BAZNAS Gelar Bootcamp dan Grand Final Santripreneur 2025 Klaster Usaha Peternakan

BAZNAS menggelar Bootcamp dan Grand Final Santripreneur Kompetisi 2025 Klaster Usaha Peternakan di Kopontren Al Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bersama Sedekah Konsumen Alfamidi, dan Kopontren Al Ittifaq menggelar Bootcamp dan Grand Final Santripreneur Kompetisi 2025 Klaster Usaha Peternakan di Kopontren Al Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Semarak.co – Kepala Departemen Pendayagunaan BAZNAS Jawa Barat Nayif Sujudi menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan kompetisi yang dinilai efektif dalam mendorong kemandirian ekonomi santri.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan Santripreneur ini sangat efektif untuk meningkatkan daya perekonomian di pesantren. Harapan kami, kegiatan ini menjadi pilar penting dalam mencetak generasi santri yang tangguh dan adaptif terhadap era digital,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media Baznas Center (BMC), Rabu (29/10/2025).

Program BAZNAS Santripreneur menjadi salah satu inisiatif unggulan BAZNAS RI untuk mencetak santri yang mandiri dan berdaya saing. Fokus program ini adalah pengembangan usaha produktif pesantren melalui pelatihan, pendampingan, dan permodalan.

Sejak diluncurkan pada 2023, program ini telah memberdayakan 1.485 mustahik di 28 provinsi dan 225 kabupaten/kota. Tahun ini, sebanyak 50 peserta terbaik dari 2.902 pendaftar mengikuti bootcamp selama lima hari untuk memperdalam pengetahuan, membuat rencana bisnis, serta mengikuti penjurian grand final dengan total bantuan usaha Rp500 juta.

“Kami berharap para santri tidak berhenti hanya pada tahap pelatihan, tetapi berani melangkah untuk berinovasi, mengembangkan usaha, dan menciptakan lapangan kerja baru. Santri bukan hanya ahli mengaji, tapi juga harus tangguh dan profesional di bidang ekonomi,” tambah Nayif.

Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Pangan Sugeng Santoso, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menilai inisiatif BAZNAS sejalan dengan program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Kegiatan Santripreneur ini memiliki semangat sama dengan program pemerintah seperti kemandirian pangan dan penguatan koperasi desa. Santri pelaku usaha peternakan bisa menjadi bagian dari rantai pasok pangan nasional. Sinergi seperti ini harus terus diperkuat agar hasilnya memberi dampak luas bagi masyarakat,” ungkapnya.

CEO Kopontren Al Ittifaq Setia Irawan  menegaskan pentingnya menjadikan pesantren sebagai pusat pengembangan ekonomi umat. “Program ini bukan sekadar lomba, tapi proses belajar yang berkelanjutan. Santri perlu terus mengasah kemampuan, membangun jejaring, dan menjadi penggerak ekonomi di lingkungannya,” ujarnya. (hms/smr)

Pos terkait