Beri Fasilitas Sarana dan Prasarana, BNI Syariah Berpartisipasi di Peringatan Hari Santri 2020

Pemimpin BNI Syariah Kantor Cabang Depok, Syarief Hidayat (dua dari kanan) melakukan penandatangan perjanjian kerjasama terkait pemanfaatan produk dan layanan perbankan syariah dengan Pimpinan Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok Muhammad Cholil Nafis (dua dari kiri), Kamis (22/10/2020). foto: humas BNI Syariah

BNI Syariah berpartisipasi dalam peringatan Hari Santri 2020 di empat Pondok Pesantren, yaitu Pesantren Syeikh An-Nawawi Tanara Serang Banten, Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan, Pesantren Investa Cendikia Amanah Depok, dan dan Pesantren Al-Ittifaq Bandung, Kamis (22/10/2020).

semarak.co-Peringatan hari santri dengan tema akselerasi ekonomi kerakyatan berbasis pesantren dan komunitas ini masuk dalam rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 7th 2020.

Bacaan Lainnya

Program Peringatan Hari Santri 2020 diselenggarakan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Bank Indonesia (BI), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama BNI, BNI Syariah, dan pemangku kepentingan lainnya, khususnya lembaga dan pelaku ekonomi syariah juga industri halal.

Hadir dalam Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Gubernur BI Perry Warjiyo, Menteri Keuangan yang Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sri Mulyani Indrawati, Menteri Agama Fachrul Razi, Pemimpin Pondok Pesantren Madinatunnajah Agus Abdul Ghofur.

Ada juga Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi & Keuangan Lukmanul Hakim, Pembina Fathayat NU Tangerang Selatan Siti Nur Azizah Ma’ruf, Pimpinan Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok Muhammad Cholil Nafis, dan Pemimpin Pondok Pesantren Al Ittifaq Fuad Affandi.

Dari BNI Syariah hadir Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, Direktur Bisnis Ritel & Jaringan BNI Syariah Iwan Abdi, Pemimpin Wilayah Jabodetabek Plus BNI Syariah Azizah Saleh, Pemimpin Wilayah Barat BNI Syariah Dade Dermawan, Pemimpin Divisi Mikro  BNI Syariah Jon Sujani Pasaribu.

Pemimpin BNI Syariah Cabang Bumi Serpong Damai (BSD) Nurcahyo Dwi Artianto, Pemimpin BNI Syariah Kantor Cabang Depok Syarief Hidayat, Pemimpin BNI Syariah Kantor Cabang Cilegon, Amiruddin Umar, dan Pemimpin BNI Syariah Kantor Cabang Astana Anyar, Endang Kumoroyekti.

Firman mengatakan, BNI Syariah melalui Yayasan Hasanah Titik (YHT) memberikan bantuan fasilitas sarana dan prasarana serta pelatihan untuk pemberdayaan santri dan warga pesantren dalam program ketahanan pangan senilai total Rp1,2 miliar.

“Diharapkan bantuan ini bisa mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan berbasis pesantren dan komunitas, serta meningkatkan kesejahteraan pesantren dan memanfaatkan lahan yang dapat memberikan nilai manfaat bagi pesantren maupun masyarakat di sekitar pesantren,” kata Firman.

Dalam hari santri ini, BNI Syariah berkontribusi terhadap pemberdayaan empat pesantren diantaranya Pesantren Syeikh An-Nawawi Tanara, Serang Banten yaitu penyerahan bantuan peralatan dan pelatihan wirausaha roti.

Pesantren Madinatunnajah Tangerang Selatan yaitu penyerahan secara simbolis bantuan hydroponik dan green house untuk pondok pesantren. Dalam acara ini BNI Syariah juga menyalurkan bantuan santripreneur pelatihan pengembangan produk olahan tempe untuk santri dan pelajar.

Penyerahan secara simbolis pembiayaan BNI KUR iB Hasanah untuk pengusaha UMKM, penyerahan hadiah 5 tabungan BNI Bisnis iB Hasanah untuk UKM Pondok Pesantren, dan hadiah Tabungan BNI iB Hasanah untuk 237 pengajar dan karyawan kepada perwakilan Pondok Pesantren.

Pesantren Investa Cendikia Amanah Depok yaitu penandatangan perjanjian kerjasama terkait pemanfaatan produk dan layanan perbankan syariah dengan Pondok Pesantren Cendekia Amanah.

Kerjasama ini terkait dengan pemanfaatan produk cash management, QR Code Link Aja, BNI Giro iB Hasanah, tabungan untuk balai latihan kerja, payroll pegawai dan virtual account.

Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan bantuan kendaraan operasional BNI Syariah kepada Pesantren Cendekia Amanah. Pesantren Al-Ittifaq Bandung, penyerahan sumbangan dana pembangunan kandang sapi kepada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq.

Dalam acara ini, BNI Syariah juga menyerahkan hadiah tabungan BNI iB Hasanah untuk 50 pengajar, pembiayaan BNI KUR iB Hasanah untuk Petani Binaan; kartu pembiayaan BNI iB Hasanah Card untuk pengurus pondok pesantren; dan Hadiah Tabungan BNI SimPel iB Hasanah untuk 500 santri.

Kegiatan hari santri di empat pondok pesantren tersebut diharapkan dapat menjadi percontohan dalam hal ketahanan pangan berbasis pondok pesantren dan komunitas.

Diluar empat pesantren ini, BNI Syariah melakukan penandatanganan nota kesepahaman / memorandum of understanding (MoU) dengan pesantren Daarut Tauhiid terkait Hari Satri.

Acara Penandatanganan MoU antara BNI Syariah dan Yayasan Daarut Tauhiid ini dilaksanakan di Kantor BNI Syariah Cabang Bandung di Jalan Asia Afrika No. 174, Bandung.

Ruang lingkup kerjasama yang saat ini disepakati meliputi penyaluran pembiayaan KUR kepada pengusaha UMKM binaan Yayasan Daarut Tauhiid, BNI Syariah sebagai Guest Teacher (Guru Tamu) untuk Literasi Perbankan Syariah di sekolah-sekolah dibawah yayasan Daarut Tauhiid; dan pembiayaan rumah bagi Santri Karya atau Pegawai Yayasan Daarut Tauhiid.

Pesantren memiliki peran strategis dalam mengatasi permasalahan masyarakat. Di tengah pandemi COVID-19, pesantren harus menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pesantren memiliki posisi strategis yakni sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, sekaligus lembaga pemberdayaan masyarakat.

“Dalam melaksanakan fungsi pemberdayaan masyarakat, pesantren harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan pesantren dan masyarakat sekitar,” kata Ma’ruf Amin.

Turut memberikan sambutan dalam acara tersebut Gubernur Bank Indonesia, Pery Warjiyo; Menteri Keuangan RI serta Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sri Mulyani Indrawati; dan Menteri Agama RI, Fachrul Razi.

Program Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas diharapkan dapat mendorong kebangkitan UMKM dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Saat ini terdapat 64 juta usaha di Indonesia, dimana sebanyak 97 persen adalah usaha mikro yang menyerap 107,2 juta orang (Data Kementerian KUKM, 2017).

Pesantren dapat menjadi sentra ekonomi kerakyatan, mendorong pengembangan industri halal serta ekonomi dan keuangan sehingga harapan Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia segera terwujud.

Terdapat beberapa program utama Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas ini, yaitu pengembangan lembaga keuangan syariah pesantren, pengembangan kewirausahaan santri (santripreneur), dan pengembangan sektor riil dan industri halal.

Penguatan kewirausahaan santri (santripreneur) perlu ditingkatkan, dengan membekali santri keterampilan vokasi dan kewirausahaan, diharapkan selain menguasai ilmu agama juga menguasai kewirausahaan sehingga saat terjun di masyarakat mandiri dan mampu menggerakkan masyarakat untuk berwirausaha.

Pesantren juga diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan ketahanan pangan. Salah satunya dengan mengembangkan Green Waqf untuk ketahanan pangan berbasis pesantren.

Green Waqf adalah program wakaf produktif di sektor pertanian (termasuk peternakan dan perikanan) yang dikelola oleh nazhir yang hasilnya untuk pesantren dan masyarakat miskin sebagai penerima manfaat (maukuf alaih).

Untuk pesantren yang berada di perkotaan, juga dikembangkan Urban Farming Pesantren, adalah program pengembangan pertanian di lingkungan pesantren di perkotaan, yang memiliki lahan terbatas.

Urban farming dilaksanakan pesantren bersama masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan pendapatan. “Pemerintah menyambut baik dan mengapresiasi bebagai inisiasi pengembangan ekonomi kerakyatan dan ekonomi syariah berbasis pesantren dan komunitas,” paparnya.

Wapres menambahkan, “Ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.” (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *