PT Bank Mandiri melaporkan laba bersih pada kuartal II-2017 sebesar Rp 9,5 triliun. Ini tumbuh 33,7% dari periode sama 2016. Peningkatan laba bersih ini ditopang dari pertumbuhan kredit secara tahunan yang mencapai 11,6% pada akhir Juni 2017, yaitu menjadi Rp 682 triliun. Faktor lain peningkatan laba bersih adalah meningkatnya pendapatan bunga bersih secara tahunan sebesar 6,0 persen menjadi Rp 25,7 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, meningkatnya pendapatan bank pelat merah ini dari bisnis jasa perbankan atau fee based income (FBI) sebesar 18,5% menjadi Rp 10,9 triliun pada akhir Juni 2017. Tercatat, rinci Kartika, sejumlah kenaikan dalam pembiayaan penyaluran kredit pada kuartal II 2017. Kredit modal kerja tumbuh 5,2% menjadi Rp 319,9 triliun, kredit investasi tumbuh 16,6% menjadi Rp 194,4 triliun, serta kredit konsumer tumbuh 20,0% menjadi Rp 91,3 triliun.
“Pertumbuhan kredit tersebut merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan aset sebesar 9,9 persen year on year (yoy) menjadi Rp 1.067,4 triliun. Kami menjaga konsistensi dalam mendukung program-program pemerintah. Baik untuk penguatan ekonomi, maupun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” papar Kartika, dalam konferensi pers yang digelar di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (19/7).
Dia mencontohkan, baki (porsi) debet kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir kuartal II-2017 mencapai Rp 133,7 triliun atau tumbuh 15,0 persen dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, disalurkan untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp 8,4 triliun, transportasi sebesar Rp 36,0 triliun, tenaga listrik Rp 27,0 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp 20,9 triliun, konstruksi sebesar Rp 13,1 triliun, dan telematika sebesar Rp 8,5 triliun. Sedangkan untuk sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), Bank Mandiri membukukan baki debet kredit sebesar Rp 78,1 triliun pada kuartal II 2017. Perseroan telah menyalurkannya kepada sekitar 938.000 nasabah pelaku UMKM.
Mandiri juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp682 triliun di kuartal II-2017. Atau tumbuh 11,6% dari posisi di Juni 2016. “Pertumbuhan kredit ini merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan aset sebesar 9,9 persen menjadi Rp1.067,4 triliun. Kinerja positif merupakan hasil perseroan dalam menjalankan pengelolaan aset produktif yang berkualitas serta mendorong kontribusi pendapatan yang bersumber dari jasa perbankan. Penyaluran kredit ini, Mandiri mencatatkan kenaikan di seluruh kelompok pembiayaan. Kredit modal kerja tumbuh 5,2 persen menjadi Rp319,9 triliun, kredit investasi tumbuh 16,6 persen menjadi Rp194,4 triliun serta kredit konsumer tumbuh 20 persen menjadi Rp91,3 triliun,” ujarnya.
Kartika menyebutkan, penyaluran kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir Juni 2017 telah mencapai Rp133,7 triliun atau tumbuh 15% dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp8,4 triliun, transportasi sebesar Rp36,0 triliun, tenaga listrik Rp27,0 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp20,9 triliun, konstruksi sebesar Rp. 13,1 triliun, dan telematika sebesar Rp8,5 triliun.
Tiko -biasa dia disapa-, menambahkan Bank Mandiri juga terus memberikan perhatian yang tinggi terhadap pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hingga kuartal II-2017, Bank Mandiri telah membukukan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp78,1 triliun, dan telah menyalurkannya kepada lebih dari 938 ribu nasabah pelaku UMKM. “Pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR), perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,82 triliun,” jelas Tiko.
Demi menjaga tren positif yang telah dicapai enam bulan pertama di tahun ini, Tito mengaku, perseroan akan meningkatkan jumlah pengguna serta merchant kartu prabayar Mandiri e-money. Hingga Juni 2017, kartu pra bayar berlogo e-money yang telah diterbitkan oleh Bank Mandiri sebanyak 9,61 juta kartu dengan rata-rata transaksi per bulan sepanjang 2017 ini berjumlah lebih dari 36,8 Juta transaksi, dengan total nilai transaksi mencapai lebih dari Rp424,4 miliar per bulan. Saat ini, kartu prabayar berlogo e-money dapat digunakan untuk melakukan transaksi di 4.807 merchant dengan jumlah outlet sebanyak lebih dari 111,8 ribu unit di seluruh Indonesia. (lin)