Belajar dari Indonesia, Delegasi Pakistan Akan Libatkan Pemuka Agama Sukseskan Program KB

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/ Wakil Kepala BKKBN Ratu Isyana Bagoes Oka, saat menerima Delegasi Pakistan dalam penutupan kegiatan Program Pertukaran Teknis Pakistan-Indonesia, South-South and Triangular Cooperation (SSTC) di Ruang NKKBS Gedung Kemendukbangga/BKKBN pada Jumat kemarin (25/04/2025).

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/ Wakil Kepala BKKBN Ratu Isyana Bagoes Oka, menerima delegasi Pakistan dalam penutupan kegiatan Program Pertukaran Teknis Pakistan-Indonesia, South-South and Triangular Cooperation (SSTC).

Semarak.co – Delegasi Pakistan belajar dari keberhasilan Indonesia menekan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana. Kunjungan ini dilaksanakan selama lima hari dari Senin-Jumat (21-25/04/2025) di Jakarta dan Bandung.

Bacaan Lainnya

“Keberhasilan pengendalian penduduk bukan sesuatu yang instan. Program KB telah dicanangkan Indonesia sejak 1970-an, ketika itu TFR di Indonesia berada di angka 5,6,” jelas Isyana, dirilis humas  melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/ BKKBN, Sabtu (26/4/2025).

Isyana juga menyebutkan untuk tetap mempertahankan Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata perempuan di Indonesia memiliki anak di angka 2,1. Melalui kemitraan SSTC, pihaknya tidak hanya kolaborasi tetapi juga memperkuat solidaritas di antara negara-negara berkembang.

Soofia Yunus, Director General (Population), Ministry of National Health Services, Regulations and Coordination (NHSR&C) terkesan dengan cara Pemerintah Indonesia melibatkan para pemuka agama untuk ikut menyukseskan program KB.

“Jadi, kami merasa lebih puas dan merasa seperti pemimpin agama memiliki kepentingan di negara kami juga dan kami menemukan bahwa masyarakat di sini juga bergantung pada keputusan pemimpin agama,” terangnya.

Ia berharap hal ini bisa diadopsi di Pakistan. Fatwa-fatwa dari pemimpin agama Indonesia dapat diadopsi oleh pemimpin Pakistan dalam meyakinkan masyarakat dalam pembangunan keluarga.

Setelah mengunjungi lapangan, Soofia menemukan banyak perspektif baru, salah satunya Puskesmas dan Posyandu bisa menjadi tempat dimana kebijakan pengendalian penduduk bisa benar-benar diterapkan di masyarakat secara langsung.

Assistant Representative UNFPA Indonesia Verania Andria mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, ini kolaborasi apik dan harus ada tindak lanjut implementasi, terutama untuk Sustainable Development Goals (SDGs) dalam bidang kesehatan, edukasi dan persamaan gender.

Selama lima hari, para delegasi dari Pakistan mengeksplorasi bagaimana Indonesia mengintegrasikan layanan Keluarga Berencana ke dalam sistem kesehatan nasional dan skema jaminan kesehatan masyarakat.

Para delegasi juga mengunjungi gudang KB di Bandung, mengamati proses kuantifikasi, jaminan kualitas dan penggunaan sistem digital seperti SIRIKA dan SIGA yang meningkatkan efisiensi rantai pasok, meningkatkan akurasi data dan mengurangi beban operasional staf gudang. (hms/smr)

Pos terkait