BTN Beri Kisi-Kisi Dividen dari Laba Tahun Buku 2024, Dirut Ungkap Potensi Muhammadiyah Masuk Jadi Pemegang Saham BTN Syariah

Jajaran direksi Bank BTN saat paparan kinerja Bank BTN kuartal I-2024. Foto: internet

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) buka suara soal kerja sama bisnis dengan organisasi agama Muhammadiyah, termasuk potensi pengendalian bersama atas kepemilikan saham di BTN Syariah.

semarak.co-Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menegaskan, proses ini masih berada pada tahap awal. Dia menjelaskan bahwa saat ini masih dalam tahap penjajakan dan kedua belah pihak sedang memahami potensi serta keinginan untuk tumbuh bersama.

Bacaan Lainnya

“Nah berapa harga, berapa syarat segala macam belum ada sama sekali dibahas dengan Muhammadiyah,” ujar Nixon dalam Public Expose, Selasa (27/8/2024) seperti dilansir dilansir bisnis.com Selasa, 27 Agustus 2024 | 21:12.

Nixon mengungkapkan bahwa alasan BTN menjalin kerja sama dengan Muhammadiyah, lantaran potensinya yang besar dalam transaksi syariah yang melibatkan jaringan luas Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Jadi bukan cuma lembaga organisasi agama tapi menurut saya juga potensial bisnis yang bisa di-develop disana banyak. Hal ini tecermin bagaimana Muhammadiyah memiliki jaringan luas, termasuk sekolah, rumah sakit, dan lembaga pendidikan di seluruh Indonesia dengan transaksi mencapai triliunan rupiah.

Ini memberikan potensi bisnis yang sangat besar, terang Nixon, banyak anggota Muhammadiyah, seperti guru, dosen, dan pegawai rumah sakit, yang kemungkinan membutuhkan fasilitas seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR). “Itu kan KPR semua tuh, mereka butuh rumah. Nah itu juga sangat besar potensinya,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut dia, sejauh ini Muhammadiyah telah menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan BTN Syariah, mencakup berbagai kegiatan seperti transaksi keuangan dan penempatan dana.  Alhasil, kata Nixon, melalui kerja sama yang telah terjalin sejauh ini membuat proses komunikasi dan negosiasi antara kedua pihak menjadi lebih lancar dan mudah.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BTN Nofry Rony Poetra mengatakan dari sisi pemegang saham, tentu pihaknya membuka mitra untuk bisa kerja sama secara strategis.  “Siapapun, pihak yang masuk mereka tentunya melihat dua sisi, bagi pihak mereka tentuya melihat kinerja UUS kita tuh luar biasa bagus sekali, potensinya juga besar,” ujarnya.

Selain menilai kinerja BTN Syariah, perseroan juga mempertimbangkan kontribusi apa yang dapat diberikan oleh mitra untuk memperluas dan meningkatkan potensi bisnis BTN Syariah. Pasalnya, Nofry mengatakan kerja sama ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi BTN Syariah tetapi juga untuk Bank BTN secara keseluruhan.

“Dan ini kan terkonsolidasi juga dengan BTN. Jadi jika Bank Syariah BTN nanti ini tumbuh bagus tentunya akan memberikan impact yang positif juga terhadap kinerja BTN secara keseluruhan,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, sejumlah pengamat menyambut baik rencana Muhammadiyah untuk ikut membesarkan BTN Syariah dalam bentuk pengendalian bersama. Hal tersebut bukan hanya dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas BTN Syariah, juga memberikan dampak signifikan kepada industri keuangan syariah.

Dengan kolaborasi tersebut, BTN Syariah nantinya memiliki akses dana murah yang melimpah dan potensi pembiayaan ke ekosistem Amal Usaha Muhammadiyah. Sementara Muhammadiyah mendapatkan kesempatan terbaik untuk kembali ke industri perbankan syariah, meneruskan visi besar para pendiri dalam memajukan dan memberdayakan ekonomi umat.

