Setelah 30 tahun berkuasa, Presiden negara Chad Idriss Deby Itno meninggal dunia pada Selasa (20/4/2021) akibat luka setelah memimpin perang melawan pemberontak di utara negara itu akhir pekan lalu.
semarak.co-Tentara Chad melaporkan bahwa pertarungan pada akhir pekan itu menewaskan sekitar 300 personel dari kelompok pemberontak Front for Change and Concord in Chad (FACT).
“Deby mengembuskan napas terakhirnya setelah membela kedaulatan negaranya di medan perang,” ujar Azem Bermandoa Agouna, juru bicara tentara Chad, seperti dikutip AFP yang dilansir CNN Indonesia | Rabu, 21/04/2021.
Sementara itu, FACT menyatakan bahwa presiden Chad juga terluka dalam perang itu. Namun, pemerintah Chad tak memberikan konfirmasi apa pun hingga akhirnya tentara mengumumkan bahwa sang pemimpin meninggal dunia di usia 68 tahun.
Pihak tentara menyatakan bahwa Deby memimpin militer melawan FACT yang sudah melancarkan serangan sejak pemilihan umum digelar pada 11 April 2021. Sepeninggal Deby, Chad akan dipimpin anak sang mendiang presiden yang menjabat sebagai kepala dewan militer, Mahamat Idriss Deby Itno.
Selama ini, Mahamat sudah kerap tampil bersama Deby karena ia menjabat sebagai kepala pasukan pengawal presiden. Deby sendiri sudah memimpin Chad sejak melakukan kudeta militer pada 1990 silam.
Sejak saat itu, ia terus berada di pusaran pemerintahan Chad dan kembali terpilih sebagai presiden pada pemilu pekan lalu dengan meraup 80 persen suara. (cnn/net/smr)