Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meraih penghargaan Indonesia Scholarship Award sebagai lembaga penyedia beasiswa terfavorit. Award ini diberikan pada puncak rangkaian WISH (World Indonesia Scholarship) Festival 2019 di Universitas Pertamina, kawasan Kebayoran Jakarta Selatan, Jumat (8/11/2019).
Baznas berhasil keluar menjadi yang tervaforit sebagai lembaga penyelenggara beasiswa dari lembaga nonprofit dan perusahaan di Indonesia. Nominator penghargaan ini antara lain PT Paragon Technologi & Innovation, Dompet Dhuafa, PT XL, Data Print, Tanoto Foundation dan Medcom.id.
Berdasarkan hasil voting yang dilakukan selama delapan hari sejak Kamis (1/11/2019), dengan responden seluruh masyarakat Indonesia, Baznas meraih suara tertinggi setelah berhasil mengumpulkan 1.531 suara, diikuti Dompet Dhuafa di posisi kedua dengan 1396 suara, dan Medcom id, 828 suara.
Ketua Baznas Prof Bambang Sudibyo mengatakan, penghargaan ini merupakan bukti kepercayaan masyarakat akan besarnya manfaat dana zakat untuk memutus rantai kemiskinan melalui program-program pendidikan yang berkualitas.
“Baznas berterima kasih atas apresiasi yang diberikan masyarakat melalui pengabdian dalam menyalurkan zakat bagi mustahik. Amanah ini akan memacu semangat kami untuk terus meningkatkan layanan bagi masyarakat, baik dalam menunaikan zakat maupun menyalurkan hak-hak mustahik,” kata pada wartawan di gedung Baznas, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019).
Baznas memiliki program-program unggulan diantaranya Beasiswa Cendekia BAZNAS, Beasiswa Riset Zakat, Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama, Advokasi Beasiswa Luar Negeri dan Pendidikan Pasca Sarjana yang pelaksanannya dilalukan oleh Lembaga Beasiswa Baznas.
Alokasi dana untuk Beasiswa BAZNAS pada tahun 2019 ini senilai Rp 13.280.000.000,-. Dari dana tersebut terbagi menjadi tiga komponen beasiswa yakni dalam bentuk uang saku, SPP dan dana pembinaan.
Hingga saat ini, penerima manfaat dari Beasiswa BAZNAS total mencapai 963 orang, yang terdiri dari Beasiswa Cendekia Baznas S1 dalam negeri di 89 kampus, Beasiswa Cendekia BAZNAS S1 luar negeri (Al Azhar, Albukhori int.univ, dan Aligarh Muslim Univ.), Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama BAZNAS – MUI program doktoral 20 peserta, Beasiswa Riset 45 peserta, Beasiswa kerjasama kemitraan.
“Selain itu, Baznas juga memberikan bantuan beasiswa bagi santri tahfidz Sulaimaniah Turki sebanyak 150 peserta dengan nilai Rp 2.500.000.000. Terkait materi pembinaan oleh Baznas, ada 3 tema besar yang diajarkan kepada para penerima manfaat ini,” ungkapnya.
Selain mendapatkan beasiswa, lanjut dia, para penerima manfaat juga harus mendapatkan materi pembinaan. “Di antaranya perencanaan kemandirian pasca kampus melalui pembinaan pusat dan mentoring daerah, nilai-nilai keislaman dan keBaznasan, diskusi masalah kerelawanan, serta etika bermedsos,” jelasnya.
Baznas melalui program LBB ini adalah untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan seperti soal pemerataan, sistem pendidikan dan mutu tenaga pendidikan.
“Selain untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang memiliki kedalaman ilmu pengetahuan, juga memberikan nilai lebih dengan pembekalan untuk meningkatkan keluhuran akhlak para penerima beasiswa,” ujarnya.
Sebelumnya masih dalam satu pekan ini, BAZNAS juga baru saja menerima penghargaan Padmamitra Award 2019 dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bersama Forum CSR DKI, Selasa (5/11/2019).
Penghargaan diberikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada Direktur Utama Baznas Arifin Purwakananta. Penghargaan ini diberikan kepada organisasi profit maupun nonprofit yang telah berkontribusi terhadap kesejahteraan sosial dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.
Baznas memenangkan Padmamitra Award 2019 untuk Kategori “Keberlanjutan Dalam Rantai Nilai Organisasi” berkat program-program pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang telah terasa dampaknya.
Dengan penghargaan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada Baznas. Bila kepercayaan publik meningkat maka dapat meningkatkan gerakan zakat di Indonesia dan menjadi contoh bagi program pemberdayaan pada gerakan filantropi yang lebih luas. (smr)