Bela Islam & Muslimin dari Kezaliman, Semua Pemimpin Diminta Tanggung Jawabnya

grafis ilustrasi pemimpin yang menipu rakyatnya. foto: swamedium

Artikel dari berbagai sumber

semarak.co-Rasulullah Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya mengingatkan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Begitu pula agama Islam mengajarkan agar manusia menjadi pemimpin yang baik, adil, jujur, amanah dan bijaksana.

Bacaan Lainnya

Abdullah bin Umar mengatakan, Rasulullah SAW berkata, “Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang pemimpin umat manusia adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka.”

“Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia bertanggung jawab atas mereka, seorang wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan ia bertanggung jawab atas mereka.”

“Seorang budak adalah pemimpin bagi harta tuannya, dan ia bertanggung jawab atasnya. Maka setiap dari kalian adalah adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR Abu Dawud).

Nabi Muhammad SAW dalam hadis lainnya juga mengingatkan agar manusia tidak meminta dijadikan pemimpin atau meminta jabatan. Karena tanggung jawab seorang pemimpin di dunia dan akhirat sangat berat.

Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).

Mendukung kedzaliman, Allah SWT berfirman:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain dari pada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan” (QS. Huud 113).

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا رَبَّنَا آَتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا

”Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. (QS. Al-Ahzab [33] : 66-68)

Ahlussunah bertanggung atas Islam d manapun: East Türkestan, Philippines, Andalusia, India, Indonesia, muka bumi:

إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ، وَهُوَ يَأْرِزُ بَيْنَ الْمَسْجِدَيْنِ، كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ فِي جُحْرِهَا

”Sungguh Islam itu dimulai dlm keadaan asing dan kelak akan kembali asing sebagaimana awalnya. Dan Islam akan kembali di antara dua masjid (Masjidil-Haram dan Masjid Nabawiy/Makkah dan Madinah) sebagaimana kembalinya seekor ular ke sarangnya.” [HR MUSLIM]

“Seandainya anak cucu Adam (manusia) mendapatkan dua lembah yang berisi emas, niscaya ia masih menginginkan lembah emas yang ketiga. Tidak akan pernah penuh perut anak Adam kecuali ditutup dalam tanah (mati). Dan Allah akan mengampuni orang yang bertaubat.” (HR Ahmad).

Keserakahan manusia tidak akan pernah hilang kecuali setelah kematian menjemputnya. Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh.

Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak. Tak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi.

Empat Hewan Tunggangan Rasulullah SAW Amalan-Amalan Bermuatan Sedekah Menurut Rasulullah SAW Hewan Kesayangan yang Pernah Jadi Tunggangan Rasulullah SAW.

Bila tidak segera dibersihkan, penyakit sosial ini dapat menimbulkan malapetaka. Orang yang serakah, akan membuat mata hati dan pendengarannya menjadi tuli. ”Cintamu terhadap sesuatu membuat buta dan tuli.” (HR Ahmad).

Serakah juga menjadi pintu masuknya setan. Bila masuk dalam hati orang yang serakah, setan akan menghiasinya dengan sifat-sifat tercela lainnya. Dan orang yang serakah itu selalu menganggap baik apa yang dilakukannya, meski kebanyakan orang melihatnya sebagai suatu keburukan.

Serakah, ternyata tidak sebatas pada harta benda semata-mata. Ada orang yang serakah kepada wanita ataupun jabatan. Orang yang serakah kepada wanita, akan menjadikan wanita itu sebagai pemuas nafsunya belaka.

Orang yang serakah kepada jabatan, akan berusaha mendapatkan apa yang menjadi incarannya dengan segala cara. Tak pernah berpikir apakah cara yang ditempuh baik atau buruk.

Namun, ada juga serakah dalam hal kebaikan. Serakah ini bisa memberikan jaminan keselamatan bagi pelakunya di dunia dan akhirat. Serakah yang baik merupakan sifat yang dimiliki oleh orang beriman.

Serakah yang baik akan mendorong orang beriman untuk berlomba-lomba meraih ridha Allah SWT. Mereka tak peduli bagaimana kondisi diri. Yang mereka lihat adalah ridha Allah SWT semata. Mereka rela meninggalkan anak istri untuk jihad di jalan-Nya. Mereka juga rela menempuh perjalanan yang begitu jauh untuk menyambut seruan Ilahi.

Orang yang serakah kepada kebaikan ini justru dianjurkan Rasulullah SAW karena membuat mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah dan beramal. Mereka juga menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah SWT.

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (karena tahajud), sedangkan mereka berdiri kepada (Allah) dengan rasa takut dan harap dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS As- Sajadah (32): 16).

 

sumber: republika.co.id di WAGRoup INDONESIA ADIL MAKMUR (post Minggu 30/5/2021)/WAGroup INDONESIA ADIL MAKMUR

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *