Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari gabungan Partai Golkar, PPP, dan PAN disebut didirikan dengan tujuan menjegal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
semarak.co-Hal ini disampaikan Ketua Forum Kabah Membangun (FKM) Habil Marati yang juga kader senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Habil menjelaskan, parpol pendukung pemerintah hanya akan mengusung kader partai masing-masing.
“Pak Suharso Monoarfa cerita kalau KIB ini, dia yang menginisiasi dalam rangka untuk menjegal Anies supaya tidak maju. Itu jelas Harso ngomong sama saya,” kata Habil Marati menirukan ucapan mantan Ketua umum PPP Suharso Monoarfa dikutip dari kanal Hersubeno Point di YouTube, Minggu (9/10/2022).
Habil melanjutkan, ada rasa kebanggaan tersendiri di antara partai pendukung pemerintah karena KIB itu berdiri dengan tujuan salah satunya menjegal supaya Anies dengan cara tidak dapat tiket dalam pilpres 2024.
“Supaya tidak dapat tiket, kemudian saya bilang, kalau begitu akan saya tarik PPP dari KIB, Harso bilang itu tidak bisa. Saya bilang kalau begitu sama-sama jalan membesarkan PPP, tetapi berbeda dalam mendukung calon presiden, dan dia setuju,” kata mantan bendahara umum PPP ini dilansir ift.tt/z0GX92A.
Habil yang memimpin FKM dan beranggotakan para kader senior PPP di seluruh Indonesia ini kemudian menegaskan kepada Suharso Monoarfa yang saat itu masih menjabat Ketum PPP. Jika demikian kondisinya, dia bersama FKM akan membantu membesarkan PPP agar lolos dari parliamentary threshold atau ambang batas parlemen.
Namun, soal dukungan kepada capres berbeda jalan. Belakangan, begitu mengetahui bahwa akar rumput PPP mendukung Anies Baswedan, Suharso Monoarfa pun balik arah. Hal itu karena dicurigai sering bertemu dengan Anies Baswedan bersama dengan Eep Saefullah, Suharso pun akhirnya didongkel dari kursi Ketum PPP.
Dia mengaku heran Suharso penggagas KIB untuk menjegal Anies, tetapi kenapa dikudeta. Ternyata Suharso dijegal karena ditengarai sering bertemu Anies bersama Eep Saefullah. Mantan petinggi PSSI ini menambahkan, Anies makin dijegal, maka kian tinggi dan menjulang namanya.
Hal ini serupa waktu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala masih menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dan dibilang sebagai kanak-kanak, tetapi justru itulah yang membuat SBY melejit namanya.
“Jadi, rakyat Indonesia ini tidak suka melihat orang terzalimi. Rakyat Indonesia ini akan membantu orang yang dizalimi itu. Kondisi terkini ratusan kader senior PPP yang merupakan anggota FKM dan menguasai lumbung suara akar rumput bakal mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres di berbagai kota,” imbuhnya.
Pertama, deklarasi dilakukan di Jakarta, 12 Oktober dan 21 Oktober 2022. Menyusul 30 Oktober 2022 di Yogyakarta. Kemudian, di Sumatera Barat, dan Kalimantan itu pada awal November, lantas Aceh dan daerah lainnya, termasuk Papua. Jadi, FKM ini menjadi penggerak akal sehat yang ada di PPP karena PPP itu platform-nya ada pada Anies.
“Kenapa ada pada Anies, karena PPP ini isinya para aktivis HMI, Parmusi, PII. Jadi, keterlaluan kalau seorang Anies yang aktif jadi aktivis sejak mahasiswa tidak didukung,” pungkasnya. (net/ftt/smr)
sumber: WAGroup FILOSOFI KADAL ( JUJUR )/postJumat14/10/2022/)