PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah ikut melakukan pembenahan dengan menerapkan system pengelolaan dan pengendalian kinerja BUMN berbasis kinerja unggul. Ini dalam rangka meningkatkan daya saing BUMN menuju persaingan global dari program Kementerian BUMN. Sistem yang dikenal dengan nama Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) tersebut diterapkan 109 BUMN. RNI pada periode penilaian 2016 memperoleh kenaikan peringkat menjadi perusahaan dengan predikat Good Performance.
Direktur Utama RNI B Didik Prasetyo mengatakan, ini merupakan kali pertama RNI memperoleh penghargaan BUMN Performance Excellence Award. Melalui penghargaan ini, diharapkan pembenahan tata kelola dan kinerja di RNI Group yang terus digenjot dalam 3 tahun terkhir telah terinternalisasi dengan baik dalam segala lini perusahaan.
“Atas hasil yang membanggakan tersebut, Kementerian BUMN melalui Forum Ekselen BUMN menganugerahkan penghargaan BUMN Performance Excellence Award 2017 kepada PT RNI, sebagai perusahaan yang telah mencapai Level Good Performance,” ujar Didik usai menerima penghargaan yang diserahkan pada acara Puncak penganugerahan Penilaian Kinerja BUMN berbasis KPKU, di Kantor BNI, Jakarta Pusat, Senin (6/11). Hadir dalam acara tersebut, Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementrian BUMN Ahmad Bambang, beserta para Direksi BUMN.
“Suatu prestasi yang membangakan, penghargaan ini tentunya menjadi penyemangat bagi kami agar tak pernah bosan melakukan pembenahan system tata kelola dan pengendalian kinerja dalam rangka peningkatan proses dan hasil. Karena output yang unggul tidak pernah terlepas dari input dan proses yang baik,” tulisnya.
RNI telah menerapkan KPKU sejak lima tahun lalu dengan perolehan skor yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada awal penerapan, tahun 2012, RNI memperoleh skor 305, lalu tahun 2013 memperoleh 316, meningkat lagi padatahun 2014 menjadi 358 dan 407 pada 2015. Sementara pada tahun 2016, hasil penilaian RNI mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 70 poinmen jadi 477 atau meningkat sebesar 17%.
Peningkatan laba RNI yang signifikan, tahun 2016 tidak terlepas dari pembenahan sistem kinerja yang terintegrasi dengan Key Performance Indicator (KPI) berbasis KPKU. Pada 2016, perusahaan yang mengelola 13 anak perusahaan ini berhasil menorehkan kinerja mumpuni denga nmembukukan laba konsolidasisebesarRp 247 miliarataumerokettajam 257% dibanding tahun 2015 yang mencatat laba sebesar Rp 69 miliar.
Mengadopsi teori dari pakar manajemen kualitas, Malcolm Baldrige, KPKU diharapkan dapat menjadi pedoman dan alat ukur bagi BUMN dalam merancang keunggulan kinerja organisasi, mendiagnosasis team manajemen, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan organisasi, serta menilai upaya perbaikan kualitas.
Saat ini tidak kurang dari 109 BUMN telah diwajibkan menerapkan KPKU oleh Kementerian BUMN, di mana akan dilakukan assessment yang hasil penilaiannya berpengaruh pada KPI direksi setiap tahunnya. (lin)