Butuh Melek Digital dan Inovasi, KemenKopUKM Perkuat Usaha Rotan Trangsan

Pembukaan acara Bimbingan Peningkatan Mutu Produk dan Perluasan Jaringan Pemasaran Usaha Mikro pada Komoditas/Klaster Rotan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). Foto: humas KemenKopUKM

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rotan terbesar di dunia. Ada sekitar 40 jenis rotan komersial yang dihasilkan di Indonesia. Sebagian besar rotan Indonesia dijual untuk pasar ekspor dalam bentuk kerajinan, yang umumnya dilakukan pelaku usaha besar/eksportir.

semarak.co-Pemerintah mengharapkan agar pelaku UMKM dapat memegang peranan yang lebih besar dalam produksi dan pemasaran produk rotan, termasuk pelaku UMKM rotan dari Desa Trangsan. Desa Trangsan telah lama menjadi sentra kerajinan rotan terbesar di Jawa Tengah. Sebagian besar warga disana mengandalkan pembuatan kerajinan rotan sebagai mata pencaharian utama.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro, Deputi Bidang Usaha Mikro, KemenKopUKM Sutarmo, pada pembukaan acara Bimbingan Peningkatan Mutu Produk dan Perluasan Jaringan Pemasaran Usaha Mikro pada Komoditas/Klaster Rotan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022).

Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sukoharjo Iwan Setiyono, Direktur Pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi Bappenas Ahmad Dading yang hadir secara daring, serta 60 orang pengrajin rotan yang tergabung dalam KSU Trangsan Manunggal.

Adanya pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap kelangsungan perekonomian Indonesia, termasuk pelaku UMKM komoditas rotan di Desa Trangsan. “Berkurangnya aktifitas masyarakat yang menyebabkan turunnya daya beli. Sehingga, omset para pelaku UMKM juga menurun drastic,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Sutarmo, terdapat penghentian aktivitas operasional pelabuhan di negara tujuan ekspor rotan juga menjadi salah satu kendala UMKM furniture dan kerajinan. “Sudah saatnya, para pengrajin rotan harus melek digital, salah satunya melalui pencatatan laporan keuangan yang baik dan benar melalui platform digital, yaitu melalui aplikasi LAMIKRO,” ujarnya.

Dalam hal pembiayaan untuk pengembangan usaha saja. Banyak UMKM kita yang masih terkendala dalam pencatatan laporan keuangan sehingga kesulitan dalam proses pembiayaannya. Selain itu, diperlukan juga inovasi produk yang dihasilkan yang sesuai dengan minat pasar saat ini.

Sehingga produk kerajinan kita harus selalu mengikuti tren pasar yang sedang diminati. Dengan mulai dibuka kembali perdagangan luar negeri, perhelatan internasional di Indonesia seperti motoGP Mandalika dan kegiatan G20, hal ini merupakan peluang dan pangsa pasar yang sangat besar bagi para pelaku usaha.

Untuk itu, KemenKopUKM berkomitmen untuk mempercepat akselerasi tingkat adopsi digital bagi UMKM dalam hal pemasaran dan terus mendukung dalam penciptaan inovasi produk khususnya berbahan baku Rotan. Hal ini tentu tidaklah mudah, maka dirasa sangatlah perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak.

“Melalui program Pengelolaan Terpadu UMK yang diinisiasi oleh Bappenas,” tukas Sutarmo,” papar Sutarmo dilansir humas KemenKopUKM dari WAGroup FORWAKOP, Jumat (11/3/2022).

Ahmad Dading menjelaskan melalui Major Project (MP) Pengelolaan Terpadu UMK akan dibangun Rumah Produksi Bersama (Factory Sharing) Rotan di Sukoharjo. Adanya Major Project diharapkan dapat mengatasi beragam permasalahan UMKM pengrajin rotan, seperti masalah bahan baku furniture dan kerajinan.

Melalui Major Project diharapkan akan menguatkan UMKM dari sisi hulu, produksi dan sisi pemasaran, pembiayaan serta kelembagaan. “Major Project ini merupakan kombinasi sempurna pengelolaan UMK yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, yang didukung oleh beberapa kedeputian didalamnya juga dari Kementerian/Lembaga lainnya,” ujar Ahmad Dading.

Untuk tahun 2022 MP Pengelolaan Terpadu UMK akan difokuskan pada pengembangan Komoditas Rotan (Jawa Tengah), Nilam (Aceh), Biofarmaka (Kalimantan Timur), Sapi (NTT) dan Kelapa (Sulut).  “Untuk tahun depan juga akan ditambah lagi lokus Major Project ini, diharapkan dapat merata sesuai dengan kebutuhan,” ungkap Dading.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sukoharjo Iwan Setiyono menyampaikan apresiasi atas kolaborasi program Pengelolaan Terpadu UMK, antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Bappenas. “Karena di masa yang sulit ini, dengan adanya program ini, membantu bagi masyarakat khususnya UMKM di Kabupaten Sukoharjo,” ucap Iwan. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *