Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui program Rumah Sehat BAZNAS Yogyakarta berkolaborasi dengan Kelurahan Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo, Yogyakarta, melakukan monitoring dan evaluasi balita gizi kurang atau buruk dan stunting.
Semarak.co – Kegiatan diawali dengan penyuluhan gizi. Setelah itu, tim kesehatan mengukur berat badan (BB) dan panjang/tinggi badan (PB/TB) pada balita. Di akhir acara, para peserta juga mendapat paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa telur, susu formula, dan biskuit.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan menegaskan, zakat memiliki peran besar tidak hanya sebagai instrumen ekonomi, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Zakat tidak hanya menyentuh aspek ekonomi. Melalui program kesehatan seperti ini, kami ingin memastikan anak-anak Indonesia terpenuhi gizinya, sehingga bisa tumbuh menjadi generasi yang sehat dan unggul,” kata Saidah, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Senin sore (15/9/2025).
Saidah menekankan, keberhasilan program penurunan stunting tidak bisa dilepaskan dari peran semua pihak. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci untuk memastikan langkah-langkah intervensi berjalan efektif.
“Stunting tidak bisa diatasi sendirian. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga zakat, tenaga kesehatan, dan masyarakat agar hasilnya lebih optimal. BAZNAS hadir untuk memperkuat peran ini,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, program perbaikan gizi seharusnya tidak berhenti hanya pada kegiatan sesaat. Saidah mendorong agar intervensi dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan anak.
“Intervensi satu kali tidak cukup. Harus ada pemantauan, edukasi, dan dukungan gizi secara konsisten. Dengan begitu, angka stunting di Kulonprogo bisa terus ditekan,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, BAZNAS berharap peran zakat semakin nyata dirasakan masyarakat, khususnya mencegah gizi buruk dan stunting. Dukungan masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan menjadi energi bersama untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat di masa depan.
Program BMD BAZNAS Dorong Usaha Kuliner Masitoh Raih Omzet hingga Rp26 Juta
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) berhasil memberdayakan mustahik asal Banjarmasin, Siti Masitoh dengan usaha kulinernya berupa rumah makan.
Setelah mendapat manfaat dari program BMD, Masitoh berhasil mengembangkan usahanya hingga memperoleh omzet sebesar Rp22 juta sampai Rp26 juta per bulan.
Pimpinan BAZNAS Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan mengapresiasi keberhasilan usaha kuliner milik Masitoh. Menurut Saidah, keberhasilan ini merupakan bukti nyata manfaat program BMD untuk membantu para pelaku usaha mikro.
“Program BMD merupakan upaya strategis BAZNAS dalam rangka memberdayakan pelaku usaha mikro untuk tumbuh dan berkembang. Jadi keberhasilan Bu Masitoh adalah kebanggan bagi kita semua,” kata Saidah.
Saidah berharap, keberhasilan Masitoh dalam mengembangkan usaha rumah makan bisa menginspirasi dan memotivasi para mustahik, sekaligus mendorong program BMD ini agar lebih luas lagi menjangkau masyarakat.
Saidah menambahkan, keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan program pemberdayaan ekonomi yang dijalankan oleh BAZNAS. Dengan pemberian modal dan pendampingan yang diberikan, Masitoh berhasil mengembangkan usaha rumah makannya semakin ramai pembeli.
Sementara itu, penerima manfaat program BMD Banjarmasin Masitoh menyampaikan rasa syukurnya, “Alhamdulillah omzet sekarang bisa mencapai Rp600 ribu hingga Rp800 ribu per hari,” ujar Masitoh.
Dia berterima kasih kepada BAZNAS karena telah membantu bisnis kulinernya menjadi lebih baik dan berkembang. Masitoh mengaku merasakan betul manfaat dan dampak positif program BMD.
Modal yang didapatkan dari program BMD ia gunakan untuk peremajaan peralatan dapur, seperti kompor, panci, wajan, hingga perlengkapan makan. Termasuk juga membeli kursi agar pelanggan lebih nyaman ketika makan di tempat.
“Dulu sempat masak di rumah karena terbatasnya peralatan, jadi ribet bolak-balik danBAZNAS makanan cepat dingin. Alhamdulillah sekarang sudah jauh lebih baik,” tuturnya. (hms/smr)