Bersama BEI dan FineAja, BSI Bareng Laznas BSMU Tingkatkan Literasi Syariah ke Millenial

CFO Fineaja, Zahra Nabila Kurnia (dua dari kiri); dan Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh (paling kanan) dalam webinar LIKES Talk dengan tema “Millenial Jago Atur Duit” Sabtu (9/10/2021).Foto: humas BSI

Laznas Bangun Sejahtera Mitra Umat (Laznas BSMU) bersama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) berkomitmen meningkatkan literasi dan edukasi mengenai ekonomi syariah ke berbagai lini masyarakat. Golongan masyarakat yang paling potensial untuk menggerakkan ekonomi syariah adalah masyarakat milenial.

semarak.co-Untuk mencapai hal tersebut Laznas BSMU bersama BSI menyelenggarakan webinar LIKES Talk dengan tema Millenial Jago Atur Duit, Sabtu kemarin (9/10/2021). Hadir dalam acara ini Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI) Irwan Abdalloh, CFO Fineaja Zahra Nabila Kurnia, dan perwakilan Likes & Educational Group Manager Laznas BSMU.

Bacaan Lainnya

Dalam kesempatan terpisah Likes & Educational Group Manager Laznas BSMU Aprilia Eviyanti berharap webinar LIKES Talk ini, maka milenial bisa belajar tidak hanya bagaimana mengelola keuangan tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam acara ini kami berkolaborasi dengan penerima beasiswa Laznas BSMU dari Universitas Andalas Padang Sumatera Barat,” kata Aprilia seperti dirilis humas BSI melalui WAGroup Jurnalis Syariah dan Media BSI, Minggu (10/10/2021).

CFO Fineaja Zahra Nabila Kurnia memberikan tips dalam mengelola keuangan untuk milenial pertama harus mempunyai spesifik tujuannya. “Harus jelas untuk apa, mengapa, dan kapan targetnya,” kata Zahra.

Kedua adalah harus terukur tujuan dan perencanaan keuangannya. Ketiga adalah bisa dicapai, jangan sampai tujuan pengelolaan keuangan ini terlalu jauh sehingga tidak bisa dicapai.  Keempat adalah relevant artinya mempunyai tujuan yang tepat dan kelima adalah dapat diikuti secara waktu kapan bisa mencapai tujuan tersebut.

Untuk pengelolaan budget, Zahra memberikan tips bisa menggunakan rule 50/30/20. Dalam mekanisme pengelolaan keuangan ini, disarankan mengalokasikan 50% uang yang dimiliki untuk keperluan essentials seperti rumah, tagihan, transportasi dan asuransi.

Untuk 30% sisanya, lanjut dia, bisa digunakan untuk budget entertainment yaitu belanja dan hobi. Sedangkan 20% sisanya digunakan untuk tujuan keuangan, dan tabungan masa tua. Dalam tipsnya, Zahra juga memberikan penekanan selalu menyisihkan uang yang dimiliki untuk dana darurat.

Untuk jumlah dana darurat disesuaikan dengan kondisi misal lajang sebanyak 3-6 dari pengeluaran per bulan; yang sudah menikah antara 6-12 kali pengeluaran per bulan. Untuk instrumennya dana darurat ini harus mempunyai kriteria yaitu aman, likuid dan mudah diakses.

Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh menjelaskan, dalam mengelola keuangan disarankan mengikuti jejak Rasulullah SAW yaitu siddiq/benar, amanah/jujur, dan fathonah atau cerdas. “Yang membedakan pengelolaan keuangan syariah adalah perhatian kepada tujuan akhir, yaitu akhirat melalui instrumen Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf,” kata Irwan.

Secara umum, ada beberapa instrumen investasi syariah yang bisa dipilih milenial misalkan jika yang mempunyai profil risiko rendah bisa mengambil produk sukuk atau surat utang syariah. Sedangkan jika yang mempunyai profil risiko high risk bisa mengambil investasi saham. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *