Dalam rangka meningkatkan produktivitas gula serta sebagai upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berada di Desa Penyangga, anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang bergerak dalam sektor agroindustri, PT PG Rajawali II meluncurkan Program Kemitraan Tebu Desa Penyangga dengan Pabrik Gula (PG) Jatitujuh, di desa Pilangsari Jatitujuh, Majalengka, Senin (20/8).
Peluncuran dilakukan melalui simbolisasi penyerahan kredit permodalan program kredit usaha rakyat (KUR) Tebu bantuan permodalan kepada perwakilan petani. Direktur Pengendalian Usaha RNI Agung P. Murdanoto mengatakan program ini merupakan wujud nyata kepedulian PT PG Rajawali II sebagai anak perusahaan BUMN, terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal dan bersentuhan langsung dengan kebun tebu PG Jatitujuh.
“Program Kemitraan Tebu kami gagas sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat. Diharapkan, program ini dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan masyarakat sekitar dan meningkatkan hubungan baik antara perusahaan dengan Pemerintah Daerah setempat dan stakeholder lainnya,” ungkap Agung dalam rilis Humas RNI.
Direktur Utama PT PG Rajawali II Audry Jolly Lapian yang akrab disapa Jolly mengatakan, melalui program ini masyarakat yang tinggal di Desa-desa penyangga memiliki peluang untuk mengelola lahan dan menanam tanaman tebunya sendiri.
“Lahan yang dikelola harus ditanami tebu untuk swasembada gula Nasional. Selain itu kegiatan ini akan terus dilakukan pengawalan dan pembinaan oleh petugas Bagian Tanaman untuk memudahkan transfer pengetahuan budidaya tebu kepada Petani Mitra,” imbuhnya.
Guna memastikan aspek pendanaan, PT PG Rajawali II melakukan sinergi dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI). Peserta program kemitraan akan mendapat fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tebu dari BNI senilai maksimal Rp 50 juta untuk setiap masa tanam.
Saat ini PG Jatitujuh, rinci Jolly, memiliki luas area sekitar 12 ribu Ha dan berbatasan langsung dengan 22 Desa Penyangga yang lokasinya terbagi di dua Kabupaten, yaitu 11 desa di wilayah Kabupaten Majalengka dan 11 desa di wilayah Kabupaten Indramayu. Dari 22 desa tersebut 15 desa telah memastikan keikutsertaan dalam program Kemitraan Tebu, terdiri dari 9 desa dari wilayah Majalengka dan 6 desa dari wilayah Indramayu.
“Jumlah pengajuan yang telah terdaftar sebanyak 717 Kepala Keluarga (KK), 616 KK diantaranya telah lolos BI Checking dan 55 KK yang sudah disetujui menjadi mitra, semuanya berasal dari Majalengka. Tiap mitra akan mengelola maksimal 2 ha lahan tebu. Kedepannya akan launcing juga untuk wilayah Indramayu. Untuk wilayah Indramayu telah terdaftar 435 pengajuan sebagai mitra,” ungkap Jolly.
Jolly berharap program ini dapat meningkakan rasa peduli masyarakat terhadap keberlangsungan perkebunan PG Jatitujuh, dengan begitu masyarakat akan turut serta menjaga keberadaannya sehingga meminimalisir aksi-aksi penyerobotan lahan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab, seperti yang marak terjadi belakangan ini di HGU PG Jatitujuh.
Kepala Desa Pilangsari Didi Tarmadi mengaku merasa senang dan bangga Desa Pilangsari menjadi desa pertama yang dipilih untuk menjalankan program Kemitraan Tebu Desa Penyangga.
Ia meminta agar warganya tidak menyia-nyiakan peluang ini dan turut serta membantu dan menjaga keberlangsungan PG Jatitujuh sebagai perusahaan yang telah lama menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar.
Bupati Majalengka yang hadir diwakili Oleh Asisten Daerah Kabupaten Majalengka Abdul Gani mengatakan bahwa tebu merupakan salah atu komoditas yang sangat penting, sehingga program kemitraan tebu ini perlu mendapat dukungan agar dapat berkontribusi membantu mensukseskan program swasembada gula nasional. (lin)