BAZNAS Resmikan BMD Bantu Kemandirian Usaha Mustahik, PIA BAZNAS RI Sosialisasi Kenali Penyakit Akibat Gaya Hidup tak Sehat

Seminar Hari Kesehatan Nasional 2024 dengan tema Kenali Penyakit Yang Timbul Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat diselenggarakan PIA BAZNAS RI di Gedung BAZNAS RI kawasan Matraman Jakarta Timur, Jumat sore, Jumat (15/11/24). Foto: humas Baznas

Persatuan Istri Amil Badan Amil Zakat Nasional (PIA BAZNAS) RI menggelar Seminar Hari Kesehatan Nasional 2024 dengan tema Kenali Penyakit Yang Timbul Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat di Gedung BAZNAS RI kawasan Matraman Jakarta Timur, Jumat sore, Jumat (15/11/24) dan disiarkan melalui kanal Youtube BAZNAS TV.

semarak.co-Hadir Wakil Ketua BAZNAS RI Mokhamad Mahdum dan Ketua PIA BAZNAS RI Hj. Nur Kusuma Dewi, dokter Spesialis Penyakit Dalam Advaced Diabetes Center RSCM Dokter Pendidik Klinis KSM Penyakit Dalam FKUI RSCM dr. Syahidatul Wafa, FINASIM serta diikuti Rumah Sehat BAZNAS (RSB) di seluruh Indonesia.

Bacaan Lainnya

Ketua PIA BAZNAS RI Hj. Nur Kusuma Dewi mengungkapkan, kegiatan yang diadakan merupakan salah satu cara untuk mengedukasi amil dan amilat untuk melakukan upaya preventif dalam menjaga kesehatan.

“Agar amil amilat kita juga bisa menjaga kesehatannya. Diharapkan amil-amilat itu secara preventif mengelola lifestylenya supaya dapat berperilaku hidup sehat,” ujar Hj Nur Kusuma Dewai dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Jumat malam (15/11/2024).

Melalui seminar ini, Hj Nur berharap, peserta dapat lebih memahami pentingnya menjaga pola hidup sehat untuk mencegah berbagai penyakit. “Acara ini juga sekaligus menjadi momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional yang menekankan pentingnya kolaborasi antara edukasi dan tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ucapnya.

Sementara Dokter Spesialis Penyakit Dalam Advaced Diabetes Center RSCM Dokter Pendidik Klinis KSM Penyakit Dalam FKUI RSCM dr. Syahidatul Wafa menjelaskan, adanya pergeseran pola penyakit yang terjadi di masyarakat dari masa ke masa.

“Ada perubahan pola penyakit, dulu tahun 90an banyak penyakit menular, tapi seiring dengan berjalannya waktu penyakit yang dominan ini sekarang stroke, diabetes, dan penyakit terkait gaya hidup lainnya” papar dr. Wafa.

Pergeseran ini menunjukkan peralihan dari penyakit infeksi menjadi penyakit akibat gaya hidup yang tidak sehat. Menurutnya, beberapa contoh penyakit gaya hidup yang kerap ditemui meliputi obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal.

Selanjutnya stroke, penyakit paru obstruktif kronik, kanker, dan sirosis hati. “Ini semua penting untuk kita ketahui. Mari kita sama-sama mengubah pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit,” ucapnya.

Di bagian lain dirilis humas Baznas sebelumnya, BAZNAS RI meresmikan BAZNAS Microfinance Desa (BMD) di Tulungagung sebagai salah satu langkah strategis BAZNAS untuk mendukung kemandirian dan pengembangan usaha mikro dan kecil yang dikelola oleh para mustahik.

Peresmian BMD ini diselenggarakan di Kantor BMD Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (15/11/2024). Turut hadir Pimpinan BAZNAS RI Bidang SDM, Keuangan dan Umum Kolonel. Caj (Purn) Nur Chamdani, Pj Bupati Kab.Tulungagung Ir. Heru Suseno, Ketua BAZNAS Prov. Jawa Timur Prof. KH. Ali Maschan Moesa, Kepala Kantor Kemenag Tulungagung Moh. Nasim, serta perwakilan mustahik penerima manfaat.

Pimpinan BAZNAS RI Kol. CAJ (Purn.) Nur Chamdani mengatakan, dengan hadirnya BMD, diharapkan para mustahik di Tulungagung dapat lebih mandiri secara ekonomi melalui pendampingan serta pembiayaan yang diberikan. BMD merupakan program unggulan BAZNAS yang telah sukses membantu ribuan pelaku usaha mikro di berbagai daerah.

