Borobudur Tak lagi Masuk 7 Keajaiban Dunia? Menparekraf Sandiaga Uno: Tiket Borobudur Rp100.000 untuk Turis Lokal

Candi Borobudur dengan tiga orang wisatawan. Foto: humas Kemenparekraf2

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengumumkan uji coba kenaikan tarif masuk Candi Borobudur berupa paket wisata edukasi dan konservasi telah rampung. Wisatawan mancanegara direncanakan akan dikenakan biaya Rp 500.000.

semarak.co-Sementara tiket untuk wisatawan nusantara atau wisatawan lokal sebesar Rp100.000. Menparekraf Sandi Uno berujar waktu penetapan harga tiket akan dilakukan oleh PT Taman Wisata Candi (TWC) sebagai pengelola.

Bacaan Lainnya

“Kami menyerahkan sepenuhnya ke TWC untuk meluncurkan paket wisata edukasi dan konservasi kepada publik,” ujar Sandi Uno di Magelang, dikutip melalui keterangan tertulis pada Senin, 6 Februari 2023 seperti dilansir tempo.co.

Diakui Menparekraf Sandi Uno, sudah melakukan seluruh proses uji coba dan memberikan masukan kepada PT TWC. Hasilnya, pemerintah serta pihak pengelola sepakat bahwa Candi Borobudur sudah layak dibuka kembali.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi membatalkan rencana kenaikan tiket Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, yang mencapai Rp 750 ribu. Informasi ini disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono usai ikut rapat terbatas bersama Jokowi.

“Intinya tak ada kenaikan,” kata Basuki di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2022. Seperti diketahui, rencana kenaikan tarif Borobudur menuai banyak protes. Kritik bermunculan dari pemuka agama, aktivis, hingga pelaku usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah.

Sementara itu, Sandi Uno mengatakan tahap uji coba yang terakhir telah dilakukan pada Ahad, 5 Februari 2023 sebelum harga tiket ditetapkan. “Kami membawa sekitar 100 delegasi dan tamu negara naik ke atas bangunan Candi Borobudur,” kata Sandi Uno.

Dalam uji coba tersebut, sejumlah delegasi peserta ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 mengunjungi Candi Borobudur dalam kegiatan Technical Tour ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023. Acara itu digelar oleh Kemenparekraf, bekerja sama dengan Traveloka.

Para delegasi naik ke atas bangunan Candi Borobudur dan melihat langsung setiap relief yang terpatri di Candi Borobudur. Para delegasi juga mendapatkan penjelasan soal cerita dan makna atas relief tersebut.

Para tamu negara itu, katakan Sandiaga, dengan saksama memperhatikan panel-panel relief candi yang menceritakan kehidupan sehari-hari masyarakat pada abad ke-8 hingga ke-10. Menurutnya, cerita-cerita tersebut masih sangat relevan dengan saat ini.

Dalam perjalanan tadi, para delegasi mengenakan upanat, yakni sandal khusus yang disiapkan untuk menaiki struktur Candi Borobudur. Sandal itu terbuat dari anyaman daun pandan. Sandiaga menilai upanat dapat mendukung upaya mencegah peningkatan tingkat keausan batu candi. Khususnya pada bagian batu tangga dan batu lantai.

Ia berkata keberadaan upanat dipastikan akan memberikan dampak yang luas bagi masyarakat karena produksi sandal ini sepenuhnya dilakukan masyarakat sekitar (UMKM). Di Desa Majaksingi, kata Sandiaga, produksi upanat sudah dipesan kepada UMKM.

Menparekraf Sandi Uno menilai penduduk desa siap memproduksi dengan kapasitas 1.000 sampai 1.200 per hari, sesuai dengan jumlah pembatasan wisatawan yang akan menaiki candi setiap harinya.

Sebelumnya diberitakan Candi borobudur merupakan sebuah candi Buddha yang berada di Magelang , Jawa Tengah. Lokasinya berada di sekitar 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Situs sejarah ini juga menjadi salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.

Sebelumnya, Candi Borobudur sempat menjadi sorotan ketika muncul wacana kenaikan tarif masuk ke situs tersebut. Belakangan, nama candi Buddha ini kembali ramai dibicarakan. Bukan lagi tentang tiket, namun karena statusnya yang dianggap tidak lagi berada di tujuh Keajaiban Dunia.

Berita tersebut mencuat dan menjadi perbincangan hangat para warganet di sosial media. Lantas, bagaimanakah sebenarnya status candi borobudur ini? Dilansir sindonews.com, Kamis, 21 Juli 2022 – 15:37 WIB, berikut ulasannya seperti dikutip dari situs Britannica, pada tahun 2000, sebuah yayasan asal Swiss yang dikenal sebagai New Seven Wonders meluncurkan sebuah voting untuk menentukan tujuh Keajaiban Dunia yang baru.

Alasannya sendiri karena tujuh Keajaiban Dunia sebelumnya hanya tersisa Piramida Giza di Mesir. Voting ini diketahui melibatkan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia. Pada teknisnya, penentuan tujuh Keajaiban Dunia yang baru ini menggunakan format gugur. Fase pertama diperkirakan ada sekitar 176 nominasi yang bersaing.

Setelahnya, diambil 77 daftar situs teratas. Pada daftar 77 besar ini, ada dua nominasi yang berasal dari Indonesia. Yaitu Candi Borobudur dan Teras Sawah Tegalalang Bali. Sayangnya, keduanya harus gagal menembus fase berikutnya yang berisikan 21 nominasi teratas.

Setelahnya, pihak penyelenggara mengumumkan tujuh Keajaiban Dunia Baru pada tahun 2007. Situs yang terpilih diantaranya adalah Taj Mahal, Tembok Besar China, Colosseum, Petra Yordania, Chichen Itza, Patung Kristus Brazil, dan Machu Picchu. Hasil tujuh Keajaiban Dunia Baru tersebut lantas mendapat reaksi pro dan kontra.

Sebagian memprotesnya karena dinilai tidak valid dengan penggunaan skema voting. Menyikapi hal ini, UNESCO sendiri mengklaim tidak memiliki keterkaitan apapun tentang vote tersebut. Jadi, dapat dipahami bahwa Candi Borobudur bukanlah tidak lagi menjadi bagian tujuh Keajaiban Dunia, melainkan sejak dulu memang sudah tidak masuk dalam kategori tersebut.

Borobudur memang masuk nominasi, namun pada akhirnya kalah voting dengan nominasi lainnya. Sehingga tidak masuk dalam daftar tujuh Keajaiban Dunia Baru versi New Seven Wonders tersebut. Akan tetapi, masyarakat Indonesia tidak perlu berkecil hati. Karena Candi Borobudur sejatinya telah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.

Tepatnya, pada 13 Desember 1991. Tak hanya Borobudur, penobatan ini juga berlaku untuk beberapa situs bersejarah di Indonesia termasuk salah satunya Candi Prambanan. (net/tpc/snc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *