Bersama AHY, Wamentrans Viva Yoga Lepas Tim Ekspedisi Patriot ke Kawasan Transmigrasi

Wamen Transmigrasi Viva Yoga Mauladi bersama AHY dan Mentrans M Ifititah Sulaiman resmi melepas Tim Ekspedisi Patriot, Balai Kartini, Jakarta, 25/8/2025.

Wamen Transmigrasi Viva Yoga Mauladi bersama Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Mentrans M Ifititah Sulaiman resmi melepas Tim Ekspedisi Patriot, Balai Kartini, Jakarta, 25/8/2025.

Semarak.co – Tim Ekspedisi Patriot terdiri dari 2.000 peneliti yang berasal dari guru besar, sarjana, dan mahasiswa. Para peneliti yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan disebar ke 154 kawasan transmigrasi dari Sabang hingga Merauke.

Bacaan Lainnya

“Program ini melibatkan kementerian dan lembaga negara terkait sehingga para menteri dan kepala lembaga negara menjadi narasumber pembekalan”, ujar Viva Yoga, dirilis humas Kementrans usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Senin malam (25/8/2025.

Para peneliti mempunyai satu misi yaitu melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi dan menyukseskan asta cita di kawasan transmigrasi. “Mereka akan menjalankan misi selama 4 bulan di kawasan transmigrasi yang ditunjuk”, ungkapnya.

Tinggal selama empat bulan diharapkan mereka merasakan bagaimana semangat para transmigran dalam berjuang yang telah mengubah lahan kosong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. “Dalam ekspedisi, tim yang ada menggali potensi apa yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan daerah,” tuturnya.

Hidup di kawasan transmigrasi tentu tidak mudah, banyak tantangan. “Bagi para peneliti kali pertama tinggal di sana tentu akan mengalami tantangan seperti yang dikatakan Mas AHY tadi seperti tidak ada air conditioner (AC), tempat tidur yang tak nyaman, dan jauh dari keluarga”, ujar Viva Yoga.

Meski tantangan menghadang namun buah manis dari kesabaran para transmigran menghasilkan suatu yang manis di mana lahan-lahan yang dulu hutan, rawan, tanah gambut, berubah menjadi lahan tanaman pangan dan perkebunan hortikultral yang meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan transmigran.

Tak hanya meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan, transmigrasi yang dilakukan sejak Presiden Soekarno tahun 1950 hingga saat ini telah melahirkan 1567 desa, 466 kecamatan, 116 kabupaten, dan 3 provinsi.

“Transmigran adalah pahlawan pembangunan karena telah mengubah dari sesuatu yang tidak ada menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi, pemerintahan, budaya, pendidikan, dan kemajuan lainnya”, tambahnya. (hms/smr)

Pos terkait