BAZNAS Terjunkan Tim Respon Banjir Kota Batu, BMKG Telah Keluarkan Peringatan Dini

Tim Baznas bergerak bantu korban banjir bandang di Kota Batu. Foto: humas Baznas

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menerjunkan tim BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat BAZNAS (RSB) untuk merespons banjir bandang yang terjadi di Kota Batu, Jawa Timur. Tim terdiri dari 3 personil BTB yang berangkat dari Jakarta pada Kamis malam (4/11/2021) dan 3 personil tim medis dari RSB Sidoarjo, Jawa Timur.

semarak.co-Masing-masing 1 dokter, 2 nakes 1 driver/umum yang dilengkapi dengan ambulans, obat-obatan untuk 200 orang, emergency tool kits, hecting kits dan referral kits. Sebagai informasi, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur pada Kamis (4/11/2021), mengakibatkan 5 titik lokasi di Kota Batu diterjang banjir bandang sejak pukul 14.00 WIB.

Bacaan Lainnya

Banjir yang terjadi membawa lumpur dan material lain, sehingga mengakibatkan kerusakan yang cukup parah. Kelima lokasi tersebut antara lain, 2 titik di Desa Bulukerto, 1 titik di Desa Sidomulyo, 1 titik di Desa Sumberbrantas, dan 1 titik di Desa Tulungrejo. Sampai saat ini dampak kerusakan/kerugian maupun korban jiwa masih dalam pendataan.

Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan mengatakan, tim yang diturunkan akan segera melakukan assesment pada lokasi terdampak dan segera memberikan bantuan yang dibutuhkan bagi para korban dan lokasi terdampak.

Siaran pers BNPB menginformasikan, kutip humas Baznas dalam rilis di Jakarta, Kami malam (4/11/2021), banjir bandang menerjang Kota Batu di Jawa Timur, setelah hujan dengan intesitas tinggi mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno, Kamis (4/11/2021), pada pukul 14.00 WIB.

Berdasarkan laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, kejadian banjir bandang tersebut menyebabkan 15 orang hanyut terseret aliran sungai yang meluap. Sebanyak 4 orang sudah ditemukan dalam kondisi selamat, namun 11 lainnya masih dalam pencarian.

“Empat orang sudah ditemukan. Alhamdulillah selamat semua. Tinggal 11 orang yang belum ditemukan,” ujar Achmad Choirur Rochim, Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu melalui sambungan telepon.

Berdasarkan laporan visual sementara dari BPBD Kota Batu, arus sungai anak sungai Brantas yang melintas di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, terpantau mengalir sangat deras dengan membawa beberapa material lumpur, batu dan potongan pohon serta puing bangunan.

Banjir bandang tersebut menurut laporan sementara telah berdampak di 5 desa di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Adapun rinciannya adalah Desa Sumber Brantas, Desa Bulu Kerto, Desa Tulung Rejo, Desa Padang Rejo dan Desa Sidomulyo. “Yang terdampak ini 5 desa yang dialiri anak sungai Brantas,” kata Rochim.

Data kerugian materil yang dicatat sementara BPBD Kota Batu meliputi empat kendaraan hanyut dan satu unit rumah terendam. Data kerugian yang lain masih dalam proses asesmen di lapangan.

Guna percepatan penanganan banjir bandang tersebut, Tim BPBD Kota Batu dibantu lintas instansi terkait termasuk TNI dan Polri telah melakukan koordinasi, kaji cepat, pendataan lebih lanjut dan menyiapkan lokasi pengungsian.

Tim juga, lanjut Rochim, fokus untuk pencarian para korban dan evakuasi atau penyelamatan warga yang terdampak banjir serta pembersihan sarana dan prasarana yang terdampak banjir bandang.

“Operasi penanganan darurat sudah berjalan, tapi memang untuk malam ini fokus untuk pencarian pertolongan sama pembersihan dan pemulihan sarana prasarana vital jalan-jalan yang tertutup lumpur,” jelas Rochim dalam rilis humas melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Jumat (5/11/2021).

Dalam keterangan terpisah, BPBD Kota Malang melaporkan bahwa banjir terjadi di permukiman bantaran sungai wilayah DAS Brantas yang melintasi Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Selain membawa material potongan kayu dan sampah, banjir tersebut juga menyebabkan beberapa rumah warga di Kelurahan Jatimulyo juga terendam air dengan Tinggi Muka Air (TMA) kurang lebih 10 sentimeter.

“Kelurahan Jatimulyo, air sudah meluap ke permukiman dengan ketinggian 10 sentimeter,” ujar Asmi selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Malang melalui keterangan tertulis.

Dari kejadian tersebut, satu unit jembatan mengalami kerusakan akibat diterjang aliran banjir yang berasal dari hulu anak Sungai Brantas. Sementara itu, kerugian lain dan korban jiwa masih dalam pendataan lebih lanjut oleh tim BPBD Kota Malang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini prakiraan cuaca yang menyebut bahwa wilayah Provinsi Jawa Timur berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang hingga Jumat (5/11/2021).

BMKG juga menetapkan status waspada untuk potensi bencana hidrometeorologi yang dapat dipicu faktor cuaca bagi wilayah Jawa Timur. Menyikapi prakiraan cuaca BMKG, BPBD Provinsi Jawa Timur meneruskan informasi peringatan dini potensi hujan tersebut kepada BPBD Kabupaten/Kota untuk diteruskan ke pihak terkait dan masyarakat untuk waspada ancaman bencana hidrometeorologi.

Sementara itu, melalui Rapat Koordinasi BNPB-BPBD Kesiapsiagaan Menghadapi Dampak La Nina 2021-2020 secara daring di Jakarta, Kamis (4/11/2021), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito meminta seluruh elemen agar meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan adanya fenomena La Nina di Tanah Air.

Fenomena La Nina itu menurut BMKG berdampak pada kenaikan intensitas hujan dan dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor.

Menurut data dan analisis BMKG, fenomena La Nina melanda wilayah Indonesia sejak bulan Agustus dan diprakirakan akan berkembang hingga Februari tahun 2022. “Fenomena La Nina harus bersama-sama kita antisipasi dan kita siapkan kesiapsiagaannya,” ucap dia.

Lebih lanjut, Ganip juga meminta agar seluruh komponen pemerintah di daerah hingga masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mengupayakan langkah mitigasi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Ganip juga menekankan, upaya kesiapsiagaan tersebut harus dilakukan pada level yang lebih kecil hingga kabupaten/kota. “Hal ini tentu saja memerlukan respon kesiapsiagaan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” ucap Ganip.

Apalagi, lanjut dia, di tahun ini BMKG telah menyampaikan bahwa akan terjadi fenomena La Nina yang berdampak pada kenaikan intensitas hujan yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi basah. Pada level yang lebih kecil, yaitu kabupaten-kota, kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan,” katanya. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *