Bappenas dan Pertamina Perkuat Ketahanan Energi Melalui Kolaborasi Strategis, Capai Indonesia Emas 2045 dengan Tingkatkan Kualitas Pemuda

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat membuka diskusi Indonesia Future Network di Jakarta Senin (10/5/2024). Foto: humas Kementerian PPN/Bappenas

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menekankan pentingnya peran pemuda dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Terlebih, pemuda adalah aktor perubahan yang akan menjadi pusat kemajuan bangsa.

semarak.co-Pemuda harus memiliki kualitas hidup yang baik agar dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Untuk itu, investasi dalam pembangunan sumber daya manusia menjadi salah satu isu penting untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

Bacaan Lainnya

“Pemuda silakan sehat dulu, sehat itu penting. Setelah sehat, cerdas. Setelah cerdas baru bisa berproduksi,” tutur Menteri Suharso saat membuka diskusi Indonesia Future Network di Jakarta Senin (10/5/2024).

Saat ini, para pemuda di Indonesia masih memiliki tantangan tersendiri, baik dalam sektor pendidikan, kesehatan, hingga pekerjaan. Meskipun memiliki potensi besar dengan bonus demografi pemuda, Indonesia dibayang-bayangi kondisi kesehatan yang cukup rentan.

Pada 2023, tercatat satu dari empat pemuda adalah perokok, atau setara dengan 24,75 persen dari total pemuda di Indonesia. Pada 2022 tercatat dua dari 100 individu di usia 15-24 tahun pernah mengonsumsi Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.

Tidak hanya itu, sambung Menteri Suharso, isu ketenagakerjaan juga menjadi salah satu isu penting yang perlu diselesaikan agar meningkatkan peran pemuda dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Saat ini partisipasi pemuda dalam ketenagakerjaan masih belum optimal.

Pada 2023 tercatat satu dari empat pemuda tidak bekerja, tidak pergi ke sekolah maupun tidak sedang mengikuti kursus. Hal ini setara dengan 25,8% dari pemuda di Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pun perlu ditingkatkan untuk mendukung peningkatan partisipasi pemuda di ketenagakerjaan.

“Salah satunya melalui pendidikan yang merata, memberikan kualitas pendidikan yang sama di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya standardisasi pendidikan maupun kesehatan di Indonesia,” imbuh Menteri Suharso dirilis humas usai acara melalui WAGroup Bappenas Media, Senin (10/6)

Untuk itu, lanjut dia, Indonesia Future Network diharapkan menjadi wadah bagi calon pemimpin muda untuk berdiskusi bersama pemangku kepentingan untuk menjawab tantangan ke depan, salah satunya meningkatkan peran pemuda.

“Tantangan anak muda ini perlu diatasi dengan cara-cara anak muda, karena jika pendekatannya dari pemerintah sendiri tidak bisa memahami penuh kebutuhan anak muda,” pungkas Menteri Suharso.

Di bagian lain dirilis humas Kementerian PPN/Bappenas terbaru, dunia saat ini sedang bergulat dengan triple planetary crisis yang mengacu pada perubahan iklim, keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah.

World Economic Forum dalam Global Risks Report 2023 menyatakan krisis tersebut menjadi momentum mempercepat transisi energi dan menuju ekonomi hijau. Transisi energi disinyalir dapat mengurangi emisi CO2 hingga 70 persen pada 2050.

Namun, Indonesia menghadapi tantangan trilema energi untuk mencapai kemandirian energi nasional. Kebutuhan energi tidak bisa hanya dengan cara yang sudah-sudah, tetapi dengan cara-cara yang bersamaan dengan concern terhadap triple planetary crisis.

“Hari ini peran minyak dan gas bumi sebagai energi primer kita masih besar, masih 30 persen untuk minyak, dan 16 persen untuk gas bumi namun kita seakan-akan hanya mengandalkan ini saja,” kata Menteri Suharso dalam Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Pertamina di Jakarta Pusat, Senin (10/6/2024).

Untuk itu, sambung Menteri Suharso, pengembangan minyak dan gas bumi ke depannya perlu inovasi bagaimana kita bisa menghasilkan energi yang rendah emisi. Trilema energi mengacu pada ketahanan energi, affordability, dan sustainability.

Laporan World Energy Council 2024 menunjukkan negara yang berhasil mengelola ketahanan energi adalah yang mampu menyeimbangkan ketiga aspek trilema energi. Artinya, strategi ketahanan energi tidak hanya fokus pada aspek ekonomi dan teknis, tetapi juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang.

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati juga menekankan pentingnya aspek keberlanjutan dalam kolaborasi. “Saya mengucapkan terima kasih karena nanti kami bukan hanya bisa align dengan RPJPN dan RPJMN, namun ada juga PKS yang dari sisi implementasi,” ujar Nicke dirilis humas usai acara melalui WAGroup Bappenas Media, Senin malam (10/6/2024).

Dilanjutkan Nicke, “Bukan hanya penyusunan kebijakan yang kami align-kan, tapi kami juga ikut aktif dalam implementasi perencanaan kebijakan tersebut. Saya juga ingin apresiasi Pertamina untuk membentuk Pertamina Sustainibility Expert sebagai hub education and training center.”

“Dan hari ini kita akan tanda tangani kerja sama itu, utamanya untuk memperkuat ketahanan energi dan mempercepat hilirisasi migas yang environment-friendly dan juga menjanjikan kesejahteraan,” demikian Nicke menambahkan.

PKS ini menegaskan pentingnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainability Development Goals (SDGs) dalam proses bisnis Pertamina, yang diwujudkan melalui pelaksanaan Environmental, Social, and Governance (ESG) dan TPB/SDGs yang terintegrasi dalam Pertamina Sustainability Expert.

Untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi berkelanjutan, kerja sama ini juga melingkupi pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas SDM. “Ini adalah awal perjalanan kita bersama yang akan kita detailkan menjadi langkah konkret yang bisa mewujudkan dan mempercepat penyerapan tenaga kerja yang semakin banyak untuk meningkatkan PDB Indonesia sekaligus membawa kita menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Nicke. (smr)

Pos terkait