Betulkah semua Agama itu Benar?!

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman. Foto: website Kodam Jaya di Kompas.com

Oleh Zakariya al-Bantany

semarak.co-Heboh nian, viral dan menuai kontroversi salah-satu pernyataan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman saat berbicara di Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Senin kemarin (13/9/2021).

Bacaan Lainnya

Dimana ia mengatakan, “Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan,” ucap eks Gubernur Akmil seperti dikutip. republika.co.id/berita/qze9r4484/letjen-dudung-semua-agama-itu-benar-di-mata-tuhan.

Pernyataan Pangkostrad Dudung tersebut menuai pro-kontra di tengah masyarakat, bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun bersuara dan mengkritik Pangkostrad Dudung tersebut. Ketua MUI Cholil Nafis mengatakan sesuatu yang berbeda jangan disamakan.

Ia mengajak semua pihak untuk tetap saling memaklumi dan menghargai perbedaan. Hal itu Cholil sampaikan untuk merespons pernyataan Pangkostrad, Letjen Dudung Abdurachman yang mengatakan bahwa semua agama sama di mata Tuhan.

“Yang sama jangan dibeda-bedakan. Apalagi dipertentangkan dan yang memang beda jangan di sama-samakan. Namun kita tetap harus saling memaklumi dan menghargai. Begitulah makna toleransi yang saya pahami,” sindir Cholil dalam akun Twitter resminya @cholilnafis yang sudah diizinkan untuk dikutip, Rabu (15/9/2021). (https://www-cnnindonesia.com.cdn.ampproject.org/v/s/www.cnnindonesia.com/nasional/20210915150252-20-694743/mui-respons-letjen-dudung-yang-beda-jangan-disamakan/amp).

Berbeda halnya dengan MUI, justru Menteri Agama Yaqut Cholil mendukung pernyataan Pangkostrad Dudung yang menyatakan jangan fanatik sama agama, karena semua agama benar di mata Tuhan tersebut. (https://www-cnnindonesia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.cnnindonesia.com/nasional/20210914192359-20-694305/menag-dukung-letjen-dudung-semua-yang-berlebihan-tak-baik/amp)

Namun, betulkah demikian semua agama itu benar?!

Karena, pada faktanya semua agama serta semua pemeluknya dalam doktrin dan dogma theologi/akidah atau keyakinannya sangat meyakini bahwa hanya agamanya saja yang benar, selain agama mereka pasti salah. Dan mereka pun tentu sangat tidak suka bila agama mereka disamakan dengan agama lainnya.

Sebab, memang faktanya berbeda dari konsepsi theologi dan ajaran agamanya, standar perbuatan dan kehidupannya, serta dalam memandang alam semesta, manusia dan kehidupan serta hubungannya dengan Dzat sebelum kehidupan dan sesudah kehidupan.

Bahkan Tuhan yang mereka yakini, dipuja dan disembah pun sangat berbeda. Begitu pula dengan Islam, Islam tidak bisa disamakan atau dicampur adukkan dengan agama-agama lainnya. Dan justru hukumnya haram bila Islam disamakan atau dicampur adukkan dengan agama lainnya tersebut.

Dalam hal ini, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Kafirun: 1-6:

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!

لَاۤ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ

Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

وَلَاۤ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ

Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

وَلَاۤ اَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْ

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

وَلَاۤ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ

Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6)

Allah SWT pun berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak (kebenaran: Islam) dengan yang bathil (keburukan/kekufuran: agama dan ajaran selain Islam) dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 42)

Karena, memang juga faktanya sangat berbeda baik dari akar atau asasnya (konsep theologi/akidah) hingga cabang-cabangnya (ajaran-ajaran Islam) serta Tuhan yang disembah dalam Islam dengan agama-agama lainnya.

