BAZNAS Tidak Dukung Capres Kapitalis, Muzaki Baznas Milenial Angkat Mustahik Milenial dari Garis Kemiskinan

Ketua BAZNAS Prof KH Noor Achmad (kedua dari kiri) menyerahkan kaos seragam Forum Matraman kepada Ketua Forum Pemred Irfan Junaedi yang diwakili dalam acara dalam Diskusi Tematik Filantropi Bersama Forum Matraman dengan tema Kebangkitan Muzaki Milenial, Untuk Mustahik Merdeka di Kantor Baznas RI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023). Ikut mendampingi Pimpinan Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan BAZNAS Prof Zainulbahar Noor (kedua dari kanan), dan Pimpinan Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Saidah Sakwan (paling kiri) dan Dani (paling kanan). Foto: heryanto/semarak.co

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof KH Noor Achmad mengaku pihaknya akan memproklamasikan dukungan pada salah satu bakal calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Prof KH Noor menyebut, BAZNAS akan mendukung capres yang tidak memiliki sikap kapitalistik dan sekuler, tapi lebih religius atau keagamaan.

semarak.co-Kendati demikian, Prof KH Noor tidak mengungkap nama capres yang akan didukungnya. BAZNAS ingin terlibat dalam menciptakan kehidupan sosial masyarakat yang guyub di masa depan. Karenanya, dia menilai pemimpin kapitalis tidak cocok dalam kehidupan bernegara di Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Kalau boleh saya katakan, nanti pun kami akan proklamasikan bahwa BAZNAS akan memilih presiden yang tidak kapitalis,” kata Prof KH Noor dalam Diskusi Tematik Filantropi Bersama Forum Matraman dengan tema Kebangkitan Muzaki Milenial, Untuk Mustahik Merdeka di Kantor Baznas RI, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023).

Meski begitu, Prof KH Noor menyebut, paham kapitalisme tidak dilarang di Indonesia. Akan tetapi, pemikiran kapitalistik ditolak secara tidak langsung oleh masyarakat Indonesia. “Bukan karena itu dilarang, tetapi karena secara tidak langsung itu sebenarnya tertolak untuk masyarakat Indonesia kehidupan kapitalistik,” tegasnya.

Kalau pemimpin dalam memimpin paham visi ekonomi kehidupan sosial bangsanya karena bukan pemimpin yang kapitalis, Prof KH Noor menilai, pelaksanaan di struktur bawahnya lebih mudah mengikuti setiap kebijakan maupun program-program yang dirancang dan dicanangkannya.

“Ke depan, Indonesia tidak boleh dipimpin pemimpin kapitalis. Itu berbahaya. Jadi gerakan sosial dari pemikiran-pemikiran ekonomi supaya tidak ada yang mengarahkan jadi negara kapitalis. Kalau Baznas tidak bisa mengendalikan diri sampai jadi kapitalis, maka Baznas gagal,” cetus Prof KH Noor.

Jadi tujuan Gerakan muzaki milenial tadi, lanjut Prof KH Noor, supaya ada perimbangan antara perekonomian dengan kehidupan sosial yang sifatnya keagamaan. “Ekonom itu kalau sudah agak tua harusnya tidak lagi kapitalis. Makanya, milenial diajak mengenal zakat yang merupakan bagian dari keagamaan supaya ke depan makin jadi trend setter zakat ini,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini terdapat 3 bakal capres yang akan berkontestasi di Pilpres 2024. Pertama kandidat kuat Presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Anies didukung Koalisi Perubahan untuk Persatuan gabungan Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.

Di tempat dan acara sama Pimpinan Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan BAZNAS Prof Zainulbahar Noor mendorong kerja sama dengan perusahaan media untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan ekstrem 0% pada tahun 2024.

Hal itu dia ungkapkan dalam Forum Matraman yang dihadiri sejumlah pimpinan perusahaan media bertajuk Kebangkitan Muzaki Milenial untuk Mustahik Merdeka di Kantor Pusat BAZNAS, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

“Bagaimana semua media kita bersama BAZNAS itu melaksanakan satu program media, muzaki milenial BAZNAS mengentaskan stunting pada posisi yang 0 persen tahun 2024 dan daerah ekstrem miskin,” kata Zainul dalam paparan diskusi yang khusus menghadirkan Forum Pemred.

Gerakan tersebut dibutuhkan peran media untuk menyebarkan informasi ke seluruh penjuru negeri. Hal itu dinilai perlu untuk menyosialisasikan kegiatan tersebut pada seluruh elemen masyarakat. “Jadi kita akan bergerak cepat, yang paling perlu menurut saya gaungnya itu. Jadi, pada hari pertama kita rapat kita undang semua media, kita undang kaum muzaki milenial,” jelasnya.

Pimpinan Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Saidah Sakwan mengatakan, pihaknya akan menyalurkan paket logistik keluarga (PLK) bagi keluarga-keluarga stunting di Indonesia. BAZNAS akan mendistribusikan PLK pada 110 kabupaten kota se-Indonesia pada 106 ribu keluarga stunting.