Akan tetapi, Direktur Komite Nasional Keuangan Ekonomi Syariah (KNKES) Sutan Emir Hidayat mengatakan jadi atau tidaknya kemitraan strategis itu hanya Muhammadiyah dan BTN yang tahu.  “Mereka bisa menjadi sparring partner yang tangguh bagi BSI (BRIS) untuk bersama sama memajukan ekonomi syariah,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (27/8/2024).

Emir menjelaskan salah satu tantangan utama industri keuangan syariah saat ini adalah permodalan dan kapasitas pembiayaan. Untuk itu dibutuhkan banyak pemain baru dengan skala aset yang jauh lebih besar sehingga dapat mendorong percepatan pertumbuhan industri.

“Kami setuju dengan arahan OJK bahwa pemain baru dengan skala lebih besar harus terus dimunculkan demi industri keuangan syariah yang lebih sehat, lebih kuat dan dapat tumbuh secara berkelanjutan. Pada titik ini, kami melihat rencana Muhammadiyah di BTN Syariah menjadi relevan,” ungkapnya.

Dengan munculnya pemain baru dengan skala aset yang lebih besar, maka gap antara industri keuangan konvensional dan syariah bisa terus diperkecil.   Menurut Emir, konsolidasi itu merupakan hal positif karena menghasilkan bank yang kuat secara permodalan dan fundamental yang kokoh untuk ikut menopang pertumbuhan industri perbankan syariah.

Sementara Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah menjelaskan faktor kepemilikan saham menjadi penting karena terkait voting rights, dan penempatan personel di jajaran direksi maupun komisaris.

Bagi Piter, sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan, Muhammadiyah tentu ingin menempatkan kadernya di kepengurusan bank untuk memastikan bahwa visi misi besar para pendirinya dalam mensejahterakan dan memajukan ekonomi warganya berdasarkan prinsip syariah, dapat terwujud.

“Mereka belajar dari kemitraan dengan bank syariah sebelumnya bahwa tanpa ikut menjadi pemegang saham pengendali, mimpi besar itu sulit terealisasi. Pengendalian bersama sama menjadi pilihan paling rasional daripada menjalankan sendiri,” katanya.

Di bagian lain diberitakan cnbcindonesia.com, 28 August 2024 10:30, bank dengan kode saham BBTN berencana akan membagikan dividen untuk tahun buku 2024 dengan payout ratio 20%-25% dari perolehan laba bersih tahun ini kepada para pemegang saham.

Pemberian dividen tersebut, kata Nixon, berdasarkan pertimbangan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank. “Kita akan naikkan sama pemerintah. Tapi most likely sih saya kasih guidance saja 20%-25% lah pasti,” ujar Nixon dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (28/8/2024).

Nixon mengungkapkan, namun, jika perseroan memerlukan lebih banyak modal untuk ekspansi kredit atau alasan lainnya, biasanya rata-rata dividend payout ratio pada level 20%. Selain itu, perseroan tetap berupaya menjaga laba agar tetap stabil meskipun biaya dana (cost of fund) meningkat signifikan dengan mendorong pertumbuhan fee based.

Sebagai informasi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sebelumnya, BTN memutuskan untuk membagikan 20% laba bersih tahun buku 2023 sebagai dividen. Dengan demikian emiten bersandi BBTN tersebut akan menebar dividen senilai Rp 700,19 miliar atau setara Rp49,9 per saham.

Adapun sebesar 80% atau Rp 2,8 triliun ditetapkan sebagai saldo ditahan untuk pengembangan usaha perusahaan. Rasio dividen yang diputus dalam RUPST BTN, Rabu (6/3/2024) sama dengan tahun lalu.

Pada 2023 BTN memutuskan rasio dividen sebesar 20% atau setara Rp 609 miliar dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 3,04 triliun. Adapun BTN sepanjang 2023 mencetak laba Rp 3,5 triliun sepanjang 2023, naik 14,94% secara tahunan (yoy). (net/bns/cnb/smr)

Pos terkait