BSM Incar Pembiayaan KPR Tumbuh 13% dari Kerjasama Developer Besar

Senior Executive Vice President BSM, Niken Andonowarih bersama Direktur PT Jaya Real Property menandatangani perjanjian kerjasama pembiayaan KPR.

Bank Syariah Mandiri (BSM) menyakini pasar properti prospektif. Apalagi pembiayaan yang akan digelindingkan pada harga rumah di bawah Rp1 miliar. Pada segmen tersebut, anak usaha Bank Mandiri ini menganggap masih menggeliat pasarnya.

Senior Executive Vice President BSM Niken Andonowarih mengatakan, salah satunya dengan menggandeng kerjasama PT Jaya Real Property. Sebagai bank syariah, BSM membidik pembiayaan dari kerjasama ini di kisaran 10%. Namun untuk keseluruhan total KPR pada segmen griya akan tumbuh 13%. Pencairan griya saat ini sudah mencapai Rp700 miliar.

“Kami memberikan kesempatan pada costumer Jaya Real Property yang punya lahan luas. Pengembang legendaris, kita tahu berapa unit terjual tiap bulan. Kita harap dari seluruh penjualan mereka dapat kita ambil porsi 5% sampai 10%,” kata dia di Bintaro, Tanggerang Selatan, Jumat (26/5).

Niken menjelaskan pembiayaan perumahan ini merupakan segmen yang pas buat perbankan syariah pelat merah ini. Karena Jaya Real Property banyak menjual rumah di kisaran Rp300 juta sampai Rp1 miliar. Namun ia tidak menutup kemungkinan untuk membiayai di atas itu seperti apartemen yang seharga Rp3 miliar.

Sampai saat ini, lanjut Niken, sudah mendapatkan 50 aplikasi dengan kisaran harga rumah Rp400 juta. Itu setara Rp25 miliar pembiayaan griya untuk KPR. Targetnya dapat tumbuh 5%sampai 10% dari total pemenuhan KPR Jaya Real Property yang mencapai 90%. Adapun isi perjanjian mencakup pemasaran serta fasilitas pembiayaan BSM Griya untuk konsumen perorangan yang akan membeli rumah di proyek perumahan Bintaro Jaya dan Graha Raya.

Niken mengatakan sejalan dengan fokus BSM pada segmen ritel, BSM Griya merupakan produk pembiayaan yang menjadi salah satu produk unggulan BSM. “Pembiayaan nasabah untuk kepemilikan kebutuhan rumah (landed house) masih menjadi prioritas bagi BSM” ujar Niken.

Untuk itu, tahun ini BSM agresif melakukan kerjasama dengan developer untuk menggenjot pertumbuhan bisnis di pasar kredit pemilikan rumah (KPR). “Kami membidik pertumbuhan 13% karena potensi pembiayaan rumah cukup besar mengingat masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah. Salah satu strategi untuk meningkatkan portofolionya adalah bekerjasama dengan developer atau pengembang perumahan skala besar termasuk PT Jaya Real Property,” tambah Niken.

Sementara itu Direktur PT Jaya Real Property, Swandayani menyampaikan kerjasama ini dapat mendorong penjualan karena sekarang pihaknya dapat menawarkan alternatif proses kepemilikan rumah dengan cara syariah. Terlebih lagi sasaran untuk project ini adalah masyarakat yang ingin tinggal di smart eco town yaitu mereka yang masuk dalam pasar kelas menengah Muslim.

Niken menambahkan, kelebihan bank syariah adalah angsuran tetap sesuai perikatan murabahah. “Tidak akan ada gejolak angsuran. Sesuai ketentuan syariah, bank tidak boleh mengubah yang sudah diperjanjikan di awal. Insya Allah ini lebih aman dan nyaman untuk nasabah. Tentu saja semua harus diiringi dengan kecepatan proses yang dapat memuaskan konsumen” kata Niken.

Per Maret 2017, BSM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp50,78 triliun atau tumbuh sebesar 9,14% (yoy) dari Rp55,42 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 12,47% (yoy) dari Rp63,16 triliun menjadi Rp71,04 triliun dengan dana murah sebesar Rp35,43 triliun atau 49,88% dari total DPK.

Adapun outstanding pembiayaan Griya per Maret 2017 Rp9,27 triliun dengan jumlah nasabah mencapai 44 ribu. “Kami berharap kerjasama akan berlanjut untuk proyek PT Jaya yang lainnya sehingga menjadi pilihan dan memudahkan konsumen untuk memiliki rumah berdasarkan prinsip syariah,” tutup Niken. (wiy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *