Bekerja sama Badan Wakaf Indonesia (BWI) tahun 2017, Yayasan Dompet Dhuafa membangun Rumah Sakit Mata Achmad Wardi yang merupakan Rumah Sakit Mata pertama dibangun dan dikembangkan berbasis Wakaf.
semarak.co-Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan mata masyarakat Rumah Sakit (RS) Mata Achmad Wardi Dompet Dhuafa Center meresmikan pelayanan Retina dan Glaukoma Center di Serang, Banten, Kamis (22/10/2020).
Peresmian Retina dan Glaukoma Center Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau online oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Agama Fachrul Razi, Ketua Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu.
Hadir secara langsung (offline) di RS. Mata Achmad Wardi dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan Covid-19 Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof. H. Mohammad Nuh, Wali Kota Serang H.Syafrudin, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika Nasyith Majidi, Penasehat Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Prof dr. Nila Moeloek.
Wapres Ma’ruf Amin mengucap terima kasih atas penambahan layanan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi pertama di Asia Tenggara yang dibangun dengan dana wakaf.
“Harapan saya hal ini menjadi pilar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan dalam menuju masyarakat yang unggul. Rumah Sakit dengan dana wakaf merupakan contoh nyata penggalan dana wakaf,” ujar Ma’ruf Amin seperti dirilis Humas Dompet Dhuafa, Kamis malam (22/10/2020).
Akan tetapi di masyarakat literasi tentang wakaf masih rendah, lanjut Ma’ruf dibanding literasi tentang zakat. Padahal menurut ulama, wakaf merupakan pahalanya tidak pernah putus.
“Rumah Sakit Achmad Wardi merupakan contoh inovasi dalam pemanfaatan aset tak bergerak di bidang wakaf, apresiasi saya kepada Dompet Dhuafa dan BWI yang telah menambahkan fasilitas retina dan glaukoma center,” ucap wapres.
Pada 2020 BWI melakukan penghimpunan dana wakaf dan berhasil terhimpun sebesar Rp50,849 miliar. Dana tersebut dibelikan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) untuk membiayai Pembangunan Retina Center Rumah Sakit Mata Achmad Wardi.
Rumah Sakit Mata Achmad Wardi juga mendapat dukungan Pembiayaan dari BNI Syariah dengan nilai Pembiayaan Rp8,8 miliar dengan sumber pembayaran dari kupon Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).
Kombinasi investasi dana wakaf di CWLS dan Pembiayaan Perbankan Syariah menjadi terobosan untuk mengembangkan aset wakaf produktif sehingga diharapkan dapat direplikasi untuk pembangunan rumah sakit mata berbasis wakaf di daerah lain.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menambahkan, inilah bentuk contoh pemanfaatan keuangan berbasis islam yaitu wakaf. “Harapannya ekonomi Islam menjadi pondasi yang ekslusif dengan berbagai kerjasama,” imbuh Sri Mulyani melalui virtual.
Ini merupakan wujud nyata berbasis syariah wakaf produktif dari CWLS, lanjut Sri Mulyani, instrumen mendorong wakaf produktif dalam pemanfaatan aset-aset seperti retina center, CWLS, diharapkan masyarakat dimudahkan wakafnya memberikan manfaat yang luas.
Pengoperasian Rumah Sakit Mata Achmad Wardi beserta fasilitas Katarak, Retina dan Glukoma Center menjadi tonggak sejarah ekosistem wakaf yang paripurna.
Dimana menggabungkan pengelolaan harta benda wakaf bergerak dan tidak bergerak, penghimpunan wakaf uang bertag: line Wakaf Anda Utuh Dan Dapat Dimiliki Kembali.
Dimana hasil penghimpunan diinvestasikan pada sukuk Wakaf serta kuponnya digunakan untuk penambahan fasilitas layanan Retina Centre di Rumah Sakit Mata Achmad Wardi melalui skema pembiayaan Syariah dari LKS PWU.
Ketua Badan Pelaksana BWI Mohammad Nuh mengatakan, dengan hadirnya Pusat Retina dan Glaukoma tersebut, warga Banten diharapkan tidak perlu jauh-jauh untuk berobat ketika retina terganggu. “Begitu juga warga bisa datang ketika mengalami glaucoma yang ditandai dengan mata mengalami kemunduran ketajaman penglihatan,” ucapnya.
Pada acara ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara BWI dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provisni Jawa Barat dalam hal Pendirian Rumah Sakit Mata Berbasis Wakaf di Provinsi Jawa Barat.
Kerja sama sama ini merupakan sinegi pertama kalinya dalam hal pengelolaan Wakaf dan Zakat untuk aset wakaf produktif. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU dengan UNDP Indonesia untuk Pembangunan Yang Berkelanjutan.
Badan Wakaf Indonesia juga menerima Komitmen penghimpunan wakaf uang dari Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar. Rumah Sakit Mata Achmad Wardi juga menerima bantuan senilai Rp1 miliar untuk Operasi Vitrektomi dan Glukoma Bagi Dhuafa yang diserahkan Ketua Yayasan DDR Nasyith Majidi.
Nasyith mengatakan tugas kemanusiaan menjadi tugas kita bersama, dengan yang sekecil apapun bisa berwakaf, ini menjadi gerakan kemanusiaan. Kami mengajak masyarakat untuk dapat berwakaf.
“Melalui peresmian Retina dan Glaukoma Center kita harapkan dapat memberikan sosial impact kepada masyarakat luas setiap pemilik dana yang dititipkan kepada Dompet Dhuafa. Baik berbentuk dana Zakat, Infak, Sedekah atau wakaf atau ziswaf berharap agar dapat menciptakan manfaat besar sehingga pahalanya maksimal,” ucap Nasyith.
Pada kurun waktu 2 tahun beroperasi, Kinerja Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dinilai sangat baik. Akhir 2019 telah berhasil membukukan laba bersih senilai Rp3,3 miliar.
Kesuksesan dalam mengoperasikan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi menginspirasi untuk mendirikan fasilitas kesehatan mata berbasis wakaf di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data gangguan indera penglihatan di Indonesia yang bersumber dari Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016 menunjukkan prevalensi kebutaan terjadi pada penduduk yang berusia 50 tahun ke atas adalah sebesar 3,0% atau berjumlah sekitar 7,8 juta penduduk Indonesia.
Angka Prevalensi ini jauh di atas standar kebutaan menurut WHO sebesar 0,5%. Atas dasar inilah maka pembangunan fasilitas kesehatan mata berbasis wakaf sangat dibutuhkan agar Indonesia terhindar dari tsunami katarak dan kebutaan mata. (smr)