BPJPH: Kehalalan Vaksin Bukan Hanya Aspek Agama, tapi Keamanan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan The University of Edinburgh menggelar seminar internasional tentang vaksin secara hybrid di Ruang Promosi Doktor FKM UI.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan The University of Edinburgh menggelar seminar internasional tentang vaksin secara hybrid di Ruang Promosi Doktor FKM UI.

Semarak.co – Sekretaris Utama (Sestama) Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Muhammad Aqil Irham yang menjadi pembicara, menekankan pentingnya sertifikasi halal bagi produk, termasuk produk vaksin.

Bacaan Lainnya

“Kehalalan sebuah produk, terutama vaksin, harus dijamin melalui proses sertifikasi yang ketat. Ini bukan hanya untuk memenuhi keagamaan, tetapi memastikan keamanan dan kualitas produk yang digunakan masyarakat,” ungkapnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media Halal Indonesia (BPJPH), Rabu (5/3/2025).

Dia menyatakan, selain sebagai jaminan kehalalan produk, sertifikasi halal juga memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing industri farmasi nasional.

“Dengan adanya jaminan halal, produk-produk farmasi, termasuk vaksin, akan lebih mudah diterima di pasar domestik maupun internasional. Ini adalah peluang besar bagi industri kita untuk berkembang di pasar global,” tambahnya.

Muhammad Aqil Irham juga mengajak para alumni untuk berperan aktif dalam ekosistem halal, khususnya sebagai auditor halal.

“Para alumni, khususnya dari bidang kesehatan dan farmasi, memiliki potensi besar untuk menjadi auditor halal. Peran ini sangat penting dalam memastikan proses sertifikasi berjalan dengan baik dan produk-produk yang beredar telah memenuhi standar halal,” jelasnya.

Director of Infectious Diseases PT Etana Biotechnologies M Indra Lamora yang turut jadi narasumber menyampaikan komitmen perusahaannya dalam menerapkan prinsip halal dalam pengembangan produk bioteknologi.

“Sebagai perusahaan baru, kami menjadikan aspek halal sebagai bagian dari visi kami. Seluruh produk yang kami buat saat ini sudah memiliki sertifikasi halal, atau paling tidak sedang dalam proses sertifikasi,” ungkapnya.

Akademisi internasional dari Sudeepa Abeysinghe dari Global Health Policy Unit, University of Edinburgh, Sudeepa Abeysinghe, memaparkan materi mengenai “Social Barriers to Immunization Coverage”, yang membahas berbagai tantangan sosial cakupan imunisasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Peneliti UI Wahyu Septiono, turut memaparkan hasil penelitian serta rekomendasi terkait vaksin halal. Ia menyoroti berbagai fakta mengenai vaksin halal dan skeptisisme masyarakat terhadap vaksin yang dapat memengaruhi angka imunisasi di Indonesia.

“Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu lalu kasus Polio kembali merebak di Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya memberikan pemahaman bersama mengenai vaksin halal agar tingkat imunisasi dapat meningkat,” paparnya. (hms/smr)

Pos terkait