Islam itu berakidah tauhid, yaitu hanya bertuhankan Allah SWT saja (Tuhan satu-satunya sang Maha Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan), serta Islam pun hanya mengesakan Allah SWT saja (tiada Tuhan selain Allah) dan memerintahkan kepada para pemeluknya, yaitu umat Islam agar hanya beriman kepada Allah SWT dan hanya mentauhidkan Allah saja dimana pun dan kapan pun berada.

Islam itu agama yang syamil atau paripurna atau komprehensif serta sebagai ideologi dan sistem kehidupan yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia, dari perkara akidah, ibadah, makanan, minuman, pakaian dan akhlaq hingga perkara mu’amalah seperti: politik, ekonomi, sosial, budaya, pergaulan hidup pria-wanita, pendidikan, kesehatan, hukum, peradilan, persanksian, hingga pertahanan dan keamanan.

Dan Islam pun mewajibkan kepada umat Islam hanya taat dan tunduk kepada Allah SWT dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad Saw) saja, serta hanya beribadah dan berdoa kepada Allah SWT bukan kepada yang lainnya.

Dan Islam pun melarang umat Islam untuk menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apa pun, serta juga melarang umat Islam untuk durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut, dan melarang umat Islam riddah atau murtad (keluar) dari Islam.

Jadi, tidak benar semua agama itu benar (pluralisme agama) di mata Tuhan dan sebuah kebohongan besar dan propaganda murahan saja bila mengatakan semua agama itu benar di mata Tuhan, apalagi berbohong dengan mengatasnamakan nama Tuhan tersebut.

Bagi mereka yang mengadopsi ide pluralisme agama dan mempropagandakan atau mengkampanyekannya. Jikalau mereka memang konsisten dengan ide pluralisme agama yang mereka usung tersebut.

Bagaimana bila mereka diminta saja pindah-pindah agama setiap harinya, misal hari ini Islam, besok kristen katolik, besoknya lagi kristen protestan, besoknya lagi hindu, besoknya lagi buddha, besoknya lagi konghuchu, besoknya lagi yahudi, besoknya lagi majusi, besoknya lagi sinto, besoknya lagi baha’i, druze, dan seterusnya?! Bagaimana?!

Jadi, kira-kira mereka para pengusung pluralisme agama tersebut yang mengklaim diri masih Muslim, mau tidak pindah-pindah agama setiap harinya, bukankah katanya semua agama itu benar kata mereka?!

Dan juga jikalau mereka mati, maka mayat mereka tersebut tidak usah diurus menggunakan cara Islam, gunakan saja cara agama selain Islam, misal mayat mereka tersebut dibalsem, dijasi, dikremasi atau dibakar sampai gosong dan menjadi debu, dan lain-lain.

Bukankah katanya semua agama itu benar di mata Tuhan menurut mereka tersebut?! Padahal di mata Tuhan kita yaitu Allah SWT Yang Maha Esa, Sang Khaliq (Pencipta dan Pengatur) alam semesta, manusia dan kehidupan), agama yang benar itu hanya Islam, selain Islam pasti tidak benar alias salah alias mardud jiddan alias tertolak sangat.

Allah SWT telah menegaskan seperti dalam salah-satu firman-Nya ini:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran: 19)

Allah SWT juga berfirman:

اَلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡ دِيۡـنِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَاخۡشَوۡنِ‌ ؕ اَ لۡيَوۡمَ اَكۡمَلۡتُ لَـكُمۡ دِيۡنَكُمۡ وَاَ تۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِىۡ وَرَضِيۡتُ لَـكُمُ الۡاِسۡلَامَ دِيۡنًا‌

“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah: 03)

Rasulullah Saw pun bersabda:

الإسلام يعلو و لا يعلي عليه

“Islam itu tinggi dan tidak ada yang menandingi ketinggian Islam tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, pluralisme atau faham kufur menyamakan semua agama itu benar -yang akarnya dari akidah kufur sekulerisme ataupun liberalisme dengan politik demokrasinya yang menuhankan kebebasan-, adalah bentuk kekufuran dan kesesatan yang nyata serta sangat merusak akidah umat Islam saja.

