Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengaktifkan Crisis Center untuk membantu warga terdampak tragedi Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya, Provinsi Papua. Baznas Crisis Center berfokus pada penanganan kemanusiaan dan tidak masuk dalam ranah konflik yang terjadi.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Baznas Irfan Syauqi Beik mengatakan, tragedy social di Wamenas sudah masuk ranah bencana social dan Baznas hanya berada di ranah social kemanusiaan. Ini terlihat dari jumlah korban yang terus bertambah hingga terjadi eksodus keluar Wamena untuk setidaknya kembali ke kampung halaman.
“Kondisi Wamena dan warga terdampak yang saat ini tinggal di pengungsian-pengungsian yang ada di daerah lain membutuhkan penanganan terpadu dengan melibatkan semua pihak. Berbagai layanan bantuan ini harus dilakukan dangan penuh kehati-hatian,” ujar Irfan dalam jumpa pers di gedung Baznas Pusat, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
Saat ini jumlah sudah tembus 6045 jiwa. Karena itu, lanjut Irfan, Baznas mengaktifkan Crisis Center BAZNAS untuk Papua sebagai upaya mendorong sebuah program terbaik yang bisa kita berikan dalam membantu memulihkan krisis Papua. “Terutama membantu para pengungsi dan mendorong situasi yang lebih damai,” katanya.
Pelaksana Harian Crisis Center Baznas untuk Papua Ahmad Fikri mengatakan, Baznas menyinergikan Lembaga Program Baznas Tanggap Bencana (BTB), Layanan Aktif Baznas (LAB) dan Rumah Sehat Baznas (RSB) untuk melayani warga terdampak krisis.
“Melalui tim gabungan ini, diharapkan BAZNAS dapat merespon cepat dan memberikan bantuan yang saat ini sangat diperlukan oleh para pengungsi. Sejak Jumat (27/9/2019), tim yang terdiri dari personil Baznas Pusat, Provinsi Papua, dan Baznas Kabupaten Mimika telah berada di lokasi dan memberikan bantuan awal,” rinci Fikri.
Bantuan awal ini, rinci Fikri, berupa distribusi air minum, pakaian layak pakai dan dukungan psikososial di Pangkalan Udara (Lanud) Silas Papare, Jayapura. Di Lanud Timika, Kabupaten Mimika, Tim Baznas memberikan makanan siap saji dan mendirikan dapur umum. Crisis Center Baznas ini pertama bertugas saat terjadi krisis kelaparan warga Asmat Papua.
“Jadi kami tinggal mengaktifkan kembali yang sudah ada. Tim juga memberikan layanan medis yang dibutuhkan para pengungsi. Selanjutnya, Baznas akan meningkatkan layanan pengungsian di lokasi lain, terutama di lingkungan komunitas pendatang serta meningkatkan kapasitas bantuan tim di lokasi pengungsian,” katanya.
Sementara di Jakarta, kata dia, Baznas menguatkan kerja sama berbagai lembaga kemanusiaan yang membantu krisis di Wamena, termasuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam penggalangan dana.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Fuad Nasar mengapresiasi kehadiran Crisis Center Baznas untuk Papua. “Bantuan kemanusiaan dari Baznas berupa bantuan logistik, dapur umum, pemeriksaan kesehatan dan psikososial bagi anak-anak yang menjadi penyintas cukup relevan dan bermanfaat, terutama untuk mengatasi kondisi darurat,” pujinya.
Pihaknya, kata Fuad mengimbau masyarakat agar menyalurkan bantuan dan donasi untuk korban tragedi kemanusiaan di Wamena dan sekitarnya melalui Baznas dan lembaga-lembaga resmi.
Sebelumnya BTB telah melakukanpenanganan pengungsi bencana sosial Wamena, Sabtu (28/9/2019). Sebanyak enam personil BTB Jayapura. Taufik Hidayat menguraikan, dampak bencana sosial yang terjadi di Wamena membuat ribuan masyarakat mengungsi tidak terkecuali anak anak.
“Baznas Tanggap Bencana hadir untuk ikut mengurangi dampak psikologis bagi anak anak yang menjadi panyitas. Dengan mengajak bermain, belajar dan memberikan makanan tambahan kepada anak anak tersebutm” ujar Taufik dilansir Humas Baznas, Minggu (29/9/2019).
Hampir lebih dari 70 anak anak yang berada di Pos Pengungsi Lanud Silas Papare dan Batalion 751 Raiders mendapat kesempatan bermain serta berbagi bersama dalam kegiatan psikososial. (lin)