Buka Kelas BIPA di Cape Town Afsel, Mendikdasmen Mu’ti Beber 3 Poin Penting

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menghadiri pembukaan  kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town, Afrika Selatan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menghadiri pembukaan  kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town, Afrika Selatan.

Semarak.co – Mu’ti menyebutkan tiga poin penting program BIPA. Pertama, meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia bagi pemerhati bahasa, diaspora Indonesia, dan masyarakat internasional di luar Indonesia, agar lebih mahir berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Kedua, memperkuat peran bahasa Indonesia dalam diplomasi antarbangsa, mengingat bahasa ini telah diakui sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Selasa malam (12/8/2025).

Poin ketiga, memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengungkap keindonesiaan, baik dari unsur budaya maupun ilmu pengetahuan, antara lain, melalui karya sastra, karya ilmiah, dan tradisi lisan, seperti pantun.

Ia menambahkan, seseorang yang bisa berbicara bahasa Indonesia, dapat pula berkomunikasi dengan sekurang-kurangnya warga di lima negara selain Indonesia, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam serta sebagian warga di Singapura, Filipina, dan Thailand.

Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu bahasa populer di Australia sehingga telah diajarkan sejak 1986. Bahasa Indonesia terus berkembang di berbagai negara dan juga diminati untuk dipelajari di kawasan Eropa.

Mu’ti menyatakan. bahasa Indonesia merupakan bahasa diplomasi sekaligus bahasa persahabatan yang mendekatkan masyarakat lintas negara. Ia berterima kasih kepada Kemenlu dan para diplomat atas dukungan dan perhatian yang diberikan dalam mengenalkan bahasa Indonesia kepada masyarakat dunia.

Konsul Jenderal RI di Cape Town Tudiono menjelaskan, program BIPA di Cape Town telah berlangsung sejak 2022 melalui kerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen.

Setiap kelas diikuti 20–50 peserta, dan pada periode ini terdapat 35 peserta yang terbagi ke dalam enam kelas serta satu kelas khusus anak-anak. Karena dilaksanakan secara daring, peserta tidak hanya berasal dari Afrika Selatan, tetapi juga dari Inggris dan Peru.

Pemelajar yang terdaftar termasuk keturunan diaspora Indonesia serta pewaris tokoh bersejarah, seperti Syekh Yusuf Al-Makassari dan Tuan Guru yang berjasa memperkenalkan Islam di Afrika Selatan.

Tudiono menegaskan, pembelajaran bahasa Indonesia tidak sekadar menguasai bahasa, tetapi juga menjembatani hubungan sosial, budaya, dan sejarah Indonesia dan Afrika Selatan. Diaspora Indonesia yang dikenal sebagai Cape Malay berjumlah lebih dari 330 orang dan memiliki peran strategis sebagai penghubung kedua negara.

Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin melaporkan, sejak 2022 hingga 2025 telah dilaksanakan 12 penugasan pengajar BIPA secara daring di Cape Town dengan total sekitar 112 pemelajar. Tahun ini, periode pertama dilaksanakan pada Maret hingga Juni dan periode kedua pada Agustus hingga November dengan setiap periode difasilitasi oleh dua pengajar BIPA.

Badan Bahasa berkomitmen menyediakan pengajar, bahan ajar, dan sarana pembelajaran daring melalui laman BIPA Daring. Hafidz menambahkan, peningkatan kompetensi pengajar BIPA telah dilakukan melalui penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pengajar BIPA pada 2024. (hms/smr)

Pos terkait