Bahkan, bagi siapa pun yang mengklaim diri sebagai Muslim, namun justru ia nekat secara i’tiqadiyah dan secara terang-terangan tetap terus-menerus mengadopsi dan mengusung serta mengkampanyekan atau mempropagandakan ide kufur pluralisme agama tersebut, maka itu bisa menyebabkan ia riddah atau keluar dari Islam.

Dan juga haram hukumnya seorang Muslim mengambil Islam hanya sebagian saja (atau menjadi sekuler) ataupun mengambil selain Islam tersebut. Allah SWT berfirman:

أَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَ تَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ، فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذلِكَ مِنْكُمْ إِلّا خِزْيٌّ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّوْنَ إِلَى أَّشَّدِّ الْعَذَابِ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab dan ingkar kepada sebagian kepada sebagian (yang lainnya)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian itu di antara kalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 85)

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم

“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imron: 19)

وَ مَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَ هُوَ فِي الْأخِرَةِ مِنَ الْخسِرِيْنَ

“Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imran: 85)

Yaitu, siapa yang menempuh suatu jalan  selain yang Allah syariatkan kelak di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi sebagaimana sabda Nabi Saw dalam sebuah hadits shahih, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan termasuk perkara kami, maka ia tertolak.” (Tafsir Al-Quran Al-Adzhim, III/103)

Rasulullah Saw pun bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Siapa saja yang mengada-ngadakan suatu perkara dalam urusan kami ini yang bukan wewenangnya, maka ia tertolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu melaporkan dari Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda:

وَ الَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هذِهِ الْأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَ لَا نَصْرَانِيٌّ وَ مَاتَ وَ لَمْ يُؤْمِنُ بِي إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّار

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari kalangan umat ini baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar (dakwah)ku sedangkan ia wafat dalam keadaan tidak beriman kepadaku, kecuali dia termasuk penduduk neraka.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya).

Jadi, setelah memahami kebenaran Islam dan ketinggian Islam serta kesempurnaan agama Islam-yang juga merupakan sebuah sistem kehidupan atau sebuah ideologi (mabda’)-yang mencakup secara kaffah (totalitas) atas segala aspek kehidupan.

Maka sudah sepantasnyalah seorang hamba terlebih lagi seorang Muslim wajib hanya memeluk Islam saja dan bersegera memeluk Islam secara kaffah (totalitas) pula agar keselamatan dan keberkahan segera menghampirinya.

Dan berislam secara kaffah pun adalah bukti keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah SWT, karena itu adalah konsekuensi kita bersyahadatain (mengucapkan dua kalimat syahadat) dan mentauhidkan Allah.

Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Saw dalam suratnya yang ditujukan kepada raja Bizantium Romawi Timur Heraklius, -sekaligus ini membuktikan kebenaran Islam dan juga membuktikan bahwa Islam tidak sama dengan agama-agama lainnya serta Islam sangat menolak ide kufur pluralisme tersebut- beliau Saw bersabda:

أَسْلِمْ تَسْلَمْ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ، أَسْلِمْ يُئْتِكَ اللهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ

“Peluklah Islam, maka anda akan selamat. Masuklah ke dalam Islam, maka anda akan selamat. Masuklah ke dalam Islam, niscaya Allah akan melimpahkan kepada Anda ganjaran dua kali lipat.” (HR. Al-Bukhari).

Sebagai penutup, dalam hal ini pun, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surat At-Taubah: 33 berikut ini:

هُوَ الَّذى أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِا لْهُدَى وَدِيْنِ الْْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْن

“Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS. At-Taubah: 33)

Wallahu a’lam bish shawab.

 

sumber: WAGroup ALUMNI HMI (post Jumat 17/9/2021/diteruskan sayutisayo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *