis Humas BNI.

Sebagai pioneer transaksi berbasis SWIFT GPI di Indonesia, BNI akan terus mengembangkan sistem untuk memenuhi kebutuhan nasabah. “Tahap selanjutnya kami akan membangun aplikasi tracker transaksi SWIFT GPI yang dapat diakses oleh nasabah melalui gadget, jadi mereka bisa melakukan tracking transaksi pribadi langsung melalui ponselnya,” lanjut Rico.

Perbankan yang tidak bergabung sebagai member SWIFT GPI tidak dapat memantau proses transaksi yang dia kirimkan. Nasabah pada bank yang tidak menjadi member SWIFT GPI juga akan sulit untuk memantau posisi transaksi, waktu tempuh transaksi tidak dapat teridentifikasi dikarenakan pengirim dan penerima tidak mengetahui berapa jumlah bank yang harus dilalui oleh transaksi tersebut.

3 Keunggulan

Terdapat 3 keunggulan yang diberikan oleh SWIFT GPI yaitu Kecepatan, Transparansi dan Terlacak. Kecepatan dimaksudkan adalah, transaksi kiriman uang dapat terselesaikan pada hari yang sama (same day service).

Hal ini dikarenakan setiap member SWIFT GPI wajib meneruskan transaksi dengan limitasi waktu yang ditentukan, sehingga diharapkan tidak ada delay transaksi di salah satu pihak.

Transparansi dimaksudkan bahwa terdapat transparansi informasi yang dapat diakses oleh seluruh pihak, diantaranya rincian pembayaran, konfirmasi pembayaran serta biaya yang dibebankan oleh masing-masing bank.

Terlacak dimaksudkan bahwa setiap transaksi yang dikirim akan dapat terlacak oleh semua pihak.

Selain itu untuk meningkatkan performa operasional transaksi kiriman uang, BNI telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2015 untuk layanan pemrosesan remitansi.

Sertifikasi ini menunjukkan bahwa dari sisi operasional,memiliki performa yang sangat baik untuk melakukan proses remitansi dikarenakan terdapat komponen SAFE (Secure, Accurate, Fast and Efficient) yang terstandandarisasi.

Mengenai BNI Smart Remittance

BNI Smart Remittance hadir untuk melayani kiriman uang dari luar negeri ke Indonesia, maupun dari Indonesia ke seluruh dunia. Layanan kiriman uang BNI dari Luar Negeri didukung oleh sistem yang handal, dan  jaringan internasional yang luas melalui 6 Kantor Cabang Luar Negeri, 2 Kantor Perwakilan, BNI Remittance Limited di Hong Kong, serta 1.600 bank koresponden di seluruh dunia.

Kiriman uang dari luar negeri ke Indonesia dapat diterima baik ke rekening BNI, rekening bank lain, maupun yang diambil tunai di cabang BNI, Agen46, Kantor POS, Pegadaian, Alfamart dan Mitra lainnya yang telah bekerjasama dengan BNI.

Bekerjasama dengan  bank di seluruh dunia, BNI juga dapat melayani kiriman uang ke luar negeri dengan Same Day Service, Yuan Remittance, Won Remittance, Local Currency Settlement (LCS) ke Malaysia dan Thailand serta kiriman uang ke 125 mata uang lokal di seluruh dunia. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *