BJ Habibie di Balik Kelahiran Telkomsel, Indonesia Kehilangan Pejuang Teknologi

Momen di saat B.J. Habibie (tengah depan) mencoba sambungan telepon menggunakan GSM Telkom didampingi Direktur Utama Telkom Setyanto (paling kanan) dan Kepala Proyek Sistem Telekomunikasi Kendaraan Bergerak TelkomGaruda Sugardo (paling kiri) saat itu, pada acara Peresmian Telkomsel GSM di Pulau Batam pada tanggal 2 September 1994. Bapak Habibiemelakukan hubungan telepon dari GSM Telkomsel perdana, dari Batam ke Jakarta dan London.Foto: Dok Humas Telkomsel

Rakyat Indonesia kehilangan putra terbaik bangsa, Rabu (11/9/2019), pukul: 18.05 WIB, Presiden ke-3 RI, Prof. BJ Habibie tutup usia dengan tenang di usia ke-83 tahun. Ini setelah sakit gagal jantung yang diderita selama di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Seperti diketahui, Habibie merupakan sosok  penting dalam sejarah cikal bakal berdirinya operator selular pelat merah Telkomsel di awal 1990-an, yang menjadikannya sebagai salah satu Founding Fathers Telkomsel.

Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan, Habibie merupakan sosok yang penting bagi keluarga besar Telkomsel. Habibie memiliki hubungan sejarah erat dalam proses beroperasinya teknologi selular Global System for Mobile Communications (GSM) di Indonesia serta beroperasinya layanan Telkomsel pertama kali di Pulau Batam.

“Sejarah hadirnya teknologi GSM di Indonesia hingga berdirinya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tidak dapat dipisahkan dari peran penting Habibie,”0 ucap Emma dalam rilis Humas Telkomsel, Kamis (12/9/2019).

Tanggal 14 Juli 1993, lanjut Emma, sejumlah direksi PT Telkom sebagai induk usaha Telkomsel dengan menggandeng perusahaan telekomunikasi asal Singapura (SingTel) menghadap Habibie yang saat itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi (Menristek).

Di atas sehelai kertas, Habibie menuliskan persetujuan dan penerapan GSM sebagai standar teknologi seluler Indonesia. “Tulisan ini yang kemudian menjadi referensi dari sebuah langkah besar migrasi teknologi dan pengembangan industri seluler analog ke digital di Indonesia,” kutip Emma.

Empat belas bulan kemudian, tepatnya 2 September 1994, Habibie meresmikan pengoperasian Telkomsel GSM di Pulau Batam. “Saat itu, Telkomsel merupakan nama produk dari PT Telkom,” kenang Emma.

Sebagai Menristek, Habibie melakukan percobaan teknologi GSM dengan melakukan hubungan telepon dari GSM Telkomsel perdana, dari Batam ke Jakarta dan London. Berangkat dari dua momen penting tersebut, Telkomsel GSM  kemudian dipersiapkan dan dikembangkan menjadi sebuah operator seluler, hingga akhirnya 26 Mei 1995, lahirlah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Sejak peristiwa bersejarah di Batam, sosok BJ Habibie sejatinya merupakan pelanggan pertama Telkomsel. Namun  sebagai bentuk penghormatan yang terdalam atas kontribusinya, Telkomsel kemudian memberikan penghargaan kepada Habibie sebagai pelanggan Telkomsel ke-100 juta pada perayaan pencapaian Telkomsel di 2011.

“Bapak Habibie juga pernah menyampaikan sebuah pesan berharga bagi keluarga besar Telkomsel. Telkomsel adalah anak dan cucu ideologis-intelektual saya. Teruslah memberikan yang terbaik untuk bangsa,” pesan almarhum pada hari jadi Telkomsel ke-21 pada 26 Mei 2016.

Semangat Habibie akan selalu melekat dalam perkembangan dan pertumbuhan Telkomsel. “Kami akan meneruskan cita-cita dan kontribusi Pak Habibie untuk mengembangkan pemanfaatan teknologi untuk kemajuan anak bangsa. Selamat jalan, Pak Habibie,” tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *