Lapisan masyarakat beserta kelompoknya masing masing memiliki karakter yang unik dan khas. Perlu pendekatan yang tepat agar pesan bisa tersampaikan sehingga energi dan usaha yang dilakukan tidak sia-sia. Menyasar dunia pendidikan, pesantren menjadi salah satu yang patut dijadikan fokus dalam edukasi percepatan penurunan stunting.
semarak.co-Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah, Kalialang, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang KH. Nurul A’la mengungkapkan pentingnya mencegah stunting di pesantren. Menurutnya, mengkonsumsi makanan bergizi sudah menjadi anjuran dari Allah swt, dan patut untuk dilaksanakan oleh pemeluk agama.
“Allah itu berfiiman, dan makanlah yang baik baik lagi halal. Karena sudah diberikan rezeki yang halal kepada kita. Ada di Qur’an Surat Al Mu’minun ayat 51,” ungkap kiai yang sering disapa Gus A’la ini melalui sambungan telepon, Sabtu(14/10/2023), dirilis humas usai acara di WAGroup Jurnalis BKKBN, Minggu (15/10/2023).
Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyah dipimpin Kepala Pengasuh KH. M, Said Almasyhad, bersama Hj. Umfaizah Said. Selain Pendidikan Salaf, sekolah umum MI, SD, SMP, SMK, juga ada di sini. Maka, tepat saja jika edukasi pencegahan stunting dilakukan di pesantren tersebut.
Lebih lanjut Gus A’la memaparkan tentang adanya penyuluh yang datang memberikan edukasi ke pesantren, baik dari Puskesmas ataupun Penyuluh Keluarga Berencana. Pihak pesantren juga berkesempatan mendapatkan undangan dari dinas terkait dalam hal sosialisasi percepatan penurunan stunting.
Untuk kemudian dilakukan edukasi kepada santri, juga berdialog dengan para ustadz, yang akhirnya bisa disebar kembali kepada masyarakat sekitar pesantren. “Sebagai tokoh masyarakat, tentu kita anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang halallan toyyiban,”imbuhnya sambi mengutip.
“Sesuai dengan firman Allah tadi itu, yang halal, yang baik. Yang berprotein, yang bisa memenuhi kebutuhan gizi, yang enak juga. Supaya dengan makan enak, tentunya ibadah kita juga akan lancar,” demikian kata Gus A’la yang juga menjadi Wakil Katib Syuriyah PCNU Kota Semarang menambahkan.
Menyikapi target presiden pada 2024 dengan angka prevalensi stunting 14 persen, Gus A’la mendukung hal tersebut. Di sisi lain, ia juga menekankan supaya program ini tidak hanya jadi slogan saja, namun bisa turun ke bawah baik berupa bantuan, ataupun edukasi yang saat ini tengah berlansgung.
“Sangat mendukung sekali, tetapi juga dalam penargetan ini perlu dukungan yang betul betul real. Kalau di pesantren ya jangan cuma memberikan edukasi dan target. Tapi juga dibantu untuk makanannya untuk santri santri. Jadi jangan diperintahkan saja,” imbuhnya.
“Biar target ini tidak jadi slogan saja. Saya pun berharap agar pesantren mendapatkan perhatian lebih dalam hal upaya peran percepatan penurunan stunting,” demikian Gus A’la menutup rilis humas BKKBN. (smr)