Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, bursa pariwisata South Asia’s Travel & Tourism Exchange (SATTE) 2022 yang digelar di India, 18-20 Mei 2022 menjadi ajang menjaring wisman kawasan Asia Selatan dalam upaya membangkitkan sektor parekraf dan membuka lapangan kerja di Indonesia.
semarak.co-Menparekraf Sandi Uno menjelaskan keikutsertaan Indonesia dalam bursa pariwisata paling berpengaruh di Asia Selatan itu untuk tujuan agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia dapat terjaga eksistensinya sehingga ekonomi mampu bangkit, menciptakan peluang usaha, dan membuka lapangan pekerjaan.
“Partisipasi Indonesia pada SATTE 2022 mendukung upaya pembukaan kembali pariwisata Indonesia bagi wisatawan mancanegara dalam rangka membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja,” kata Menparekraf Sandi Uno dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (19/5/2022).
SATTE 2022 yang merupakan bursa pariwisata terbesar di Asia Selatan tersebut akan dilaksanakan secara offline pada 18-24 Mei 2022 di India Expo Mart, Greater Noida, New Delhi, India. Ia mengungkapkan saat ini Bali sudah menyambut wisatawan mancanegara sejak awal tahun ini dengan pemberian visa on arrival untuk lebih dari 40 negara.
“Tujuan keikutsertaan Indonesia pada SATTE 2022 adalah untuk memfasilitasi pelaku industri pariwisata di Indonesia agar dapat kembali mengefektifkan bisnisnya di India,” ujar Menparekraf Sandi Uno dirilis humas Kemenparekraf2 melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf2, Kamis malam (19/5/2022).
Pada kesempatan bursa pariwisata itu, terang dia, Kemenparekraf/Baparekraf memfasilitasi 20 pelaku industri pariwisata untuk mempromosikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dalam perhelatan.
Sekretaris Kemenparekraf/Baparekraf sekaligus Pelaksana tugas (Plt.) Deputi Bidang Pemasaran, Ni Wayan Giri Adnyani, menjelaskan, sebanyak 20 pelaku industri pariwisata terkemuka di Indonesia diajak berpartisipasi untuk menawarkan paket-paket wisata menarik di tanah air.
Termasuk Bali yang merupakan destinasi favorit wisatawan India terutama untuk wedding. “India sebagai pasar wisatawan mancanegara yang potensial, karena jumlahnya meningkat setiap tahun, dan salah satu yang paling pesat pertumbuhan pariwisatanya setelah China,” ujar Sesmenparekraf Ni Wayan Giri.
Bahkan pada tahun 2018, Bali ditetapkan sebagai Best Wedding Destination International 2018 dari Majalah T+L (travel and leisure) India’s dimana Pulau Dewata harus bersaing dengan banyak destinasi dari negara lain di ajang tersebut.
Kekuatan spending atau belanja wisatawan India pun cukup tinggi, rata-rata sekitar 1.000 dolar AS perkunjungan, dengan rata-rata lama tinggal mencapai 7 hari perkunjungan. Dengan semakin banyaknya wisatawan India yang datang ke tanah air maka spending yang besar diharapkan mampu membangkitkan ekonomi dan memulihkan sektor parekraf di Bali.
Di bagian lain Menparekraf Sandi Uno bertemu dengan anggota Australia-Indonesia Institute Board untuk menjajaki perluasan dan peluang baru kerja sama terkait upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di kedua negara pascapandemi COVID-19.
Dalam pertemuan di Gedung Sapta Pesona, Kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2022), Menparekraf Sandi Uno mengungkapkan banyak hal yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dengan Australia di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Mulai dari peningkatan kapasitas SDM pariwisata antar kedua negara, penyelenggaraan event, pengembangan subsektor seni pertunjukan, film, hingga e-sport.
“Kami melihat banyak sekali potensi di bidang musik untuk dikolaborasikan, begitu juga dengan kuliner, fesyen, dan seni pertunjukan. Kami juga berencana akan menampilkan karya film terbaik Indonesia pada perhelatan Indonesia Film Festival di Melbourne,” kata Sandi Uno dirilis humas melalui WAGroup yang sama.
Sebelumnya Indonesia dan Australia telah menjalin MoU dalam kerja sama pariwisata yang ditandatangani pada Juni 2001 dan berakhir pada 2018. Oleh karena itu, Menparekraf Sandiaga ingin ada pembaruan MoU kerja sama parekraf, terutama dalam bidang pendidikan, sehingga kelas international antara Indonesia dengan Australia kembali dibuka, hingga memungkinkan pertukaran pelajar dan program magang.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandi Uno mengucapkan terima kasih atas partisipasi Australia dalam acara Tourism Working Group Meeting yang pertama pada 10 – 11 Mei 2022 lalu. Menparekraf pun berharap kehadiran dan partisipasi para anggota Australia-Indonesia Institute Board dalam side event KTT G20 yaitu World Conference on Creative Economy (WCCE) pada 5-7 Oktober 2022 di Bali.
“Selain itu juga ada World Tourism Day dan International Wellness Tourism Conference and Festival. Kami berharap Australia dapat berpartisipasi dalam event-event tersebut,” ujar Menparekraf Sandi Uno yang juga politisi Partai Gerindra.
Terkait kebijakan Indonesia dalam membuka perbatasan internasional, Menparekraf Sandiaga menjelaskan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia hingga kini semakin terkendali. Presiden pun telah memberikan arahan untuk memperbolehkan masyarakat tidak menggunakan masker ketika berkegiatan di luar ruangan.
“Kami pun sudah melakukan beberapa pelonggaran untuk wisatawan mancanagera yang telah melakukan vaksinasi lengkap di antaranya peniadaan tes antigen dan PCR pada saat kedatangan,” papar Menparekraf Sandi Uno.
Hal ini juga berdasarkan momentum libur lebaran yang berlangsung dengan baik, sambung dia, sehingga pihaknya terus berupaya melonggarkan kebijakan secara bertahap, karena keselamatan dan kesehatan wisatawan adalah hal prioritas yang harus kami perhatikan.
Hal tersebut disambut baik oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams dan Chair of Australia Indonesia Institute, Emeritus Professor Greg Fealy AM. Emeritus Professor Greg Fealy AM mengungkapkan bahwa Indonesia khususnya Bali memang menjadi destinasi utama wisatawan asal Australia.
Tapi ia ingin mempromosikan pariwisata Indonesia bukan hanya Bali saja, tetapi destinasi wisata lainnya. Karena menurutnya Indonesia memiliki beragam destinasi wisata unggulan yang dapat dijelajahi dan sesuai dengan minat wisatawan Australia.
“Selain pariwisata Bali, kami juga ingin mengangkat sisi ekonomi kreatifnya, sehingga tidak hanya berpusat pada satu hal saja. Kami juga akan mempromosikan destinasi wisata lainnya di Indonesia,” kata Penny.
Sementara Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams berharap dengan adanya pertemuan ini Indonesia dan Australia dapat memperkuat kerja sama bilateral. Terutama di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. “Semoga ide atau gagasan yang kita bahas kali ini ada yang bisa segera kita eksekusi,” ujar Penny.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf didampingi oleh Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf, Iman Santosa dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani. (smr)