“Program ini mengusung konsep pembiayaan tanpa bunga (qardhul hasan) sehingga memudahkan para mustahik untuk mengembangkan usahanya tanpa terbebani oleh cicilan yang memberatkan,” kata Nur Chamdani dirilis humas Baznas usai acara melalui WAGroup BMC, Jumat (15/11/2024).

Menurut Nur Chamdani, BMD merupakan program penyaluran dana ZIS BAZNAS yang bergerak pada layanan keuangan mikro yang ditujukan untuk para mustahik pelaku usaha mikro dalam bentuk pembiayaan permodalan dan pendampingan pengembangan usaha.

“Melalui BMD, BAZNAS berupaya memberikan akses permodalan yang lebih inklusif agar para mustahik dapat bangkit kembali dan mengembangkan usaha mereka. Hingga saat ini, lanjutnya, terdapat 25 titik BMD yang tersebar di 17 Provinsi,” tuturnya.

Salah satunya, rinci Nur, yaitu BMD Tulungagung yang mulai diinisiasi pada Juli 2024, dan di provinsi Jawa Timur sendiri, BMD Tulungagung menjadi BMD ke-4 setelah BMD Sawojajar, Malang, BMD Sampang, dan BMD Ponorogo.

Inisiasi BMD di Kab. Tulungagung diimplementasikan melalui kemitraan antara BAZNAS RI dengan BAZNAS Kab. Tulungagung, terdapat sharing cost antara BAZNAS RI dan BAZNAS Kab. Tulungagung, dimana BAZNAS Kab. Tulungagung menyediakan kantor BMD

Dan juga dukungan anggaran sebesar Rp82.282.500 yang digunakan untuk renovasi kantor, penyediaan inventaris kantor dan kegiatan launcing. Peresmian BMD Tulungagung ini juga menjadi bagian dari upaya BAZNAS untuk memperluas jangkauan layanan kepada mustahik di seluruh Indonesia.

Dengan semakin banyaknya BMD yang dibuka di berbagai daerah, BAZNAS optimis bisa memberdayakan lebih banyak mustahik dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. “Kami mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam membantu para mustahik menuju kemandirian ekonomi,” imbuh Nur Chamdani.

Dalam kesempatan sama, penjabat (Pj.) Bupati Kab.Tulungagung Ir. Heru Suseno pendukung penuh program pemberdayaan yang dikembangkan BAZNAS. Menurutnya, hal ini merupakan pertanda baik untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat.

“Kami sangat mendukung sekali program ini, karena akan membantu usaha yang masih pemula. Apalagi ini tanpa bunga, akan bermanfaat sekali untuk para pelaku usaha di Kabupaten Tuluangagung,” ujar Heru dirilis humas Baznas melalui BMC.

Program ini, nilai Hery, tentu akan sangat membantu para pelaku usaha mikro untuk mengembangkan usahanya, yang sedang membutuhkan modal. Ini merupakan salah satu alternatif sehat, yang bisa membebaskan para pelaku mikro dari jeratan para rentenir.

“Kami yakin program ini akan memberikan kemanafaatan, khususnya bagi pelaku-pelaku usaha-usaha mikro yang masih membutuhkan uluran tangan kita untuk mengembangkan usahanya. Kami akan selalu support terus program kemanfaatan yang dilakukan oleh BAZNAS, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan Masyarakat,” ujarnya.

Sementara Ketua BAZNAS Prov. Jawa Timur Prof. KH. Ali Maschan Moesa mengatakan, inisiasi BMD Tulungagung sendiri didukung penuh oleh stakeholder wilayah terkait. Salah satunya dengan disediakannya kantor BMD yang berada di komplek Pertokoan Kab. Tulungagung.

Adapun saat ini BMD Tulungagung telah mulai melayani para mitra pelaku usaha mikro dan mulai beroperasi pada 09 September 2024. “Sejak mulai beroperasi pada 09 September 2024, BMD Tulungagung telah menyalurkan pembiayaan kepada 105 mustahik pelaku usaha mikro dengan total pembiayaan Rp175.400.000,” ujar Ali.

Ali berharap, dengan adanya BMD Tulungagung akan terbentuk ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan mandiri di kalangan mustahik. “Kami optimis, program ini akan mampu mengurangi angka kemiskinan dan ketergantungan masyarakat pada bantuan sosial. Dengan menjadi pelaku usaha yang mandiri, para mustahik dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah,” ujarnya. (smr)

Pos terkait