BSI dan Dewan Masjid Bersinergi Optimalkan Peran Masjid di Tengah Masyarakat

Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii (tiga dari kiri) dan Sekretaris Jenderal DMI H Imam Addaruqutni (dua dari kiri) usai tekn MoU terkait layanan Manajemen masjid, Layanan QRIS, Layanan Net Banking, dan Aplikasi Digital Banking untuk seluruh masjid di bawah naungan DMI. Turut disaksikan Direktur Utama BSI Hery Gunardi (paling kiri) dan Ketua Umum DMI H Muhammad Jusuf Kalla (paling kanan). Foto: humas BSI

PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) bersinergi mengoptimalkan peran masjid untuk penguatan ekonomi masyarakat. Sebagai langkah awal, BSI dan DMI akan mengimplementasikan layanan QRIS yang memudahkan masyarakat melakukan transaksi Zakat, infak, shadaqah (ZIS) dan aktivitas keuangan lainnya untuk masjid.

semarak.co-Penandatanganan kesepahaman dilakukan Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii dan Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruqutni yang disaksikan Ketua Umum DMI H. Jusuf Kalla dan Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Kantor Pusat BSI Gedung The Tower Jakarta Pusat, Rabu (29/9/2021).

Bacaan Lainnya

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, saat ini masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat peradaban bagi umat Islam. Karena masjid dapat berfungsi sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi umat, seperti penyelenggara Baitul Maal, unit pelayanan ZIS.

“Karena itu, masjid menyimpan potensi yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat sekaligus menjadi pilar penting terwujudnya cita-cita Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia,” ujar Hery seperti dirilis humas BSI di semarak.redaksi@gmail.com, Rabu malam (29/9/2021).

Hery juga menyebut era digital yang cepat dan dinamis harus juga direspon oleh industri perbankan syariah e-commerce, fintech, koperasi syariah maupun masjid perlu mengambil peran ini sehingga potensi ekonomi kerakyatan salah satunya potensi ZISWAF yang mencapai Rp500 triliun dapat dikelola dengan baik, transparan, digital.

Melalui kerjasama ini, BSI berkomitmen untuk menyediakan layanan untuk masjid-masjid di bawah naungan DMI berupa Layanan QRIS (Quick Response Indonesia Standard) untuk mempermudah penerimaan Kas dan ZISWAF dari jamaah secara cashless, sekaligus menyukseskan tercapainya target 12 juta merchant QRIS yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) tahun ini.

Rekening pengelolaan dana masjid lengkap dengan layanan net banking dan jasa perbankan syariah lainnya dan Aplikasi Digital Masjid yang dapat menghadirkan keterbukaan informasi keuangan, informasi ibadah maupun kajian masjid yang dapat diakses baik oleh pengurus maupun jamaah masjid secara realtime kapanpun dan di manapun.

“Ke depannya, kami berharap dapat bersinergi dengan Dewan Masjid Indonesia dibawah dukungan Kementerian Agama dalam mengoptimalkan pengelolaan dana masjid, sehingga semangat untuk memakmurkan dan dimakmurkan oleh masjid dapat tercapai,” lanjutnya.

Ketua Umum DMI Jusuf Kalla menjelaskan, ekonomi syariah memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. JK menyebut pembiayaan mudharabah yang menjadi salah satu produk unggulan perbankan syariah sebenarnya tidak berbeda jauh dengan modal ventura yang sedang menjadi trend pembiayaan saat ini, namun dengan sistem bagi hasil.

Untuk itu, JK menyambut dengan positif kerja sama yang dilakukan antara DMI dan BSI agar bisa menjadi salah satu jalan memakmurkan masjid. “Yang kita lakukan hari ini bersama-sama semoga mempunyai manfaat, karena masjid memiliki potensi untuk menjadi costumer,” imbuh JK, sapaan akrab Jusuf Kalla.

Semakin makmur jamaah, nilai JK, akan makin makmur masjidnya. Kerjasama ini penting untuk mendorong jamaah mengamalkan kebaikannya. Jadi sistem syariah ini luar biasa kalau dijalankan dengan sistem yang baik. Kita mengapresiasi BSI yang bisa berkembang,” ucap Jusuf Kalla yang mantan Wakil Presiden dua kali.

Direktur jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menyebut kerja sama yang dilakukan BSI dan DMI bisa memaksimalkan potensi besar dari masjid yang ada di Indonesia.

Diman jumlahnya hampir mencapai 800 ribu masjid. Karena itu, Kamaruddin menyebut masjid saat ini tidak lagi menjadi pusat pengembangan agama saja tetapi harus bisa menjadi pusat pengembangan ekonomi untuk umat.

Hal senada juga disampaikan Deputi Gubernur BI Sugeng, yang mengatakan upaya BSI membawa produk digitalnya ke masjid akan mempercepat pemberdayaan umat. “BI menyambut positif apa yang dilakukan BSI dan DMI hari ini, karena masjid adalah tempat yang strategis untuk pemberdayaan umat,” imbuh Sugeng.

Dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi, lanjut Sugeng, digitalisasi dan inovasi adalah kuncinya. “Ada 3 manfaat inovasi dan digitalisasi, yaitu meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan partisipasi dalam segala aktivitas,” tutup Sugeng. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *