Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berbagi pengetahuan tentang program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) kepada delegasi Filipina dalam Knowledge Sharing on Addressing Socioeconomic Dimensions and Devolution of Family Planning for Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM) dalam kegiatan kerja sama BKKBN, Kementerian Sekretariat Negara, dan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia di Kota Yogyakarta, Senin (27/11/2023).
semarak.co-Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan mengatakan, program KB di Indonesia berhasil menurunkan angka TFR (Total Fertility Rate) dari 5,6 menjadi 2,4 kelahiran per perempuan pada 1970- 2000, dan pada 2023 saat ini menjadi 2,14.
Ukik mengatakan penurunan TFR memberikan manfaat yang signifikan bagi pembangunan di Indonesia. Jumlah anak yang lebih sedikit dalam setiap keluarga dapat menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Hal ini juga memungkinkan pemerintah fokus pada program-program untuk meningkatkan kualitas penduduknya, seperti peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan.
“Memiliki lebih sedikit anak memungkinkan orang tua untuk berinvestasi lebih banyak dalam pendidikan dan kesehatan anak-anak mereka, sehingga membantu menciptakan populasi yang kompetitif dan berkualitas tinggi,” ujar Ukik.
“Menurunnya angka kelahiran dan kematian yang dibarengi dengan meningkatnya angka harapan hidup dalam jangka panjang menurut Ukik, telah mengakibatkan terjadinya perubahan struktur umur penduduk,” demikian Ukik menambahkan dalam sambutan.
Surplus penduduk usia produktif yang terus meningkat dari 64,6 persen dari total penduduk pada tahun 2020 menjadi 67,8% pada 2035 akan menjadi aset jika penduduknya berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Dalam jangka menengah dan panjang, kondisi tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menjadikan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah atas. Dalam rangka mewujudkan kependudukan berkualitas, lanjut Ukik, BKKBN juga melakukan pendekatan terhadap generasi muda melalui program pembangunan keluarga.
BKKBN menempatkan diri sebagai sahabat generasi muda dengan memberikan informasi dan edukasi melalui berbagai saluran media, dan kelompok kegiatan, seperti Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang disebut PIK-R, dan program Generasi Berencana yang disebut GenRe.
Ukik memperkenalkan juga platform berbasis IT website ready nikah yang memungkinkan generasi muda merencanakan dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga secara mental, finansial, parenting, dan kesehatan reproduksi.
Termasuk juga aplikasi Elsimil atau Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil atau Aplikasi untuk siap-siap pernikahan dan hamil untuk deteksi dini dan mencegah pasangan suami istri melahirkan anak stunting dengan menilai kondisi kesehatan calon pengantin.
“Untuk menciptakan ketahanan dan kesejahteraan keluarga di tingkat desa, BKKBN membuat program yang diberi nama Kampung KB atau Kampung Keluarga Berkualitas,” ujar Ukik seperti dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis BKKBN, Selasa (28/11/2023).
Kampung KB efektif menghadirkan sinergi pemerintah untuk melakukan pembangunan multisektor guna menyelesaikan permasalahan kependudukan dan meningkatkan kualitas penduduk di tingkat desa melalui pendekatan pembangunan keluarga.
“Kegiatan yang dilaksanakan di Kampung KB adalah keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; ketahanan dan pemberdayaan keluarga; dan pengembangan sektor terkait yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah,” ujar Ukik.
Menurut Ukik, BKKBN berusaha keras untuk mendorong dan mengadvokasi setiap orang untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Semua orang bisa menjadi Ayah Asuh. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya berkesempatan untuk mengajak semua pihak yang terlibat dalam acara ini untuk menjadi bapak angkat dan berkontribusi dalam penurunan stunting di Indonesia.
Impian Program Genre
Sementara itu Representative from Commission on Population and Development-Central Office (POPCOM) Maria Eliza Cruz menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Indonesia yang melembagakan program GenRe, satu-satunya program yang diperuntukkan bagi generasi muda dan remaja di Indonesia.
“Ini adalah impian kami memiliki GenRe seperti ini, semoga kita dapat segera menyelaraskan semua inisiatif terkait remaja yang ada ke dalam satu program yang solid untuk mengatasi semua kekhawatiran dan persoalan terkait remaja”, ucap Liz.
Sejalan dengan hal tersebut Population & Development Programme Specialist UNFPA untuk Indonesia Richard Makalew menyampaikan bahwa, UNFPA berupaya mencapai visinya tentang Three Zero pada tahun 2030; Zero Kematian Ibu, Zero Unmetneed.
Dan Zero Kekerasan dan Praktik Berbahaya terhadap Perempuan dan Anak Perempuan. Zero pernikahan anak pada tahun 2030 merupakan prioritas dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 PBB dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Visi ini sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia. Menurunkan angka perkawinan anak hingga 6,94% pada tahun 2030 merupakan salah satu target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sebagai upaya memenuhi salah satu SDGs”, tambah Richard.
Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara Noviyanti menyampaikan secara virtual, selama dekade terakhir, kami telah berkontribusi secara efektif dalam mengurangi kemiskinan dan kekurangan gizi pada anak-anak.
Selain itu, pihaknya telah memfasilitasi peningkatan akses terhadap pekerjaan penuh dan perlindungan sosial, sejalan dengan komitmen yang dibuat pada International Conference on Population and Development (ICPD). Pencapaian ini diwujudkan melalui implementasi Kampung Keluarga Berkualitas.
Hadir pada saat pembukaan Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik Sukamto yang dalam hal ini mewakili Gubernur DIY. Indonesia sendiri adalah sejarah Keluarga Berencana modern, sejatinya merupakan cerita perjuangan, tentang bagaimana jutaan masyarakat Indonesia termotivasi untuk mengubah pandangan, sikap, dan perilaku mengenai keluarga.
“Demi masa depan yang lebih baik bagi diri sendiri, anak-anak mereka, dan generasi yang akan dating. Ini juga merupakan kisah tentang bagaimana seluruh elemen, baik pemerintah maupun non-pemerintah, saling bekerjasama dan membangun sinergi untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang lebih berkualitas,” imbuhnya. (smr)