PT Bank Tabungan Negara (BTN) akan menerbitkan Obligasl Berkelanjutan III Bank BTN Tahap l Tahun 2017 dengan nilai Rp5 triliun. Obligasi ini diterbitkan seiring langkah pemerintah untuk membangun 1 juta rumah. Dana yang dihimpun oleh perbankan pelat merah melalui penerbitan obligasi ini salah satunya digunakan untuk kepentingan program 1 juta rumah.
Direktur Bank BTN Adi Setianto mengatakan, industri perbankan dan bisnis properti di Indonesia masih menjadi sektor yang cemerlang. Ditambah, saat ini pemerintah tengah menggenjot program pembangunan 1 juta rumah.
“Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil emisi obligasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi kredit Bank BTN yang masih prospektif, sekaligus dalam rangka mendukung program sejuta rumah,” jelasnya di Jakarta, Selasa (13/6).
Penerbitan obligasi tersebut merupakan rangkaian Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Bank BTN dengan target senilai Rp10 triliun. Obligasi itu disematkan rating idAA+ (Double A Plus) oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Obligasi tersebut akan diterbitkan dalam empat seri, meliputi Seri A bertenor 3 tahun dengan kupon sekira 7,65%-8,3% dan Seri B dengan tenor 5 tahun dengan kupon sekira 7,95%-8,5%. Selanjutnya, Seri C bertenor 7 tahun dengan bunga sekira 8,2%-8,7% dan Seri D memiliki tenor 10 tahun dengan kupon sebesar 8,3%-8,9%.
Masa penawaran awal instrumen ini, yakni pada 13-19 Juni 2017. Selanjutnya, masa penawaran umum yakni pada 3-7 Juli 2017 dan dijadwalkan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 13 Juli 2017.
Selaku penjamin pelaksana emisi global di antaranya, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT lndo Premier Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan instrumen tersebut.
BTN pun terus berupaya menghimpun pendanaan untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada tersebut. “Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil emisi obligasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi kredit Bank BTN yang masih prospektif, sekaligus dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah,” ujarnya.
Hingga April 2017, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp170,45 triliun. Pertumbuhan tersebut melesat di atas rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional di level 9,3 persen yoy per April 2017 (data Bank Indonesia).
Industri properti pun menunjukkan geliat positif serupa. Data bank sentral menunjukkan, harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,62 persen yoy per kuartal I/2017, dengan kenaikan tertinggi pada tipe rumah kecil yakni 3,86 persen yoy.
Sebagai integrator Program Sejuta Rumah pun, Bank BTN pun tercatat telah menyalurkan kredit untuk 302.231 unit rumah dalam rangka mendukung program nasional tersebut pada periode Januari-April 2017. Rinciannya, perseroan telah menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk 61.496 unit rumah dan memberikan kredit konstruksi belum KPR untuk 240.735 unit rumah.
Transaksi Nontunai Terus Meningkat
Direktur Consumer Banking BTN Handayani menyebut transaksi nontunai BTN terus meningkat. Peningkatan transaksi nontunai tersebut seiring peningkatan transaksi online di e-commerce. “Pada Mei 2016, dari jumlah transaksi non tunai sebesar 96.899, 4.079 transaksi diantaranya adalah transaksi online. Kemudian pada Mei 2017, transaksi non tunai meningkat 34 persen menjadi 130.797 transaksi dibandingkan Mei 2016,” kata Handayani, di Menara BTN, Jakarta Pusat, Senin (12/6).
Selain itu, dia menjelaskan, pada Mei 2017 transaksi online meningkat sekitar enam kali lipat dibanding periode Mei 2016, yakni mencapai 26.321 transaksi. “Untuk nilai keseluruhan transaksi non tunai per Mei 2017 naik 36 persen, menjadi Rp 66,6 miliar dari Rp 48,9 miliar. Salah satu upaya yang dilakukan BTN untuk mendorong transaksi nontunai adalah dengan memperluas kerjasama dengan sejumlah instansi dan toko online,” ungkapnya.
BTN menargetkan, peningkatan transaksi elektronik hingga 30 persen pada tahun 2017 ini. Bank BTN bekerja sama dengan beberapa e-commerce untuk transaksi online, seperti tiket.com, Traveloka, dan lain-lain.
Kemudian pembayaran PLN juga melalui sistem e-banking Bank BTN. Dengan demikian, akan banyak masyarakat yang membuka rekening di Bank BTN. “Pengguna aktif e-banking kami sebanyak 1,2 juta dan kami ingin tambah 30 persen tahun ini menjadi 1,6 juta pengguna. Apalagi sekrang banyak yang mau mudik Lebaran, banyak yang cari hotel di Traveloka dan itu sangat membantu, karena kebetulan di program itu kami cashback mulai Rp 1-10 juta,” kata Handayani.
Pada kuartal I tahun 2017, Bank BTN membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 594 miliar atau meningkat 21,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Sementara itu, penyaluran kredit pada periode yang sama tumbuh 18,71 persen yoy menjadi Rp 169,69 triliun. Hingga Maret 2017, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 20,02 persen yoy menjadi Rp 157,42 triliun. (lin)