Teknologi informasi yang melesat cepat, telah mengubah berbagai segi kehidupan manusia. Tidak terkecuali pula cara belajar dan memahami materi pembelajaran. Mahasiswa dan pelajar di era teknologi informasi perlu memahami pula kondisi tersebut.
“Belajar saat saya masih kuliah dulu dengan mahasiswa yang belajar saat ini berubah banget. Dulu dosen mengambil peran dominan dalam kegiatan belajar. Sekarang tidak selalu demikian,” kata Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Dr. Mujioni Sadikin saat menjadi pembicara pada diskusi ‘Campus Talk seri XI’ di kampus UMB, Jakarta, Rabu (20/3).
Dalam diskusi bertema Tantangan Belajar di Era Digital, Dekan Fasilkom tersebut mengatakan fakta pertama dalam era teknologi digital adalah keberlimpahan informasi. Hal tersebut tentu sangat menguntungkan bagi mahasiswa dan pelajar.
Juga bermanfaat bagi dosen dan guru yang memberikan materi. Namun, sambung dia pada sisi lain keberlimpahan informasi itu bisa menjadi penyesatan dan kebingungan bagi mahasiswa.
Karena informasi yang berlimpah perlu kemampuan untuk menganalisisnya. Tidak serta merta memanfaatkan informasi itu untuk pembelajaran. “Informasi yang tersedia di dunia maya perlu dilakukan verifikasi dan validasi.
Hal ini yang kadang mahasiswa malas melakukannya. Dan itu akhirnya mendorong proses belajar menjadi tidak bagus,” pungkasnya dihadapan puluhan mahasiswa peserta diskusi.
Pengamat sosial, Ariyanto menambahkan tantangan belajar di era teknologi informasi terletak pada esensi nilai. Belajar melalui dunia maya tentu berbeda ke dalaman pengetahuan dengan belajar secara konvesional, seperti tatap muka.
Menurutnya belajar konvensional itu tidak semata menyampaikan informasi, tapi juga ada transfer nilai dan moralitas. Hal itulah yang sepertinya belum dapat dilakukan melalui teknologi informasi.
Padahal nilai-nilai dalam pembelajaran menjadi penting. “Saran bagi mahasiswa untuk lebih banyak memverifikasi memvalidasi informasi. Sekaligus tidak malas melakukan tatap muka dalam belajar,” imbuh Ariyanto. (lin)