PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bersama anak usaha kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 sebagai salah satu strategi menjaring investor asing dengan dana kelolaan jumbo. Dalam MIF 2024 yang menghadirkan 200 investor berasal dari berbagai negara, total dana kelolaannya sekitar US$12 triliun.
semarak.co-Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim merinci negara yang hadir Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat. Pasar modal Indonesia diuntungkan dengan kondisi pelemahan ekonomi China dan Hongkong, sebab kini investor asing mulai beralih menanamkan modalnya ke pasar saham RI.
“Kami melihat MIF sebagai salah satu ajang pendukung pertumbuhan investasi lokal maupun asing di Indonesia, dan perekonomian nasional secara umum di tengah perkembangan lingkungan bisnis domestik serta global yang dinamis,” ujar Silva dalam Konferensi Pers Pre-event MIF 2024 di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
“Hal itu bisa kita lihat juga, year to date 2024 ini, padahal baru satu setengah bulan, portofolio inflow dari dana asing ke perusahaan saham Indonesia sudah lebih dari Rp20 triliun,” demikian Silva menambahkan seperti dilansir bisnis.com Rabu, 21 Februari 2024 | 13:55.
Adapun Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar saham sebesar Rp22,3 triliun secara year-to-date (ytd) per 20 Februari 2024. “Jadi kita lihat, memang tren foreign inflow masih masuk terus, dan Indonesia diuntungkan dari keadaan di Hongkong dan China,” kata Silva.
Terlebih, pada 2023 Indonesia menjadi pasar Initial Public Offering atau IPO terbesar di Asia pasifik. Sehingga menurutnya hal itu menunjukkan, minat dari investor asing di Indonesia semakin tinggi.
BMRI Chart by TradingView Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan, ekonomi Indonesia selama 2023 masih sangat resilien di tengah berbagai gejolak global yang terjadi. Pasalnya, ekonomi global saat ini terkendala inflasi dan suku bunga tinggi di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Kendati demikian, menurutnya perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5% didukung stabilnya permintaan domestik, meski harus berjuang di tengah risiko global. Hal ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah.
Andry mengatakan, berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi. “Oleh karena itu, pemerintah berperan dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga,” imbuh Andry.
Misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak. “Secara keseluruhan, dengan fundamental perekonomian domestik yang kuat, kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06% di tahun ini,” pungkas Andry.
Sebagai informasi, Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 akan berlangsung selama lima hari mulai tanggal 4-8 Maret 2024, dengan rangkaian acara yang terdiri dari Macro Day, Investment Day, Site Visit, dan Corporate Day.
Adapun, MIF 2024 merupakan upaya Mandiri dalam mendorong keran investasi di Indonesia dengan melibatkan beragam investor dan pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri.
Di bagian disebutkan Bank Mandiri menyiapkan kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk belanja IT atau layanan digital senilai Rp3 triliun pada tahun ini. Sebagaimana diketahui, BMRI sempat menganggarkan belanja IT senilai Rp2,5 triliun pada 2023.
Kala itu, Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama menuturkan, pihaknya terus berkomitmen dalam melakukan investasi pada bidang teknologi guna mendorong kapabilitas BMRI dalam menghadirkan sejumlah fitur-fitur digital.
Alokasi yang meningkat dari tahun lalu bakal dipergunakan dalam hal pengembangan digitalisasi layanan, termasuk penguatan sisi sistem keamanan siber. “Rp3 triliun ini untuk semuanya dalam hal pengembangan digital,” ujar Timothy saat ditemui Bisnis usai agenda Waste Station Mandiri Capital Indonesia 2024, Rabu (21/2/2024).
Bank Mandiri fokus memperkuat fondasi infrastruktur digital dan menyempurnakan proses bisnis guna mendukung perkembangan transaksi digital. Kemudian, Bank Mandiri juga menyusun strategi untuk mengurangi ketergantungan kepada para pihak ketiga dalam mengembangkan produk-produk perbankan digital secara end-to-end.
“Untuk memberikan customer digital experience terbaik di channel kita yang saat ini untuk dapat mendukung lifestyle digital nasabah akan terus kami kembangkan tanpa henti,” jelas Timothy masih seperti dilansir Bisnis.com Rabu, 21 Februari 2024 | 16:00.
Tahun lalu, lanjut Timothy, anggaran capex digunakan untuk pengembangan penggunaan data analytic dan artificial intelegence dalam membantu keputusan serta melakukan personalisasi layanan nasabah.
“Untuk inisiatif open banking demi memperluas akses nasabah terhadap produk-produk bank melalui ekosistem eksternal dengan menggabungkan third party platform yang bekerja sama dengan fintech dan e-commerce,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Livin’ by Mandiri telah diunduh lebih dari 37 juta kali sejak diluncurkan pada Oktober 2021. Sepanjang 2023, Livin’ by Mandiri mencatatkan 2,8 miliar transaksi. Nilai transaksi Livin by Mandiri sepanjang 2023 telah menembus Rp3.271 triliun, naik 32,32% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, Bank Mandiri juga memiliki platform digital untuk segmen wholesale bernama Kopra by Mandiri dan telah berhasil mengelola Rp19.100 triliun transaksi.
“Kami secara spesifik terus meningkatkan fungsi dan manfaat Livin dan Kopra by Mandiri sebagai solusi yang dapat memenuhi segala macam kebutuhan nasabah, baik secara finansial maupun non finansial,” ujar Darmawan seperti dilansir finansial.bisnis.com/ Bisnis.com Rabu, 21 Februari 2024 | 16:00. (net/bis/smr)