“Jadi, kita akan mendistribusi PLK, paket logistik keluarga bagi keluarga-keluarga stunting. Pendistribusian PLK itu dilakukan untuk mempercepat target pemerintah dalam menurunkan angka prevalensi stunting,” terang Saidah dalam paparan diskusinya.

Dia mengatakan, angka prevalensi stunting itu masih terpaut sekitar 10 persen dari target yang ditentukan pemerintah. “Ini untuk mengakselerasi karena ternyata sampai akhir tahun ini target penurunan kita menuju angka prevelensi 14% itu targetnya 2024 ya, saat ini masih di angka 23%. Jadi kita masih punya hampir 10% yang harus kita kebut,” tandasnya.

Muzaki Milenial

Generasi milenial sudah mulai mendominasi, termasuk dalam gerakan sosial. Baznas RI mencatat muzaki alias pembayar zakat milenial ini mencapai 60%. “Muzaki di Baznas ini enam puluh persenan dikuasai kaum milenial. Meski kecil-kecil, jumlah mereka banyak,” ujar Prof KH Noor lagi.

Prof KH Noor menambahkan, para muzaki milenial sudah mulai menguasai pasar ekonomi dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan berkebudayaan yang ada di Indonesia. Mereka yang lahir pada tahun 1980-1995 ini kini sudah mulai punya kemampuan berusaha juga mulai menumpuk kekayaan.

Hal ini membuat generasi milenial akan memimpin perubahan trendsetter, termasuk di bidang sosial-ekonomi, termasuk dalam bidang zakat. Dia juga merinci data dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas dari total Rp 22,4 triliun zakat yang dihimpun selama tahun 2022 sebagai berikut:

26% kontribusi PNS, BUMN, Kementerian/Lembaga

21,7% kontribusi zakat digital yang diyakini 100% milenial

21,8% kontribusi zakat retail yang sebagiannya juga kaum milenial

28% kontribusi zakat perusahaan, yang sebagiannya dimiliki oleh pengusaha muda milenial

“Para milenial itu rupanya cukup bangga bila mendapatkan predikat perusahaan taat zakat. Apalagi trennya, milenial juga sudah mulai ngeh dengan kehidupan sosial yang agamis. “10 Tahun yang akan datang, kekuatan Baznas akan sangat dahsyat dibantu kaum milenial ini,” imbuhnya.

Ditambahkan Saidah, Baznas juga menjelaskan penyaluran zakat dari muzaki milenial. Program Baznas pun banyak disalurkan kepada mustahik alias penerima zakat yang milenial pula. Milenial leader dan champion dalam tata kelola zakat ini, ada faktanya.

“Ini kabar gembira. Struktur muzaki milenial ini berdampak dari sisi substantif dalam gerakan zakat. Distribusinya disalurkan untuk membantu mustahik milenial yang lain. Hal ini merupakan bentuk gotong royong dalam mengentaskan kemiskinan milenial,” imbuh Saidah sesi tanya jawab.

Target Baznas dari yang tadinya mustahik milenial menjadi muzaki milenial. Jadi milenial ini berkontribusi angkat teman-teman milenial yang lain agar posisinya bisa setara. Salah satu bentuk penyalurannya, lanjut Saidah, adalah dengan berinvestasi di bidang sumber daya manusia (SDM).

Contohnya dengan pemberian beasiswa bagi milenial tak mampu. “Ada Nabil dan temannya, Baznas beri beasiswa, masuk ke Fakultas Hukum UI. Selulus dari sana, dia menjadi ASN Kemlu, tak cuma sebagai ASN tapi juga berhasil menjadi calon diplomat. Dengan posisi ini, Nabil dan temannya akhirnya mengembalikan kartu mustahiknya dan berganti menjadi muzaki,” jelasnya.

Selain itu, penyaluran dana Baznas juga ditujukan untuk membangun ekosistem enterpreneur muda. Seperti program santripreneur yang memang ditujukan untuk kaum milenial. “Dari milenial berkontribusi kepada milenial. Kontribusi yang konkret, akhirnya dari mustahik bisa menjadi muzaki,” tuturnya.

Saidah juga memaparkan, Baznas juga sudah menyalurkan untuk membantu pengentasan stunting kepada 60 ribu keluarga dari 110 kabupaten/kota. Rp 22,2 triliun dari total Rp 22,4 triliun perolehan zakat nasional pada 2022, Baznas mengangkat mustahik dari garis kemiskinan keluarga yang pendapatannya Rp 2,3 juta/bulan/keluarga sebanyak 436.154 keluarga.

“Apa yang dilakukan Baznas ini bisa meng-engineering ekonomi nasional, ada peningkatan daya beli keluarga mustahik, ekonomi bergerak, pengusaha dan industri jadi bergerak, menimbulkan sirkulasi booster pada peningkatan ekonomi,” tuturnya. (net/smr)

Sedangkan 8 program prioritas nasional Baznas tahun 2023 adalah:

  1. Rumah Sehat Baznas
  2. Baznas microfinance
  3. Penguatan Baznas tanggap bencana
  4. Santripreneur
  5. Beasiswa
  6. Z-Chicken
  7. Z-Mart
  8. Rumah layak huni

Pos terkait