Bank Mandiri Pertahankan Laju Pertumbuhan Cepat Kinerja Triwulan III-2017

Direksi Bank Mandiri usai paparan kinerja Triwulan II-2017 di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (19/7)

Bank Mandiri berhasil mempertahankan laju pertumbuhan cepat kinerja hingga sembilan bulan pertama tahun atau triwulan III-2017 ini. Hal itu terlihat dari pertumbuhan kredit secara tahunan yang mencapai 9,8%, akhir September 2017 menjadi Rp686,2 triliun. Atas agresifitas tersebut, perbankan pelat merah ini berhasil mendongkrak nilai aset menjadi Rp1.078,7 triliun, naik 10,6% yoy. Adapun, laba bersih yang dibukukan perseroan pada akhir September 2017 tercatat sebesar Rp15,1 triliun, tumbuh 25,4% dari periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, keberhasilan perseroan menjaga tren positif ini didorong oleh komitmen kuat perseroan dalam mengoptimalisasi aset produktif perusahaan secara berkualitas serta mendorong kontribusi pendapatan yang bersumber dari jasa perbankan.

“Di tengah tren penurunan suku bunga perbankan sebagai respon atas kebijakan regulator dan persaingan yang semakin ketat di industri, kami terus melakukan penajaman implementasi fokus bisnis, serta mendorong inisiatif inovasi produk keuangan sesuai kebutuhan nasabah sebagai solusi strategis dalam menjaga kepercayaan nasabah kepada perseroan,” ungkap Kartika.

Kartika melanjutkan, kualitas aset yang membaik juga terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL Gross) dari 3,81% pada September 2016 menjadi 3,75% pada September 2017. Begitu pula dengan biaya pencadangan yang secara tahunan turun 23,2% pada triwulan III 2017. Sejalan dengan membaiknya kualitas asset yang dimiliki Bank Mandiri, pendapatan operasional secara tahunan tumbuh 4,1% mencapai Rp57,5 triliun, dimana pendapatan perseroan dari bisnis jasa perbankan atau fee based income tumbuh signifikan sebesar 18,4% menjadi Rp16,8 triliun pada akhir bulan lalu.

Dalam penyaluran kredit, Bank Mandiri berhasil mencatatkan kenaikan di seluruh kelompok pembiayaan. Kredit modal kerja tumbuh 3,9% menjadi Rp321,4 triliun, kredit investasi tumbuh 10,1% menjadi Rp189,3 triliun serta kredit konsumer tumbuh 20,6% menjadi Rp95,2 triliun. “Sebagai agen pembangunan, kami juga terus menjaga konsistensi dalam mendukung program-program pemerintah baik untuk penguatan ekonomi, maupun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Kartika.

Kartika mencontohkan, baki debet kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir triwulan III – 2017 mencapai Rp 132,1 triliun atau tumbuh 11,4% dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan sektor transportasi sebesar Rp36,4 triliun, tenaga listrik Rp27,4 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp17,2 triliun, konstruksi sebesar Rp12,2 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota sebesar Rp 10,3 triliun, telematika sebesar Rp9,6 triliun, dan jalan raya dan tol sebesar Rp9,4 triliun.

Lebih lanjut, jelas Kartika, Bank Mandiri juga terus memberikan perhatian yang tinggi terhadap pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada triwulan III/2017, Bank Mandiri telah membukukan baki debet kredit UMKM sebesar Rp 78,1 triliun, dan telah menyalurkannya kepada lebih dari 938 ribu nasabah pelaku UMKM. Sedangkan pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR), perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 9,11 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini, atau telah mencapai 70% dari target Rp13 triliun pada akhir Desember nanti.

Sejalan dengan spirit memakmurkan negeri, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung program-program pemerintah melalui program Mandiri Hadir Untuk Negeri dengan misi utama memberikan pendampingan serta edukasi kepada masyarakat Indonesia dalam menyalurkan bantuan sosial agar kualitas hidup masyarakat dapat meningkat. Penyaluran bantuan sosial (Bansos) dalam bentuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai akan dilaksanakan di sebanyak 151 kabupaten atau 1.664 kecamatan serta Mandiri Edukasi di sebanyak 81 kabupaten sepanjang tahun 2017. Selain itu, Bank Mandiri juga turut serta mendukung percepatan swasembada pangan dan pemberdayaan perekonomian desa khususnya di wilayah Jawa Barat melalui program kartu tani.

“Secara periodik, kami juga menerjunkan karyawan-karyawan Mandiri secara langsung ke lapangan melalui program Mandiri Volunteer untuk memberikan pendampingan dan sosialisasi kepada keluarga-keluarga penerima manfaat agar bantuan tersebut bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan mereka,” katanya.

Lebih lanjut, Kartika menjelaskan, Bank Mandiri juga berupaya memastikan kecukupan likuiditas melalui peningkatan penghimpunan dana, terutama dana murah. Pada akhir triwulan III-2017, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mandiri secara tahunan tumbuh 10,3% menjadi Rp761,5 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama didorong pertumbuhan dana murah sebesar 12,6% YoY, mencapai Rp492,5 triliun. Sehingga, rasio dana murah terhadap total DPK mencapai 64,7%.

“Sebagai bentuk dukungan Bank Mandiri dalam menciptakan cashless society, kami juga terus mengembangkan sistem alat pembayaran online yang dapat meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam bertransaksi,” kata Kartika.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah pengguna serta merchant kartu prabayar Mandiri e-money. Hingga September 2017, kartu pra bayar berlogo e-money yang telah diterbitkan oleh Bank Mandiri sebanyak 10,82 juta kartu dengan rerata transaksi bulanan lebih dari 39 Juta transaksi, dan nilai transaksi finansial mencapai lebih dari Rp 417,8 miliar per bulan. Saat ini, kartu prabayar berlogo e-money dapat digunakan untuk melakukan transaksi di lebih dari 55 ribu merchant dengan jumlah outlet sebanyak lebih dari 68 ribu unit di seluruh Indonesia. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *