Rematch antara calon presiden (capres) Jokowi versus Prabowo Subianto di Pilpres 2019 menjadi menarik, justru karena siapa yang menjadi cawapres dari keduanya. Kubu koalisi Jokowi menggandeng Kiyai Ma’ruf Amin.
Tidak mulus juga, jatuh korban politik PHP (Pemberi Harapan Palsu) menimpa Prof Mahfud MD yang sebelumnya santer disebut-sebut akan menjadi cawapres Jokowi, tapi di menit-menit terakhir, terpental.
Calon anggota Legislatif dari Partai Berkarya Anhar mengatakan, Mahfud curhat di ILC (Indonesia Lawyer Club), program TV1. Sedikit menyentil kembali kasus kardus duren Cak Imin yang terindikasi kuat menjadi dalang dibalik terpental dirinya untuk menjadi cawapres Jokowi.
“Kata Rocky Gerung di ILC itu juga, mengomenteri, akan sukar percaya bahasa tubuh dari pak Mahfud tidak kecewa. Karena dia mengalami secara eksistensial penghinaan di depan publik,” dan yang tersinggung adalah moralitas public,” kutip Anhar melalui pesan elektroniknya, Selasa (11/9).
“Saya rasa, satu point lagi catatan buruk bagi koalisi Jokowi. Politik adalah seni memainkan kemungkinan dan dalam politik tidak ada yang tidak mungkin, tetapi janganlah sekali-kali bermain di atas ketidakmungkinan,” lanjut dia.
Agaknya demikian itu sangat dipahami Partai Demokrat yang akhirnya berlabuh juga ke koalisi Probowo walaupun sempat memanas, atau sengaja dibuat panas, namun dalam hal ini kita harus akui bahwa SBY bukanlah politisi matang karbitan.
“Prabowo sendiri rasanya sudah banyak belajar dari 2014. Kali ini ia bermain cantik. Ia tidak se-kaku Pilpres lalu. Simpati ia dulang dari awal. Dengan rendah hati ia mematahkan gaya elegan SBY,” puji Anhar yang mantan anggota Komisi III DPR dari Partai Bintang Reformasi (PBR).
Dua kali dalam sehari ia rela bolak balik ke kediaman ketua Demokrat itu bahkan Anhar menyimak lewat televisi merasa gerah karena melihat langkah upaya Prabowo. Namun berikutnya terbuka logikanya bahwa cukup dengan hal itu saja kita sudah dapat menyimpulkan, Prabowo orang baik.
Ia menunjukan bagaimana loyalitas seorang prajurit kepada partai koalisi setianya, PAN dan PKS, dan masyarakat mengapresiasi dengan positip. “Bagi saya pertarungan pilpres 2019 ini lebih menarik dari sebelumnya, karena melihat langkah-langkah untuk menyudutkan Prabowo dengan issue negatif akan sulit dilakukan,” imbuhnya.
Isu terkait pelanggaran HAM justru akan menjadi bumerang bagi kubu Jokowi dengan adanya Wiranto yang duduk sebagai mentri di kabinetnya. “Isu jualan agama juga tertepis dengan menggandeng Sandiaga uno sebagai wakil, selain itu justru kubu Jokowi akan blunder jika memainkan itu, Ma’ruf amin seorang Kiyai,” paparnya.
Dari rangkaian itu yang sangat menarik bagi saya adalah bagaimana simbol-simbol keharmonisan hubungan antara Titiek Soeharto dan Prabowo sudah dilakukan sejak awal. “Pada hari ASI nasional lalu, publik dikagetkan saat Titiek Soeharto mengunggah foto lamannya, ia, Prabowo, dan buah hati kecil mereka, usai Titiek menjalani persalinan, saya pun tersentuh,” kenangnya.
Dalam hati, Anhar berdoa semoga Allah membuka hati keduanya untuk bersatu Kembali. ”Titiek Prabowo, nama yang Elok untuk sebutan Ibu Negara. Tidak bisa dipungkiri peran pendamping dalam kesuksesan pria sangatlah penting,” harapnya.
“Saya pribadi menganggap jika saja bisa kembali hubungan keduanya tidak hanya dalam kaitan politik saja, maka, saya meyakini bahwa Titiek Soeharto akan dapat menjadi filtering bukan saja isu negatif terkait yang akan dimainkan fihak lawan, tapi juga akan dapat mensterilkan lingkungan dalam di sekitar Prabowo, tak mudah untuk disusupi,” ungkapnya.
Selain itu, bukankah masyarakat kita meyakini bahwa akan menjadi kurang sempurna kehebatan seorang laki-laki saat ia tanpa didampingi seorang istri? Bukankah, memang demikianlah sejatinya peran seorang istri, agar dapat menutupi segala bentuk kekurangan suami?
Semoga saja terbuka jalan bagi keduanya di awal remacht ini, dan jika itu terjadi, saya berani katakan Prabowo sudah komplit, ia sudah betul-betul siap untuk tanding ulang dan menang. Karena di awal pun ia sudah mampu memenangkan harapan banyak orang, yakni untuk memboyong bu Titiek kembali pulang, betul? (lin)