Sebagai bentuk apresiasi atas kinerja perbankan syariah di Indonesia, Karim Consulting Indonesia menggelar penghargaan “Karim Award 2017” bertajuk The Magnificent 2017. Selama 2016 laju kinerja perbankan syariah masih tertekan pembiayaan bermasalah atau non performance finance (NPF) yang disebabkan penurunan kondisi perekonomian nasional maupun global, tingginya pembiayaan bermasalah di sektor perdagangan besar dan fluktuasi kondisi ekonomi juga berdampak pada penyaluran pembiayaan perbankan syariah.
Dalam kondisi ini, beberapa perbankan syariah masih menunjukkan kinerja yang positif dan mendapatkan penghargaan pada acara Karim Award 2017. Tahun ini BNI Syariah kembali mendapat kepercayaan meraih tiga kategori penghargaan diantaranya The Most Expanding Financing, The Most Expanding Funding dan Best of the Best kategori The Magnificent 7 untuk bank syariah BUKU II.
Kriteria penilaian berdasarkan kepada 3 kategori penilaian yaitu sustainability kinerja keuangan, extraordinary effort dan game changer. Tahun ini merupakan kali ketiga berturut-turut BNI Syariah meraih penghargaan dengan kategori The Most Expanding Financing dan The Most Expanding Funding.
“Pencapaian ini tentu kami berikan untuk seluruh stakeholders perbankan syariah di Indonesia serta nasabah setia BNI Syariah yang telah memberikan kepercayaan penuh kepada kami sebagai mitra Hasanah dalam mengelola keuangan syariah. Semoga kedepan, BNI Syariah dapat terus mengembangkan layanan Hasanah yang modern, universal dan terbuka bagi semua golongan untuk melayani masyarakat yang ingin bergaya hidup Hasanah atau Hasanah Lifestyle”, papar Abdullah Firman Wibowo, Direktur Utama BNI Syariah didampingi beserta jajaran direksi perbankan syariah lainnya, dan tentu saja CEO Karim Consulting Adi Warman Karim selaku penyelenggara di Episentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis malam (11/5).
Kinerja BNI Syariah – Triwulan I 2017
Kinerja BNI Syariah pada triwulan I-2017 menunjukkan pergerakan positif, tercermin dari profitabilitas laba sebesar Rp 77.64 Miliar yang didukung dnegan kualitas pembiayaan yang baik dan rasio dana murah (CASA) sebesar 47,39% dengan total DPK per Maret 2017 sekitar 2 juta account.
Dari sisi asset tumbuh sebesar 21,01% dari Maret 2016 sebesar Rp 24,68 Triliun menjadi Rp 29,86 Triliun. Dimana pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 17,83% dan pertumbuhan DPK sebesar 23,38% dari tahun sebelumnya pada periode yang sama”. Dari total pembiayaan sebesar Rp 21,26 Triliun terbesar merupakan pembiayaan konsumtif 56,1%, disusul oleh pembiayaan produktif/SME 21,07%, pembiayaan komersial 17,73%, pembiayaan mikro 3,6% diluar konsumtif, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 1,59%.
Untuk pembiayaan konsumtif tersebut sebagian besar portofolio pembiayaan adalah BNI Griya iB Hasanah sebesar 85%. Pencapaian kinerja bisnis tersebut tetap memperhatikan kualitas pembiayaan dimana NPF triwulan pertama 2017 berada di level 3,16%. Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga meningkat sebesar 23,38% dari tahun sebelumnya atau tumbuh sejumlah Rp 4,89 Triliun. (lin)